8

62 12 4
                                    

"Yeah, pada akhirnya diri yang lemah ini mulai tahu. Mulai tahu bahwa tidak semuanya yang terlihat menyedihkan itu hanya diratapi dengan berdiam diri dan tangisan orang bodoh sepertiku. Memahami diri sendiri ternyata lebih sulit dari pada memahami orang lain. Saking sulitnya, bahkan hati dan pikiran terus saja bertengkar. Antara melampiaskan amarah, dan mencoba berdamai dengan waktu dan kenyataan. Meskipun pada akhirnya, pikiran lemah inilah yang selalu menang. Menang melampiaskan amarah tanpa perduli fisik lemah ini terluka. Yang jelas, yang lebih terluka bukan fisik. Tapi hati dan pikiran. Hati dan pikiran yang selalu memutuskan kehendak tuan lemahnya. Entah harus berdamai, atau terus melampiaskan amarah dan menangisi sesuatu yang tidak akan bisa disangkal. Meskipun sulit diakui, bahwa diri lemah dan bodoh ini, mengharapkan sepercik cahaya di dalam kegelapan hati yang kian menyelimuti dan membuat hati kian tersakiti."
-Goresan Tinta

Sumedang, 29 Agustus 2019

Note: Yang mau copas, dimohon untuk menyantumkan nama pengarang. Karena jika tidak dicantumkan, anda terkesan plagiat bukan copy paste

Goresan TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang