TIGA

1K 94 3
                                    

Suara isak tangis seorang gadis remaja seakan bersahutan dengan doa penutup dari pendeta yang mengiringi pemakaman . Gadis remaja 14 tahun itu begitu rapuh dalam dekapan sang ayah . Mata bulatnya terlihat sembab karena terlalu lama menangis .

Semua orang yang hadir di pemakaman itupun merasa prihatin melihat kesedihan putri tunggal keluarga manoban .

Lalisa ... Begitu terpukul dengan kematian bunda tercintanya .

Saat peti mati itu mulai di turunkan ke dalam liang lahat , dekapan dari ayah Lisa semakin ia eratkan . Jelas mereka berduka , ibunda Lisa sosok wanita baik dan lemah lembut . Hampir semua orang yang mengenal beliau , merasa kehilangan sama seperti Lisa dan juga sang ayah , Jimmy Manoban .

Taburan bunga sudah memenuhi gundukan tanah basah itu . Satu persatu para pelayat pun mulai meninggalkan area pemakaman . Termasuk Lisa dan juga ayahnya .

Dalam perjalanan pulang , hanya di isi dengan keheningan . Tidak ada yang berniat memulai percakapan . Lisa kecil bersandar lemah di dada bidang ayahnya . Sedangkan sang ayah , hanya mengelus lembut rambut hitam sebahu putrinya kesayangannya .

Karena kelelahan akibat menangis , Lisa pun tak kuasa menahan kantuknya . Ia tertidur dalam dekapan ayahnya . Sesampainya di kediaman mereka , Lisa pun langsung di bawa ke kamar tidurnya oleh sang ayah .

"Sleep well princes , ayah sangat menyayangi mu" . Ucap Jimmy sambil menyelimuti Lisa dengan selimut tebalnya . Menutup pintu , meninggalkan putrinya yang sudah terlelap di alam mimpi .

Seminggu setelah kepergian sang bunda , Lisa masih murung . Ia lebih sering menyendiri di dalam kamarnya dan ia pun tidak mau masuk sekolah . Ia merasa tidak bersemangat menjalani hari-hari tanpa bundanya .

Di minggu pagi , waktu setempat . Lisa sedang sarapan pagi bersama ayahnya . Sesekali ia mencuri lirik pada sang ayah yang sedang khidmat menikmati santap paginya .

"Ayah ..."

Jimmy mendongak , saat putrinya memanggil , lalu ia pun memfokuskan dirinya pada Lisa yang terlihat ingin mengatakan sesuatu .

"Ada apa sayang ? Ada yang ingin kau katakan pada ayah ?".

Lisa terlihat ragu , semalam Lisa sudah membuat keputusan . Tapi ia takut , ayahnya tidak menyetujui keputusan yang ia buat .

"Ayah , aku ingin tinggal di rumah bunda . Di garut ..."

Jimmy meletakan alat makannya ,lalu menghela nafas dalam . Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang ia duduki . Jimmy pun menatap sendu pada putri kesayangannya .

"Kenapa ?". tanya Jimmy kemudian .

"Aku hanya ingin dekat dengan bunda ..." Jawab Lisa dengan lirih .

"Apa kau yakin tinggal di sana ? ".tanya sang ayah kembali memastikan.

Lisa tersenyum kecil , lalu meraih tangan ayahnya untuk ia genggam .

"Sangat yakin . Aku akan baik-baik saja . Ayah tidak perlu khawatir , lagi pula ada mang Entis dan bi Noni di sana . Aku tidak akan sendirian ". Ucap Lisa meyakinkan ayahnya .

Jimmy terlihat berfikir , ada rasa sedikit tidak rela jika ia berjauhan dengan putrinya . Pasalnya, sekarang ia adalah orang tua tunggal Lisa . Jimmy hanya khawatir , jika Lisa jauh dari jangkauan nya .

"Tapi bi Noni tidak tinggal di rumah itu , Sayang . Dia tidak bisa menjaga mu 24 jam .. bagaimana kalau sesuatu terjadi padamu ? Dan ayah tidak ada di sana ?".

IN MY WAY [JENLISA] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang