Chapter 8

268 58 3
                                    

Di Jawa, para peneliti dan militer mulai memetakan di mana saja hewan-hewan besar ini berada, mereka beranggapan kalau makhluk-makhluk ini akan menjadi ancaman besar di kemudian hari jika tidak ada diadakan rencana pencegahan terhadap mereka.

Pihak pemerintah juga turut mengundang negara-negara lain, karena teknologi untuk meneliti belum terlalu mumpuni, serta kemungkinan ada ancaman berskala militer dari makhluk-makhluk seperti halnya pada Ahool terdahulu, untuk itu diperlukan kerjasama antar negara jika kejadian Ahool terulang atau malah lebih dahsyat dari kejadian di Bandung saat itu.

Sementara di pedalaman Kalimantan. Raynor dan pasukannya kehilangan keberadaan ular tersebut. Mereka memutuskan untuk menyudahi misi dan menundanya hingga keesokan siang. Meski tetap melakukan pengamatan secara intens dengan memasang kamera pengawas di dekat lubang-lubang lebar di tanah.

Raynor sedang tidur-tidur ayam di dalam tenda, ketika suara seseorang membangunkannya. Matanya terlalu berat untuk dibuka, badannya pegal-pegal.

"Kapten, maaf saya harus membangunkan Anda, tetapi Kolonel ingin bertemu,"

"Ah ya, terima kasih. Aku akan bersiap-siap,"

Raynor bangkit dan meminum air putih terlebih dulu, mencuci mukanya, dan pergi ke tenda Kolonel.

"Kolonel," Raynor memberi hormat kepada Kolonel Martin. Dia melirik melewati bahu Kolonel Martin ada tiga orang asing yang sedang memasang peralatan komputer, dibantu tiga orang prajurit.

"Ah, kau pasti bertanya-tanya, mereka para peneliti yang diperbantukan dari Amerika dan Jepang, mereka di sini membantu kita mendeteksi pergerakan di dalam kulit Bumi,"

"Apa ini berarti kita mulai membuka tangan ke pihak asing, Kolonel?" tanya Raynor hati-hati.

Kolonel Martin menggelengkan kepala. "Tidak, kita belum sepenuhnya meminta bantuan ke pihak asing. Setelah adanya serangan brutal di Bandung, dan kini di Kalimantan, memang ada beberapa negara yang menawarkan bantuan, tetapi pemerintah pusat masih merasa bisa menanggulangi semuanya. Hanya saja keterbatasan alat penunjang membuat kita menerima bantuan, itu karena mereka berhasil membuat alat yang bisa mendeteksi keberadaan makhluk hidup di dalam tanah,"

"Aku tak mengerti,"

"Kau tak perlu mengerti, karena ini memang bukan tugasmu. Selain itu, apakah ada sesuatu yang aneh tentang ular ini?"

"Belum ada laporan tentang pergerakan ular ini. Kami juga belum tahu sifat ular ini. Saat melawan Ahool, makhluk itu mampu mengendalikan ratusan atau bahkan ribuan kelelawar kecil, namun untuk Ular Nabau apakah binatang ini bisa atau tidak kami belum tahu," ungkap Raynor melaporkan.

Kolonel Martin mengernyitkan dahi. "Jika ular ini mampu mengendalikan ribuan ular lainnya, itu akan sangat merepotkan dibanding ribuan kelelawar."

Raynor sepakat, dia juga memikirkan ini. Apalagi jika ular itu jenis yang berbisa.

"Kolonel, untuk pencegahan bagaimana kalau kita meminta pos-pos kesehatan, klinik, puskesmas, sampai rumah sakit untuk mempersiapkan serum ular berbisa? Ini untuk kemungkinan terburuk jika Ular Nabau mampu mengendalikan ular-ular lainnya," kata Raynor mencetuskan ide yang terpikir secara mendadak.

"Tentu saja, tindakan pencegahan lebih baik. Aku akan meneruskan rencana baikmu kepada atasan dan juga pejabat setempat, aku juga akan meminta bantuan tambahan pasukan untuk berjaga di daerah padat penduduk, terutama perkotaan," ujar Kolonel Martin.

"Saya akan mengatur pencegahan ini lebih lanjut, Kolonel,"

"Oke, lakukan saja, Kapten Ray,"

Raynor langsung mengatur pasukan untuk disebar di desa atau pemukiman terdekat. Dia juga terus menjalin komunikasi langsung dengan pasukan di Samarinda dan Palangkaraya.

GarudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang