Puisi Untuk Bulan

15 1 0
                                    

Pagi ini aku bersiap-siap di rumah sebelum jemputanku datang, hari ini aku akan melakukan study bersama teman-teman seangkatanku. Aku seorang mahasiswa berumur 19 tahun, kali ini aku sedang ada study dari kampus untuk meneliti ekonomi di sebuah desa kecil, ya aku mengambil jurusan Ekonomi. Katanya aku dan kawan-kawan akan tinggal di rumah kepala desa di sana selama kurang lebih 4 hari.

" Andrew, mau bawa sambal kesukaanmu gak." Ibuku berteriak dari dapur menawari sambal khas buatannya yang kalau aku makan harus ada. " Iya, agak banyakan ya maa.. soalnya temen-temen mau katanya" ucapku memberi tahu mamaku. Jemputan telah datang dan aku pun suda siap, setelah pamit pada mamaku akupun masuk mobil dan meluncur...

Di jalan kami berbicara mengenai aktivitas dari study kami nanti, dan kami juga bertukar cerita tentang tempat yang akan kami tuju di desa Banyusari, Jawa Tengah yang katanya desa itu banyak menyimpan kisah horror. Aku sedikit tidak percaya dengan kisah tersebut, ya.. karena memang aku kurang percaya pada hal yang berbau mistis menurutku setiap kejadian pasti ada logikanya.

Akhirnya kami sampai juga di desa Banyusari tepat jam 14.00 siang, karena baru sampai akhirnya dosen pembimbing kami memperbolehkan kami jalan-jalan. Kami menyambutnya dengan penuh kebahagiaan, seandainya dia langsung menyuruh kami melakukan pengumpulan data sekarang juga kami akan memprotes. Akhirnya kami jalan-jalan juga, tak lupa ada sesi foto bersama sampai foto narsis para kaum perempuan di dekat pesawahan yang amat hijau. Kami balik ke rumah Kades sekitar jam 17.00 sore, lalu kami mandi dan istirahat karena jumlah siswa ada 10 orang, 6 orang laki-laki dan 4 orang perempuan maka dibagi ke 2 rumah kami kaum lelaki di rumah Kades dan kaum Perempuan di rumah warga yang ada sekitar 50 m dari rumah Kades.

" Wuihh.. gue belom puas jalan-jalan nih bro, gimana kalo ntar malem jalan-jalan lagi?" usul temanku yang bernama Dimas sambil celingukan takut ada dosen, " Iya ya, tapi ngeri juga bro kalo jalan di desa nan sepi malem-malem." Temanku tonny bicara dengan gaya bahasa Indonesia yang puitis namun terkesan lebay. " Ahh.. kita ini mahasiswa, berpikir realistis aja kali.." jawabku enteng,ya.. memang aku gak percaya sama hantu-hantuan. " Yaudah kita fix yaa ntar malem jalan-jalan lagi." Tanya Dimas yang langsung disetujui oleh seluruh anggota kecuali tonny yang kayaknya masih ragu denga keputusan kawan-kawannya.

Malam pun tiba, kami benar-benar akan melaksanakan rencana kami ini dan kami telah menyusun strategi agar dosen kami tak menyadari. Sekitar jam 20.00 kami melancarkan rencana karena memang jam segini para warga kebanyakan telah kabur dibawa mimpi.

" Eh bro cari warung kali yaa? Buat kita nongkrong." Ucap Dimas ala pemimpin Ekspedisi besar. " Yaudah yuk! Kalo gak salah ada 2 km dari sini tapi katanya lewat jalan sepi, sedikit." Ucap salah satu temanku yang tadi siang banyak bertanya seluk beluk kampung pada pak Kades. Kami berbincang bincang di sepanjang jalan sampai di jalanan yang sepi terdengar

Wahai bulan yang menawan

Temani aku bersama angin malam

Karena kini aku sendiri tak berkawan

Kami yang mendengar hal itu sontak saling pandang dan mencari sumber suara tersebut, ternyata tepat di pinggir jalan ada seorang wanita berbaju putih berambut panjang yang sedang tersenyum kepada kami dengan sudut bibir yang berdarah. Kami yang takut lari tunggang langgang balik ke rumah pak Kades dan masuk secara paksa. Alhasil seisi rumah bangun dan bertanya pada kami namun kami hanya terdiam dan saling pandang. Keesokan harinya ketika kami akan melakukan pengumpulan data kami kompak mengatakan ingin ambil jalan lain, dan akhirnya kami memutar jalan umtuk menuju rumah warga yang lain.

Horror StoryWhere stories live. Discover now