Chapter one🦄

0 0 0
                                    

Kita ini teman?

"Hallo, assalamualaikum..." ucap cowo disebrang sana, Bilqis tersenyum bahagia mendengar suara itu, ya walaupun hanya lewat telepon setidaknya dia masih ingat untuk tetap mengabarinya.

"Waalaikum salam, hey kak, apa kabar?" sambil terus menahan senyum, Bilqis tidak lupa menanyakan kabarnya.

"Hahha, kakak baik, baru juga dua hari,"

Namanya Adam, sejak dua hari yang lalu dia meminta ijin pada Bilqis untuk menaklukan gunung yang ada di pulau jawa, selain pecinta alam, Adam juga cinta Bilqis.

Ciaaaaah.

"Kakak belum naik ya, tumben bisa nelpon, biasanya kalo udah ada di gunung udah deh kabarnya ilang, bikin khawatir."

Disebrang sana, bisa dipastikan Adam sedang tersenyum bahagia.

"Cieee yang khawatir... Belom Bil, nanti pagi jam tujuh mungkin, soalnya kakak baru sampe dirumah sodara temen kakak, jadinya di undur besok nanjaknya."

Bilqis melirik jam dinding yang menempel di dinding kamarnya, jam setengah sepuluh malam.

"Ya udah kakak istirahat dulu aja, cape kayaknya abis perjalanan jauh, lagian udah malem juga kak." ucap Bilqis.

Dengan berat hati Adam pun mengiyakan ucapan Bilqis, ya walaupun dirinya masih rindu.

"Siap komandan, besok jangan lupa mandi, gosok gigi, beresin kamar, sarapan, dan..."

"Dan?"

"Semangat sekolahnya sayang, assalamualaikum."

Tuut...

Lengkungan tipis pun tercipta pada bibir Bilqis, Adam memang seperti itu, sedikit malu-malu saat mengatakan hal-hal romantis, terlebih lagi pada Bilqis, cewek yang ia sukai atau bahkan ia dekati dari kelas sepuluh.

Bilqis menaruh hapenya di atas nakas lalu beranjak naik ke tempat tidur.

"Tarik napaaas, astaga kangeeeen." satu nama yang sudah terlintas di otaknya, Adam reonald. Lelaki yang satu tahun belakangan ini mengambil alih hatinya, menjadi penguasa di hati seorang Bilqis nafyasha. Dulu saat di dekati oleh Adam, Bilqis sangat tidak suka, dia beberapa kali menolak Adam, sangat berusaha menjauh dari kakak kelas yang lumayan populer itu, hingga pada akhirnya, saat dia tertimpa banyak masalah, hanya Adam yang tetap menghubunginya, hanya Adam yang masih mendekatinya, hanya Adam yang selalu menyemangatinya, hingga Bilqis jatuh hati pada lelaki pecinta alam tersebut.

Mengingat hal itu, Bilqis sedikit geli, kenapa dia dulu berlaku seperti itu pada Adam, Adam tidak mempunyai kekurangan, dia tampan, kaya, cukup populer di SMA, juga tidak sedikit perempuan yang menyukai Adam. Hanya karena Bilqis masih mencintai seseorang di masa lalunya.

Bilqis mengambil hapenya dan membuka foto-fotonya bersama Adam, ada satu foto yang di ambil dengan tidak sengaja, dia tersenyum melihat foto itu, saat Adam sedang menggendongnya karena kaki Bilqis yang terkilir saat mencoba bermain futsal.

Bilqis memeluk hapenya, "Kak Adam, kangen."

•••

Suara jam beker yang memekakan telinga cukup membuat Bilqis bangun dari tidurnya, dia beranjak dari kasur  lalu melangkah memasuki kamar mandi untuk bersiap pergi ke sekolah.

Tidak butuh waktu lama, Bilqis keluar dari kamar mandi dengan wangi khas lavender, memakai baju lalu turun ke bawah untuk sarapan.

"Selamat pagi ayah, ibu." sapa Bilqis sambil mengecup pipi kedua orangtuanya.

"Pagi sayang," balas mereka berdua.

KompliziertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang