3. Unclear Relationship side

846 42 150
                                    

Warning: Yaoi, messy writing, typo, curse word, 18+ (be wise!)

.

.

.

Menahan gejolak perasaan cinta bukanlah perkara mudah. Terutama jika yang kau bicarakan adalah apa yang kau rasakan pada seseorang yang selalu berada di dekatmu setiap waktu. Tidak, tidak tepat begitu. Tapi setidaknya kau bisa menyebutnya seseorang yang selalu berada di sana untukmu setiap kali kau merasa terpuruk dan butuh untuk dipeluk.

Begitulah yang Johnny rasakan saat ini.

Ten adalah teman terdekatnya semenjak bertemu di hari pendaftaran mahasiswa baru. Keduanya bertemu tanpa sengaja, berkenalan, menjadi satu-satunya yang dikenal satu sama lain–awalnya–dan secara takdir memulai sebuah hubungan yang kau sebut persahabatan. Mereka benar-benar loyal, meskipun sama-sama tidak membatasi satu sama lain untuk menjalin hubungan kasih dengan orang lain. Terutama Ten tahu jelas Johnny yang suka sekali menggodai demigod sana-sini. Tapi tetap saja, Ten adalah tempat bagi Johnny untuk kembali. Berbeda dengan Ten yang tidak punya pacar karena alasan ia tidak merasa tertarik dengan hal itu saat ini. Ia hanya memfokuskan diri pada mata kuliah dan bagaimana ia mengendalikan super powernya. Tidak, tidak. Itu bukanlah sebuah alasan. Itu adalah kenyataan.

Memasuki tahun ketiga, keduanya bernapas di dalam ruangan kamar yang sama. Ya, mereka–secara takdir lagi–menjadi roommate. Di sinilah untuk pertama kali mereka melakukan hubungan badan, berlandaskan rasa penasaran. Keduanya menikmati sentuhan terdalam itu. Ten akan selalu bersedia takluk di bawah dominansi Johnny. Hingga kedua demigod populer ini melakukannya nyaris setiap malam, tanpa rasa cinta.

Tidak peduli semelelahkan apapun tugas laporan magang.

Tidak peduli seberat apapun mandat dari organisasi masing-masing–mengingat keduanya adalah sama-sama ketua BEM dan juga aktif di organisasi lain–tapi justru demikianlah cara mereka melepas penat. Dengan ini, hubungan persahabatan keduanya semakin erat.

Tahun keempat, perlahan perasaan itu datang di saat yang tidak tepat. Salah satu dari mereka kalah, dia mengaku lemah. Orang yang tidak diduga-duga, Seo Johnny.

Dan terkutuklah suara tawa Nakamoto Yuta saat dia mengetahui hal ini dari mulut Johnny sendiri, memang sebuah kebodohan untuk curhat padanya. Seharusnya dia curhat pada anak Aprhodite atau Eros, tapi sudahlah.

Tahun ini keduanya tidur di ruangan terpisah. Johnny dengan Taeyong, Ten dengan Doyoung. Mereka sesungguhnya bisa beradaptasi dengan baik bersama roommate-nya masing-masing. Hanya saja, tetap saja rasanya berbeda. Jadi terkadang putra Zeus itu meminta putra Hades untuk bertukar kamar dengan sang putra Ares pada beberapa malam. Taeyong tidak keberatan, tentu saja. Toh dia sendiri juga suka meminta Johnny untuk bertukar kamar dengan Yuta–if you know what he meant.

Di situ Johnny mengakui bahwa ia mencintai sahabatnya itu. Bukan sekadar jatuh cinta. Bukan hanya sebuah perasaan di mana ia mengagumi Ten seperti seorang penggemar pada seorang idola. Lebih dari itu, ia benar-benar mencintai Ten, sebuah perasaan di mana ia ingin melindungi, dan memilikinya seutuhnya. Dari ujung kaki hingga ujung kepala. Dari raga hingga jiwa. Semuanya.

Tapi Ten menolaknya.

Johnny sudah sedikit menerka bahwa ini adalah penolakan yang akan ia dapatkan. Dan ia sendiripun sudah bersedia menerima apapun jawabannya.

Ten tidak menginginkan hubungan lebih di antara mereka? Baiklah, Johnny tidak akan memaksa. Meskipun ia memiliki aura dominan yang begitu kuat, sifat gentle yang ia miliki mengalahkan segalanya. Ia bertekad untuk terus membuat Ten merasa nyaman bersamanya, apapun nama status hubungan yang mereka punya. Johnny tidak peduli. Asalkan ia tidak kehilangan putra Ares itu dari sisinya, ia–mungkin–akan baik-baik saja.

Field DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang