Wand

156 27 14
                                    

Sudah lebih dari seminggu Wooseok berada di Hogwarts, dan hari ini ia harus berlatih fisik karena beberapa hari lagi perlombaan pertama di mulai.

Sedari tadi lelaki mungil itu latihan, fokusnya terbagi menjadi dua. Pertama sudah pasti dengan latihannya dan yang kedua karena adik dari lawannya, Hangyu, ditambah mukanya yang sedikit babak belur.

Tidak, Hangyul anak baik kok, jadi dia tidak akan bertengkar kecuali beralasan. Nah alasan dibalik bibirnya yang robek -sampai berdarah- juga tulang pipi yang membiru disebabkan karena ia membantu Seungwoo berlatih.

Seungwoo saking bersemangatnya berlatih sampai tak menyadari bahwa ia memukul adiknya terlalu kencang.

Ryujin yang tiba-tiba datang dengan muka bantal langsung memukul kepala Hangyul karena kesal -Kesal karena tidurnya diganggu- lalu menyuruh kakanya untuk kembali ke kapal Durmstrang untuk diobati, sayangnya Hangyul menolak dengan dalih menemani Seungwoo latihan. Padahal, Hangyul masih mau menemani Wooseok, bukan Seungwoo. Akhirnya Ryujin menarik tangan Seungwoo meninggalkan Hangyul dan Wooseok.

Tadinya tiga peserta berlatih bersama, namun Rigel si Slytherin menjadi yang pertama selesai, katanya ia harus memeriksa sesuatu di perpustakaan. Wooseok menyukai si gadis berambut coklat karena sifatnya yang menyenangkan. Sepanjang latihan, mereka berdua akrab seperti teman lama.

Jadi lah sekarang Wooseok berlatih ditemani Hangyul dengan senyum lebar sembari sesekali meringis kesakitan. Pukulan Seungwoo kan lumayan.

Wooseok kan jadi tidak tega melihatnya, jadi ia menyelesaikan latihannya dan berjalan menuju Hangyul yang duduk diatas kayu.

Hangyul menepuk sebelah kanannya menyuruh Woooseok untuk duduk, mengambil handuknya di dalam tas.

Ia memiringkan tubuhnya ke arah Wooseok, merapihkan poni Wooseok yang agak lembab, melap wajah dan leher -uhuk- Wooseok yang berkeringat pelan-pelan sembari menikmati keindahan Wooseok dari dekat.

Wooseok sih tak masalah, malah nyaman. Apalagi dengan perlakuan lembut Hangyul juga karena aroma dari Handuk dan tubuh Hangyul yang terkesan maskulin namun menenangkan. Seperti perpaduan antara pepohonan cedar, musk dan lautan menyatu.

" Ka Wooseok lelah ya? Habis ini istirahat ya. Besok baru cari tahu tentang naga-naga di perpustakaan Hogwarts. Kata Seungyoun di sana lengkap. Besok aku bantu cariin."

Wooseok tersenyum tipis,
"Hm, terima kasih Hangyul." Hangyul tak kuat melihat senyum Wooseok, Wooseok diam saja sudah manis apalagi tersenyum ditambah Hangyul melihatnya dengan jarak dekat. Ingin rasanya Hangyul memasukkan Wooseok ke dalam tas kecil yang selalu Hangyul bawa.

"Ayo, aku antar ke kereta kuda Beauxbatons."

Dari Hari pertama mereka bertemu sampai saat ini, Hangyul selalu berusaha berada di dekat jangkauan Wooseok. Entah saat Wooseok dan peserta lain latihan -seperti hari ini- atau seperti saat Wooseok berjalan-jalan mengitari Hogwarts.

Wooseok tidak risih, ia merasa senang karena mempunyai teman baru. Sebenarnya, Wooseok tahu kok kalau Hangyul berusaha mendekatinya, atau bahkan menyukainya. Bukannya sombong tapi kenyataannya banyak murid dari Hogwarts dan Durmstrang yang sering menyapa, selain itu ada beberapa dari mereka memberikan surat berisi pernyataan cinta dan coklat.

Sayangnya, Wooseok hanya menerima barang-barang tersebut tanpa membuka apalagi memakannya. Temannya, Louis tiba-tiba menyukai salah satu gadis Gryffindor. Ternyata setelah ditelusuri lebih dalam, coklat yang dimakan Louis mengandung Amortentia. Kronologinya, Wooseok memberikan coklat-coklatnya kepada Louis karena Louis bersedih -Wooseok tak tau alasannya- dan sebagai teman yang baik akhirnya Wooseok memberikan semua coklatnya. Untung saja Wooseok tidak pernah memakan semua pemberian mereka.

Marsepein ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang