Perebutan Telur.

102 21 15
                                    

Matanya melihat naga tersebut yang berada di sekitar sarang berisi telur. Telur emasnya diantara telur-telur asli naga. Tanpa sengaja ia melirik Hangyul yang duduk bersama adik dan sahabat-sahabat Hangyul.

Hangyul tersenyum ke arahnya, mengacungkan ibu jarinya dan bibirnya yang bergerak seperti mengucapkan sesuatu yang entah apa tapi hal tersebut membuat Wooseok sedikit tenang dan bersemangat.

Dengan perlahan Wooseok mendekati si naga. Mengendap-endap di balik batu. Mencari celah agar dapat menjangkau telur emas. Beberapa batu berjatuhan karena terinjak. Si naga mulai bergerak tiba-tiba, merasa terancam seperti ada sesuatu yang mendekati telur-telurnya. Sayapnya merentang menutupi telur-telur. Kepalanya menengok ke kanan dan kiri melihat seluruh arena yang terisi batu.

Wooseok langsung menundukkan kepalanya. Tidak sengaja mata si naga bersibobrok dengan Wooseok. Geraman terdengar disambung kepulan api. Saat itulah si naga yang paling cepat, terbang menuju Wooseok sesekali menyemburkan api.

Tanpa pikir panjang, Wooseok merapalkan mantra ke arah naga.

"Impedimenta!"

Seketika kecepatan terbang vipertooth melambat, Wooseok berlari menghindari semburan api. Ia tergelincir sampai- sampai ia terjatuh dan jubah birunya robek, kulitnya tergores berdarah.

Wooseok terus berlari walau agak sedikit pincang, kakinya yang tadi tergelincir sangat sakit.

"Pergerakan yang bagus Mr. Wooseok! Cepat berlari!" teriak komentator lomba.

"Hati-hati! Iyaaa!! Sedikit lagi mendekati telur!!!"

Bising terdengar dari luar tenda. Rigel masih seperti tadi, bergerak kesana kemari menghilangkan gugupnya, apalagi saat mendengar geraman naga yang dilawan wooseok. Seungwoo yang melihatnya pusing, apa tidak lelah bergerak terus.

"Rigel, kumohon duduk tenang. Nanti energimu cepat habis, setelah Wooseok selesai, kamu masuk arena."

"Tidak bisa Seungwoo, aku harus bergerak untuk menghilangkan kegugupan. Aku juga khawatir dengan Wooseok. Kamu tahu kan naga yang dilawan Wooseok juga memangsa manusia?"

Pekikan penonton membuat Seungwoo dan Rigel terdiam.

"Ya ampun! Ia terkena semburan api! Apakah tidak apa-apa? Oh syukurlah hanya terkena jubahnya saja!"

Suara-suara penonton masih terdengar, ditambah pembawa acara mengomentari setiap pergerakan Wooseok.

Hingga sekitar sepuluh menit kemudian sorak-sorai terdengar. Sepertinya Wooseok berhasil mengambil telur emas tersebut.

Komentator masih berbicara memberikan info tentang skor yang juri berikan dan keadaan Wooseok yang harus diobati.

Rigel menyiapkan diri, berjalan membuka pintu tenda.

"Rigel, semangat!"

Ucapan Seungwoo dibalas dengan anggukan sebelum Rigel melangkah memasuki arena.

Peluit dibunyikan, suara-suara kembali terdengar. Seungwoo kini sendirian di dalam tenda. Duduk termenung memikirkan apa yang akan ia lakukan nanti saat di arena.

"Ppstt.. Seungwoo."

Jinhyuk memasuki tenda diikuti Ryujin, Seungyoun dan Hangyul. Seungyoun diantara kaka beradik agar tidak terjadi keributan.

Ryujin duduk di sebelah kanan kakaknya, mengusap lembut punggung tegap Seungwoo agar lebih tenang. Jinhyuk di sebelah kirinya menggenggam kepalan tangan Seungwoo yang perlahan mengendur.

"Kamu pasti bisa Woo! Aku percaya itu. Jangan gugup, anggap yang di arena itu seekor anjing. Tinggal lempar sesuatu dan anjing itu kalah. Ya umpamakan seperti itu."

Marsepein ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang