"Seungwoo, lihat Hangyul tidak?"
Seungwoo menengadah menatap Wooseok yang berdiri di belakangnya serta dua orang -Ryujin dan Jinhyuk- yang duduk di depan Seungwoo juga ikut menatap Wooseok.
"Tadi sih dia bilang mau ke perpustakaan Hogwart, Ka," Ryujin menjawab sembari mengunyah coklat yang teman barunya beri.
"Loh? Buat apa? Tugas dia?"
Seungwoo berdiri dari duduknya dan langsung menggenggam tangan Wooseok, membawa mereka menjauhi kedua orang tadi, menuju tempat yang agak sepi.
Lorong panjang dengan taman di sampingnya menjadi pilihan Seungwoo, hanya segelintir murid yang berjalan melintas, beberapa dari mereka mencuri pandang untuk sekedar melihat dua peserta turnamen.
"Udah mecahin teka-teki telurnya?"
Pertanyaan pertama terlontar dari bibir tebal Seungwoo. Gelengan pelan sebagai jawaban.
"Huft.. Pantes." Helaan napas disertai jari panjangnya menekan batang hidungnya.
"Kenapa memang?"
"Hangyul dari kemarin bikin pusing, sibuk mecahin teka-teki telur. Padahal bukan dia yang jadi peserta tapi dia yang ribet."
"Loh buat apa? Adik kamu aneh banget. Oh, dia bantuin kamu?"
"Engga, aku malah ga ditanyain sama dia Seok. Dia mau bantuin kamu. Tiap hari pergi ga tau kemana, sibuk banget pokoknya. Sekalinya nanyain juga sangkut pautnya sama telur atau clue, bukan perkembangan kakaknya gimana."
Kali ini Wooseok ikutan pusing. Untung Hangyul bukan adiknya, bisa pusing dia kayak Seungwoo kalau punya adik modelan Hangyul.
"Gini deh, aku kasih tahu kamu cara mecahin si telur. Kasihan, ga tega ditambah aku ga mau pusing berkepanjangan cuma karna Hangyul." lanjut Seungwoo.
"Ini ga papa?" ragu, Wooseok ragu. Memang boleh ya melakukan hal seperti ini? Apalagi mereka di turnamen sebagai Rival.
"Ga papa, toh aku nemuinnya juga gampang. Kuncinya cuma mandi di kamar mandi khusus prefek asrama Hogwarts. Dan kalau bisa malem-malem."
Wooseok bingung, ini ga salah mandi malem-malem? Di kamar mandi Hogwarts pula.
"Mandi.. Biasa?""Engga.. Kamu mandi sama telurnya."
Kepalanya mengangguk kecil, Seungwoo gemas dengan Wooseok. Benar kata Hangyul, Wooseok seperti kucing.
"Tapi aku ga tau itu di mana.."
"Kita minta Jinhyuk untuk gambarin petanya."
Tengah malam, jam besar menunjukkan pukul 12 malam. Suasana sepi tak ada aktifitas, lukisan-lukisan di dinding juga sedang tertidur, lilin dan obor terbakar dengan api kecil menyebabkan kastil terlihat temaram.
Susah payah Wooseok menarik Hangyul ditambah dirinya harus mengendap-endap agar tidak ketahuan, sesekali mengecek kertas berisikan peta hasil gambaran Jinhyuk. Untung saja semua barang seperti telur emas serta baju ganti dibawa Hangyul.
Berjalan memasuki koridor gelap dan sampailah mereka di depan patung boris yang kata Jinhyuk patung bodoh yang kebingungan berarti menunjukkan bahwa mereka sudah dekat. Terpisah oleh satu tiang besar, sebuah pintu diyakini Wooseok sebagai pintu kamar mandi, berdiri tepat di depannya dan menggumamkan kata kunci.
"Pinus segar."
Pintu terbuka, segera saja Wooseok masuk dan masih dengan aktifitas menarik Hangyul, lalu menutup pelan.
Wooseok puas melihat interior kamar mandi khusus prefek. Sesuai dengan seleranya. Seluruh sisi kamar mandi terbuat dari marmer putih mengkilat, kandelier tergantung di tengah ruangan. Lukisan dan jendela kaca menggambarkan putri duyung berambut abu-abu panjang tengah tertidur di atas karang, rambutnya bergerak sesuai hembusan napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsepein ✔
FanfictionTriwizard Tournament. Glory, Love, etc. Hangyul X Wooseok BxB Complete ✔