Chapter 2

14 1 0
                                    

Sudah lima menit sejak aku dan Jeffy terdiam dalam mobil ini. Suasananya tidak gelap ataupun menyedihkan. Hanya saja ini sudah menjadi kebiasaan bagi keluarga kami untuk diam dalam mobil seperti ini. Pikiranku yang dari tadi melayang ke arah jendela seketika kembali lagi saat melihat seorang gadis dengan seragam sekolah itu.

Gadis itu mempunyai rambut merah, dan kulit putih pucat.

Ya, aku tahu itu bukanlah dia. Dia tak mungkin ada disini. Tapi tetap saja, seketika jantungku terasa terhenti.

Rosanna Alexi Jeffrey. Nama itu terlintas dalam kepalaku. Perempuan dengan rambut merah membara dan figurnya yang estetis itu dipanggil Rose.

Kalau aku disuruh mendeskripsikannya, kurasa satu kata cukup. Dia cantik. Dia wanita terkuat yang pernah kutemui.
Dia selalu membuat ku tersenyum dari pagi sampai malam. Sejujurnya aku mengenalnya sejak lama. Saat itu aku membecinya, alasannya sangat konyol sampai saat ini rasanya aku ingin tertawa kerena alasan itu. Tapi itu adalah cerita untuk lain kali.

Aku sangat merindukanmu, Rose.

Itulah kata yang terpikir dalam pikiran ku sekarang ini.

...

SMA, bagi beberapa orang SMA merupakan jaman yang membahagiakan. Kejadian-kejadian konyol. Guru killer. Serta pasangan-pasangan menyebalkan dimana-mana. Jaman dimana SMA seperti kebun binatang penuh dengan binatang bernafsu. Aku sebenarnya tidak masalah dengan itu. Justru aku menikmatinya. Bahkan aku mendapatkan julukan.
Aku memiliki julukan,

Mr. Perfect
Itulah julukanku.

Aku termasuk the most wanted di sekolahku banyak kaum kaum hawa yang menginginkanku sebagai pasangannya dan kaum kaum adam yang iri kepadaku karena aku tampan, pintar dan kaya.

Aku termasuk anak kesayangan semua guru disekolahku.
Aku sangat luar biasa. Bisa disemua bidang disekolahanku, apalagi dalam bidang olahraga yaitu basket.

Aku selalu mendapatkan piagam dan piala. Walaupun aku sudah mendapatakn piagam dan piala dalam bidang basket aku masih saja kurang puas dalam prestasiku itu.

Aku merasa bersalah kepada- NYA

Rosanna Alexi Jeffrey itulah namanya, dia selalu dipanggil oleh teman-temannya Rose.
Dia anak yang sangat dingin kepada orang lain kecuali kepada teman-temannya, dia anak yang cantik dan juga cermat.

Dia juga punya sebidang prestasi dalam bidang, menyanyi, debat dalam bahasa inggris dan juga menari.
Dia sebagai panutan banyak siswa disekolahan itu.

Walaupun kalian mengira kehidupan nya bahagia itu salah besar,...

Aku tau dia selalu berpikir didalam hatinya
"Aku ingin mengakhiri hidupku ini dengan cepat"

Dia selalu tersenyum kepada teman-temannya tetapi aku tahu senyuman manis yang tertera di wajahnya itu palsu
Aku menyesal atas apa yang kulakukan kepadanya

Tapi dia tidak pernah menyalahkanku. Justru, dia mengisi hari hariku dengan warna yang tidak kutahu.

Hari pertama aku bertemu dengannya setelah sekian lama terjadi begitu cliche. Hari itu hari yang dingin. Waktu itu aku ingat dengan jelas, bahwa Rose sedang duduk di taman. Wajahnya menghadap kebawah, lengkap dengan tangan yang menutupi wajahnya. Jujur, saat itu aku tidak mengenalnya. Bahkan, aku hampir lupa dengannya setelah bertahun-tahun aku mencoba melupakannya. Aku tak tahu apa yang merasukiku saat itu. Tapi melihat seorang gadis remaja yang seharusnya tertawa ria dengan teman-temannya malah duduk diam di tengah musim gugur yang dingin membuatku dengan tidak sadar mendekatinya dan duduk disampingnya.

"Apakah kau baik-baik saja?"

Pertanyaanku dibalasnya dengan tatapan dingin. Mata merah bekas menangis itu terlihat dengan jelas. Setelah beberapa saat menatapku dia menjawab balik pertanyaanku dengan pertanyaan.

"Apakah aku terlihat baik-baik saja?"

"Tidak" jawabku dengan blak-blakan. Sungguh, saat itu aku berpikir hal yang lain.

Tapi aku tidak menduga, bahwa cewek itu sangat tersakiti dan dia adalah wanita yang mengubah kehidupanku selama-lamanya.

I'm Sorry, GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang