Permulaan

27 7 0
                                    

Sehari setelah seminar buku kemarin, tiba-tiba saja ada kiriman bucket bunga ke rumah Athalla. Bunga Tulip, selama hidupnya Athalla belum pernah mendapat kiriman bunga, dekat dengan lelaki saja tidak pernah. Bagi Athalla menjalin suatu hubungan merupakan masalah baru dalam hidupnya. Athalla tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal semacam itu meskipun Athalla sudah harus terbuka terhadap hal-hal yang berhubungan dengan cinta. Karna umurnya terus bertambah dalam setiap harinya, dia pernah berpikiran dibanding mencintai sebegitu dalam lebih baik dicintai dengan apa adanya.

Tertulis surat dalam bunga itu
"Untuk Rania, si pecinta buku mungil dan cantik seperti bunga tulip ini, have a nice day Ra"
Ra, setelah bunga itu sampai dirumahmu. Aku mau berusaha untuk membuatmu bahagia, membuatmu tersenyum adalah tujuanku sekarang. Jangan bertanya kenapa, karna kamu pasti tahu jawabannya.
"Hanya ingin", mencintaimu sekarang adalah keinginan ku."
"Tapi inginku yang ini serius Ra"
Darimana kamu tahu alamat rumahku, pasti itu yang kamu tanyakan didalam kepala mu kan?
"Kan data seminar kemarin harus menyertakan alamat rumah setiap peserta yang hadir, aku mencatat nya ra hehe"

Entahlah Athalla hanya masih tidak percaya saja, bagaimana mungkin jatuh cinta bisa secepat itu. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa, dia hanya tidak ingin memberi harapan bagi Raihan untuk mendekatinya, omong kosong pada sebuah kata-kata ingin membuat Athalla bahagia, kebahagiaan merupakan hal yang mustahil untuk diucap hanya dengan kata-kata. Selama ini kebahagiaan selalu menghindar dari hidupnya. Jadi bagaimana mungkin Raihan sebegitu mudah mengucapkan kata dari pekerjaan sulit itu.

Untungnya dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, jadi tidak ada yang bertanya perihal bunga ini. Dan Athalla terlalu malas untuk menjawab apapun pertanyaan yang pasti akan diajukan.

Athalla tidak merasakan apapun, hanya terkejut bahwa kenapa harus Athalla? Pikirnya. Athalla hanya wanita biasa yang bahkan sangat tertutup pada dunia dan tidak berharap dikenal selain oleh orang-orang yang terlibat dalam hidupnya. Sepi sudah menjadi teman sejatinya, jadi Athalla tidak peduli, Athalla tidak ingin dibuat percaya akan harapan-harapan dari kebahagiaan yang selama ini sebenarnya ia tunggu. Athalla sudah lelah untuk memahami apa arti kebahagiaan. Athalla hanya ingin menjalani hidupnya seperti biasa.

Handphone Athalla berbunyi, panggilan dari nomor yang tidak ia kenal. Athalla selalu mengangkat nomor yang tidak dikenal, takut ada sesuatu yang penting pikirnya, dan Athalla pun mengangkatnya.

"Hei Ra, sudah terima bunganya?"
"Tau nomorku dari siapa?"
"Harusnya kamu tidak perlu bertanya lagi, semua identitas di daftar seminar dari mulai alamat rumah sama nomor hp mu, aku punya ra"
"Maumu apa?"
"Menjadi milikmu"
"Kalau tidak ada yang penting aku tutup saja Raihan"
"Kalau kamu terlalu mudah aku dapatkan, maka aku tidak menginginkan nya, jadi biar saja aku kamu abaikan Ra"
"Tapi aku tidak pernah meminta semua ini"
"Aku hanya mau kamu menerimanya, itu saja. Hanya ingin"
"Kenapa? Apa alasannya?"
"Apa mencintai perlu alasan?"

Percakapan terhenti karena Athalla langsung menutup telpon itu. Athalla tidak mau mengizinkan siapapun mengendalikan hidupnya lagi. Sakitnya berharap kepada manusia membuat Athalla menyadari perihnya merasakan luka sendirian. Bahkan orang tuanya sendiri yang pertama kali mengkhianati kepercayaan itu. Athalla sudah tidak percaya.

Seperti biasa untuk membunuh semua sepi nya, Athalla membuat dirinya sibuk dengan membaca buku. Setelah selesai mengerjakan tugas kuliah dari dosen biasanya Athalla menyempatkan di setiap harinya untuk membaca buku. Baginya membaca sudah menjadi makanan kesehariannya, dan secara bergantian terkadang ia juga mulai melanjutkan menulis cerita yang sedang ia buat dengan besar harapan kelak tulisannya bisa abadi dan menjadi sebuah novel. Meski sebenarnya tidak ada yang menarik dari tulisannya, apalagi tentang apa yang ia tulis.

Athalla tahu, tapi kenapa Athalla harus peduli. Yang penting itu membuat Athalla senang. Sesekali Athalla meminta pendapat ricca untuk merevisi tulisan yang ia buat. Memang asik terbilang punya teman yang memiliki kesukaan dan minat yang sama dalam dunia buku. Butuh waktu 1 tahun lamanya untuk ricca bisa dekat seperti sekarang ini dengan Athalla, karna Athalla bukan orang yang mudah didekati. Tapi ketulusan ricca mampu membuat Athalla bisa percaya. Memang ricca adalah orang yang baik, bersama ricca Athalla merasa tumbuh. Tidak melakukan hal yang macam-macam dikampus seperti bolos atau terlalu sering jalan-jalan dan menghabiskan uang jajan.

Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang