7. Help Your Feelings

10 1 0
                                    

Happy Reading!

Hope you guys like it!




"LO GILA!"

"Gue gak punya pilihan."

"Tapi lo gila, Ai!" Dea berteriak. "Lo tau kan gue lagi dekat sama Vano?! Kalau Vano tau soal ini, dia bakal jauhin gue!"

Aina menggigit bawah bibirnya. Saat ini ia merasa bingung dan juga stress.

Saat ini, Aina dan Dea berada di cafe milik Ayah Aina. Tepatnya, berada dilantai atas cafe yang agak sepi.

"Ai, gue gak suka Arka!" Bentak Dea.

"Tapi De. Arka suka sama lo." Aina berkata dengan nada pelan.

Dea menatap Aina tak suka. "GUE ENGGAK!"

Aina menggenggam tangan Dea. "De, Arka baik. Dar--" Dea melepaskan genggaman Aina. "Dulu, dulu sebelum lo sama Arka bersahabat kembali. Lo selalu menjelek-jelekkan Arka didepan gue dan sahabat kita, Ai. Lu selalu ngatain Arka yang buruk dan semua kejelekkan Arka. Tapi lihat sekarang! Lu bicarain Arka yang baik-baiknya." Ucap Dea.

"Ai, gue gak mau sama Arka. Jangan paksa gue." Dea berucap dengan pelan.

Aina hanya diam dan menghela nafasnya. Ia bingung harus apa sekarang. Dea tak mau dengan Arka karena ia telah nyaman dan sayang dengan Vano, padahal Vano belum memberi kejelasan dengannya. Buktinya mereka belum jadian sampai saat ini.

Aina tersenyum. "De, tapikan Vano belum kasih kepastian ke lu." Kata Aina.

Dea tersenyum miring. "Vano udah memberikan kepastian ke gue! Cuman gue nya aja yang belum mau dijadiin pacar sama Vano."

Aina mendelik sebal. Bisa-bisanya sahabat cantiknya ini mempermainkan status seenak hatinya.

"Nanti gue suruh Vano nembak gue. Biar Si Arka kagak gangguin gue." Ucap Dea dan ia berdiri dari duduknya. "Gue cabut dulu. Ada janji sama Vano mau nonton. Bye!" Kata Dea dan memberikan kiss bye.

"Shit!" Umpatnya. "Gue tau pasti Dea bakal gak mau." Aina mengusap wajahnya. Dia bingung. "Terus gue harus gimana?!!!" Aina menghela nafas kasar. "Gue udah keburu iya-in maunya Arka."

"Ai, lu mau kan tolongin gue?" Aina menatap Arka tak percaya.

Gue harus gimana ini? Aina bingung.

Dea tidak memberi kepastian kepada Vano. Dea juga masih saja selalu membalas pesan Arka. Seharusnya kalau ia dekat dengan Vano, ia tak perlu meladeni cowok lain.

Aina jadi kesal dan bingung sendiri.

"Gimana Ai?"

Aina diam dan menatap Arka.

Tak lama Aina mengangguk. "Okay! Gue bakal tolongin lo."

"YES! YES! YES! WOOHOO!" Arka bersorak senang.

"Tapi," Aina menatap Arka. "Kalau lo bisa dapatin Dea. Please, jangan sakitin dia." Kata Aina. Arka mengangguk meng-iya-kan.

"Haisss... kudu ottoke nih gue?!" Aina bingung sendiri.

🍃🍃🍃

Keesokkan harinya...

Arka jadi sering bermain ke kelas Aina. Hanya sekedar untuk melihat Dea, Sang pujaan hati. Namun, bila ditanya teman-teman kelasnya atau teman kelas Aina, jawaban Arka mengapa sering pergi kekelas Aina maka ia akan menjawab...

Just A Best [Friend] Zone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang