Kepulangan Sultan

1.5K 72 6
                                    

"jadi kamu belum kasih tau? Astagfirullah Sahla!! Sampai kapan? jangan menunda-nunda La." Omel sahabatnya dari sebrang sana.

"Maaf Sa, tapi tadi waktunya tidak tepat, dia sedang berduka ditambah ibunya yang sakit tak mungkin kan aku mengatakannya." Lirih Sahla.

"Ya tapi semakin lama kamu menyembunyikan itu akan berdampak buruk La. Kamu tau apa yang kamu lakukan itu seperti ... selingkuh!"  Sahla terhenyak mendengar kata-kata Firsa, bagai petir menyambar raganya dan hatinya tertohok sembilu. 

Separah itukah apa yang Ia lakukan? Sungguh  Ia hanya ingin mencintai suaminya, Ia tidak ingin menjadi istri yang mengkhianati suami. Bahkan menjadi perempuan yang berselingkuh seperti apa yang dikatakan Firsa. 

"Euu... Maaf La atas kata-kataku yang kasar tapi kamu harus pertimbangkan itu. Apa perlu aku yang kasih tau Kak Ammar?" Bisik firsa dari balik handphonennya.

Ia tahu sahabatnya itu tak ingin Sahla terbebani dan terus-terusan merasa serba salah hingga menunda-nunda. Namun jika sahabatnya itu yang mengatakan Sahla tambah tak enak hati, Ammar jelas-jelas akan tidak nyaman ada orang lain yang ikut campur atas urusannya. Ini adalah masalah Sahla dan harus Sahla yang menyelesaikan.

"Tidak perlu Sa, aku... akan cari waktu lagi untuk menjelaskannya."

"Ya itu harus La, secepatnya. Apalagi sekarang keluarganya sudah menganggap kamu calon istrinya!" kecam Firsa.

"iya Sa." gumamnya

"Lagian kenapa kamu pakai segala ikut sih La?" Tanya Firsa gemas.

"aku... juga menyesal Sa. Tadinya aku hanya khawatir. Dia terlihat panik dan kacau."

"Khawatir atau kamu masih memendam rasa?" Kata-kata membuat Sahla terdiam.

"La, jangan terbawa perasaan dengan hal yang tidak semestinya. Kamu akan jauh lebih menyakitinya kalau terlalu lama menyembunyikannya. bahkan kamu akan menyakiti banyak orang. Termasuk suamimu sendiri!" Kecam Firsa lagi. 

"Sungguh La aku nggak mau hubunganmu dengan suamimu yang sudah terjalin baik akan hancur kembali hanya kamu menyembunyikannya dan saranku kamu juga harus memberitahu Mas Sultan perihal ini agar tidak ada kesalah pahaman lagi diantara kalian."

Ia membenarkan kata-kata Firsa bukan hanya Ammar dan keluarganya yang mungkin akan tersakiti tapi mungkin juga suami jika mengetahui hal ini. Sepandai-pandainya Ia menyembunyikan tentu akan tercium pula dan Ia harus akhiri ini secepatnya. Ia tak boleh terbawa perasaan tak enak hati lagi!

Tapi mengenai saran yang diberikan Firsa untuk memberitahu Sultan rasanya belum bisa Sahla lakukan saat ini, Ia tau suaminya pasti akan sangat marah jika mengetahuinya, terlebih dulu Ia bertengkar hanya karna Sahla diantar Wildan. Ia tak ingin kejadian yang sama terulang lagi dan menghancurkan keharmonisan yang kini terjalin hangat.

Jika suaminya sudah kembali tentu Ia akan sulit mendapatkan waktu untuk menemui Ammar lagi. Kepala Sahla kembali pening.

Rasanya Ia butuh pelukan hangat dan kecupan manis suaminya yang kini mampu menghilangkan penat.

Tak disangka yang diharapkannya datang, terdengar suara Sultan mengucapkan salam. Sahla menaruh handphonenya di atas nakas lalu berangsung keluar kamar.

"Waalaykumussalam. Cepat sekali kamu pulang, Mas?" ucapnya menyalami tangan Sultan. 

"Hmm, kamu ini, Memang kamu tidak kangen?" Cibir Sultan.

"Tentu kangeeenn..." ujarnya seraya memeluk sang suami, Sultanpun membalas pelukannya.

"Uhh kamu bau asem, mas." Protes Sahla melepas pelukan. 

Pernikahan SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang