"Selamat pagi!!" sapa beberapa kakak kelas yang sedang berdiri di depan.
"Pagii.." balas Rena dan beberapa temannya bersemangat. Biasa, anak baru.
Ya, saat ini mereka sedang berada di tengah lapangan sekolah yang panasnya luar biasa itu. Hari ini hari Sabtu, tidak ada kegiatan belajar mengajar yang berlangsung, hanya saja setiap siswa tetap masuk sekolah karena masih ada kegiatan ekstrakulikuler yang memang khusus diadakan setiap hari Sabtu.
"Nah, masih semangat aja nih. Sebelumnya, kami mau mengucapkan selamat datang di ekskul PMR! Dan perkenalkan nama saya Harry. Saya ketua PMR di sini." kata cowok yang sebelumnya Rena ketahui sebagai salah satu penanggung jawab kelasnya saat MOS.
"Kalo aku Ninda. Aku bendahara PMR." kata cewek yang berdiri di sebelah kanan Harry memperkenalkan diri.
Di sekolah ini, panggilan adik kelas ke kakak kelasnya bisa bermacam-macam. Lebih sering sih, pakai saya. Tapi tergantung kakak kelasnya. Ada yang oke-oke aja manggil pake saya-kamu, ada yang pengennya gue-lo, ada yang aku-kamu, dan ada juga yang WAJIB menggunakan saya-kakak kalo lagi ngomong sama dia. Kalo yang terakhir sih, biasanya cuman dipake sama kakak kelas yang rada rese aja.
Satu demi satu, kakak kelas yang berdiri di depan pun memperkenalkan dirinya dengan normal. Hingga yang terakhir..
"Hai." kakak kelas berkaca mata yang berdiri di paling ujung itu pun menyapa dengan canggung.
"Kalo saya sih.. panggil aja Hugo. Tapi kalo kalian maksa, boleh kok manggil Afgan juga." lanjutnya tiba-tiba kepedean.
"Najong. Apanya mirip Afgan coba. Diliat dari ujung lapangan aja gak ada mirip-miripnya. Pake kaca mata, muka dekil, badan six pack aja nggak. Ngomongnya aja gak jelas gitu lagi. Bukan maksudnya mau ngejelek-jelekin, sih. Tapi ya emang gitu adanya kok. Haduh, sudahlah. Jangan menggugat akikah, akikah sudah lelah." batin Rena.
---
"Oke, sekarang semuanya istirahat dulu ya, 15 menit! Abis itu jangan lupa balik lagi ke sini. Kalo nggak, nanti saya suruh Mimy bawa kalian ke sini." kata Harry sambil menunjuk seorang kakak kelas yang cantik naujubileh.
"Wah, kalo gini caranya sih, yang cowok pasti pada sengaja lama-lama di kantin." batin Rena sambil memperhatikan Mimy. Pandangannya menatap kagum akan kecantikan kakak kelasnya itu sampai ia merasa minder sendiri. Namun pandangannya seketika berhenti ketika Rena melihat tangan Mimy yang berotot dan postur tubuhnya yang lumayan besar seperti laki-laki. Mata Rena pun refleks membuka lebar sampai terasa hampir keluar. Begitu juga dengan teman-temannya yang cowok.
"Jadi tadi itu.... gue abis mengagumi... seorang banci?" Rena bergidik ngeri apalagi sambil membayangkan jika nanti diseret oleh seorang Mimy yang berbadan kekar tapi lemah gemulai.
Murid-murid kelas 7 yang tadi menatap Mimy dengan kagum, kini berubah menjadi ngeri. Bibirnya ditarik ke bawah dan kedua matanya melebar. Sedangkan para senior yang melihat kejadian ini tertawa terpingkal-pingkal.
"Oke oke, sekarang semuanya boleh istirahat."
Karena malas keluar kelas, maka Rena pun memilih untuk duduk di kursinya dan meneruskan membaca novel yang baru ia baca sampai seperempat buku. Sedangkan Jasmin lebih memilih keluar kelas dan mengisi kerongkongannya yang sudah terasa kering dengan minuman yang segar.
Ketika Rena sedang asyik-asyiknya membaca buku, tiba-tiba ia merasakan seseorang duduk di kursi sebelahnya. Rena tidak menggubrisnya karena ia yakin orang itu adalah Jasmin.
"Sendirian aja, temennya kemana?" tiba-tiba saja orang itu menyapa Rena. Dengan mendengar suaranya yang masih cempreng dan sedikit ngebass saja Rena tahu orang itu bukan Jasmin.
"Gila, SKSD banget nih orang." pikir Rena dan kembali melanjutkan kegiatannya membaca, tidak menggubris orang yang dianggapnya SKSD itu.
"Ekhmm.. By the way, nanti kamu mau ikut lombanya nggak?" lanjut orang itu mencoba menarik perhatian Rena.
Merasa terganggu dan tidak tahu lomba apa yang dimaksudkan orang itu, Rena pun akhirnya menoleh dan mendapati bahwa Hugo lah yang sedari tadi mengajaknya berbicara.
"Eh, kak Hugo. Lomba apa ya, kak?" tanya Rena sopan.
"Yeee, pasti tadi kamu gak ngedengerin ya?"
"Hah?" Rena kebingungan dengan apa yang diomongin orang di depannya ini dan mendekatkan telinganya ke orang itu, maksudnya sih, supaya lebih jelas kedengeran.
"Emang kamu gak ngedengerin tadi?" Hugo mengucapkannya sekali lagi.
"Ooh, Hehehe. Kurang jelas, kak." Rena meringis.
"Iya lah, situ aja ngomong cepet banget. Gimana gue mau denger coba." ujar Rena dalam hati.
"Jadi gini loh.."
"Eh, bentar kak. Ngomongnya jangan cepet-cepet." potong Rena.
Hugo pun menarik napas panjang dan menjelaskan kembali tentang lomba itu.
"Tanggal 17 Februari nanti, akan ada lomba di Universitas Bersama. Lombanya itu ada Pertolongan Pertama, Lomba Cepat Tanggap, Tandu, Tandu tutup mata, Pendidikan Remaja Sebaya, sama Dapur Umum." jelas Hugo lambat-lambat seperti sedang berbicara dengan anak berumur 4 tahun.
"Ohh.. kalo Pendidikan Remaja Sebaya itu gimana ya, kak?"
"Kita singkat PRS aja ya.. Jadi, nanti tuh kamu presentasi gitu. Temanya Pergaulan Bebas sama UKS. Kamu pilih aja salah satu mau yang mana."
"Hmm.. Oke, oke. Kayaknya Pergaulan Bebas aja deh, lebih ringan. Kalo ditanya kan, bisa improvisasi." kata Rena sambil tertawa.
"Gaya banget, ya udah. Jadi ikut nih, ya?"
"Hmm.. Iya deh."
"Oke, pasangannya sama siapa? PRS kan satu tim berdua." tanya Hugo lagi.
"Ngg.. ntar deh, ditanya dulu ke orangnya mau apa nggak."
Baru saja Rena hendak mencari Jasmin, barangkali orangnya sudah masuk ke kelas. Datanglah Jasmin dengan segelas blue sky ice yang terlihat sangat menggiurkan di tangannya.
"Nah, itu orangnya! Jasmin!! Lo mau ikut lomba PRS nggak? Nanti kita presentasi gitu." teriak Rena langsung.
"Nggak ah." Jasmin langsung menolaknya.
"Ihh, gak seru lo." balas Rena sambil cemberut. Pandangannya menyisir seisi kelas dan terjatuh pada Anita.
"Nita! Ikut lomba PRS yuk, bareng gue?" tanya Rena penuh harap.
"Mm... oke deh." balasnya sambil mengangguk.
"Yess! Tuh kak, sama Anita aja jadinya." kata Rena dan berbalik menghadap Hugo. "Oh iya, yang ikut PRS siapa aja?"
"Ohh, kebetulan saya sama Harry juga ikut." Rena hanya mengangguk membalasnya.
"Hmm.. ya udah, saya ke sana dulu, ya? Kamu siapin aja dulu materi sama presentasinya. Hari Senin kita latihan, jam 1 siang di sini. Oke?"
"Oke." jawab Rena sambil mengacungkan jempolnya.
«««»»»
Yeayyyy!! Akhirnya update juga. Sebenernya tangan udah gatel banget pengen update dari kemaren-kemaren. Tapi apa daya, ada kesibukan lain dan lagi rada buntu buat bikin cerita :( Oke deh, Bye bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior High School Story
Teen FictionRena Arvana. Cewek polos yang baru saja beranjak remaja. Banyak kejadian baru yang dialaminya di masa SMP ini. Termasuk peristiwa itu yang mengubah hidupnya seperti sekarang ini...