15 menit kemudian. Rena berjalan keluar dari kamar mandi dengan seragam yang sudah melekat di tubuhnya.
"Kak, ayo cepetan berangkat! Ini udah jam setengah 7. Kita bisa telat nanti!!" teriak Rena saat melihat kakaknya masih bersantai-santai di depan tv menggunakan baju rumah.
"Wih, rajin bener. Mau ngapain? Udah pake seragam lagi aja." balas Andra sambil mencomot kentang goreng di depannya.
"Ya sekolah, lah. Emang ada apaan tiba-tiba libur?"
"Emang ada apaan tiba-tiba sekolah masuk waktu hari Minggu?"
"Haaa?"
Kenapa gue gak nyadar.... Batinnya.
"Icing* langsung! Hahahahahahahaha" tawa Andra langsung meledak setelah berhasil mengerjai adiknya itu.
"Ih, gak lucu! Kalo sekarang hari Minggu, kenapa kakak malah bangunin aku pagi-pagi?"
"Ya suka-suka dong, abis kamu kebo banget sih. Kan malu ntar kalo temen-temen kakak tau kalo kakak punya adek kembaran kebo." jawab Andra masih sambil ketawa terbahak-bahak.
"Ish, rese bener dah." gumam Rena sambil menyumpal mulut kakaknya dengan beberapa biji pete yang kebetulan terhidang di atas meja makan.
"Hahahahahmmppphh.... ohokk.. ohok.. ohok, Apaan nih, enak banget?"
"Sayur cinta!" teriak Rena sambil lalu ke kamarnya.
---
Senin pun tiba. Tidak seperti kebanyakan murid lain yang jalan dengan ogah-ogahan ke kelas, Rena justru jalan dengan semangat menyusuri koridor demi koridor hingga akhirnya sampai di depan pintu kelasnya.
"Hai, Min!" sapa Rena begitu dilihatnya Jasmin sudah datang.
"Min, Min. Seenak jidat aja lo manggil gue."
"Lah, emangnya jidat gue enak?"
"Iya, jidat lo jenong. Enak buat ditepokin!"
Bener aja, Jasmin langsung menepok jidat Rena gak tanggung-tanggung.
Plok
"Aww!" ringis Rena. "Lo nepok orang apa nepok nyamuk? Nafsu amat."
Yang ditanya a.k.a Jasmin hanya nyengir dengan muka tanpa dosa. Dijilatnya ujung jempol tangannya lalu mengusap jidat Rena menggunakan jempol itu.
"Uu.. cup cup cup.. nih biar gak sakit." balas Jasmin sambil terus mengusap jidat Rena. Melihat hal itu, langsung saja Rena menepis tangan Jasmin yang masih mengusap jidatnya.
"Ish, jorok bener lo!"
"Hahahahaha. Sukurin!"
---
Kriiinggg Kriiingg Kriing Kriiinnngg
Bel sekolah berbunyi nyaring sebanyak empat kali. Itu tandanya kegiatan belajar mengajar telah usai. Dengan segera Rena memasukan buku dan alat tulisnya ke dalam tas. Seseorang telah menunggunya di depan kelas.
"Rena!" panggil orang itu.
"Iya, tunggu bentar!" Tidak sampai semenit, Rena sudah berdiri di samping orang itu.
"Yuk, Nit!" Rena dan Anita pun berjalan menuju tempat yang kemarin telah dijanjikan dengan Hugo.
Sesampainya di kelas itu, mereka melihat Hugo dan Harry sudah datang. Mereka sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Hugo mengalihkan pandangannya sedikit dari laptop yang ada di depannya, melirik ke arah Rena dan Anita. "Nahh.. ini dia akhirnya dateng juga.." sambutnya.
Rena dan Anita hanya tersenyum kecil menanggapinya.
"Presentasinya udah siap?" Harry bertanya yang dijawab anggukan oleh Rena. "Ya udah, langsung aja coba presentasi dulu."
"Eh, bentar. Coba mau liat dulu dong, presentasinya." Rena pun menyerahkan netbook yang dibawanya ke Hugo. Hugo langsung menerimanya dan membuka netbook itu yang langsung memperlihatkan powerpoint yang akan digunakan untuk presentasi nanti.
"Wah, bagus nih bagus. Kayaknya kita kalah nih, Ry." puji Hugo sambil jari-jarinya masih menekan-nekan tombol keyboard.
"Mana coba liat!" Hugo pun menggeser netbook itu sehingga kini menghadap Harry.
"Wih, iya. Ya udah, coba sekarang presentasiin."
"Duh, kok gue mendadak malu-malu monyet gini..." batin Rena.
"Ayo, semangat!"
Rena dan Anita pun mau tidak mau mencoba untuk mempresentasikan powerpoint itu dihadapan kedua kakak kelasnya. Rena yang entah kenapa mendadak malu itu pun melakukan presentasi dengan teks yang menutupi wajahnya. Pandangannya lurus ke arah teks dan sekali-kali melirik Hugo yang berada di sisi kanan matanya.
"Iya, ini sambil didengerin kok.." Tiba-tiba Hugo berbicara dengan mata yang masih terfokus ke arah laptop di depannya. Dia lagi main game ternyata.
"Sekian dari kami. Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamualaikum wr.wb." kata Rena dan Anita berbarengan menutup presentasi itu.
"Waalaikumsalam wr.wb. Nah, presentasi kalian udah bagus dari segi powerpoint nya. Tapi... Penampilan kalian jangan terpaku sama teks. Coba buat lebih santai lagi, tenang aja.. Terus nanti tatap mata jurinya. Kalo grogi, tatap aja apa yang ada di belakang juri." komentar Harry.
"Iya kak.."
"Ya udah, sekarang udah sore juga. Pulang, yuk." Mereka pun segera membenahi barang masing-masing sambil sesekali ngobrol ini-itu.
"Hati-hati yaaaa!" teriak Hugo ketika mereka berpisah di depan gerbang.
"Siip!" balas Rena sambil mengacungkan jempol kanannya dan tersenyum.
---
Sesampainya di rumah, Rena langsung berbaring di atas kasurnya lalu mengambil smartphone hadiah dari Ayahnya itu. Membuka lock screen dan langsung mencari aplikasi LINE. Dicarinya nama Jasmin dan langsung mengetikan chat untuk teman dekatnya itu.
[Mimin, mimin on the wall~]
Selang beberapa menit, balasan Jasmin pun sudah terpampang di layar smartphone nya.
[Heh, ngajak ribut aja lo]
[Hehehe. Ampun, tante!]
[Errr... Ya udah. Ada apa nih? Tumben LINE gue.]
[Mm.. Gimana ya. Masa kayaknya gue suka sama Kak Hugo...]
«««»»»
Hai, hai! Ada yang nungguin kah? ._. Sebelumnya makasih ya, buat yang udah vote cerita aku kemaren. Ini hadiahnya! Ulala~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior High School Story
Teen FictionRena Arvana. Cewek polos yang baru saja beranjak remaja. Banyak kejadian baru yang dialaminya di masa SMP ini. Termasuk peristiwa itu yang mengubah hidupnya seperti sekarang ini...