Aku tak boleh menangis tapi, ini sungguh menyakitkan
..
Aku Hwang SinB, siswa teladan selama 2 tahun. Nilai akademik ku bagus semua tidak ada yang cacat. Aku tidak membutuhkan waktu untuk bermain atau bersenang senang seperti kebanyakan siswa lainnya. Bagiku nilai adalah sebuah priotas yang pantas.
Hari senin tanggal 2 April 2016. Sekolah ku kedatangan murid baru. Kebetulan ia sekelas denganku.
"Perkenalkan nama saya Jung Hooseok tapi, orang orang sering memanggil ku JHope karna penuh dengan harapan. Mohon bantuannya!" Pria itu membungkuk dan tersenyum.
Ia berjalan dan mengisi kursi kosong yang ada di sebelah ku.
Saat pelajaran di mulai. Pria itu mendesis ke arah ku.
"Ssttt.. hei.."
Aku mengabaikannya karna tidak ingin ketinggalan pelajaran. Ia terus saja mendesis padaku. Membuat kepala ku pusing sehingga tidak begitu memperhatikan pelajaran. Hingga akhirnya aku menoleh ke arahnya.
"Hai aku Jhope." ucapnya sambil tersenyum. Aku kesal, dia hanya ingin bicara begitu? Sialan. Aku hanya menatap nya datar.
Biasanya orang yang aku tatap langsung menghindar dan meminta maaf. Tapi, dia tidak. Pria itu malah tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya. Aku memutar bola mataku dan kembali menatap papan tulis, mengabaikan nya.
Aku kira, ia tidak akan mengganggu ku lagi. Namun, ternyata aku salah. Ia terus saja mengikuti ku sambil mengatakan..
"Hai namamu SinB ya? Aku ingin jadi teman mu boleh?" telingaku sakit mendengar ia mengoceh, dengan terpaksa aku mengiyakan permintaan nya.
"Baiklah" ucap ku. Pria yang bernama Jhope melompat kegirangan. Ia langsung merangkul pundak ku.
"Kalau kita teman nanti, pulang sekolah kita senang senang!" ucapnya dengan semangat.
"Tidak." ucap ku
"Iya" ucapnya
"Tidak"
"Iya"
"Tidak" ucap nya
Aku refleks mengatakan "iya"
Aku merutuki kebodohan ku. Jhope tampak bahagia.
...
Seperti yang ku janjikan. Aku pergi bersama Jhope. Pria itu mengajak ku ke time zone. Jhope mencoba memainkan permainan Dance. Aku di ajaknya menari. Awalnya aku tidak mau, karna jujur saja aku tidak bisa menari. Tapi, ia terus memaksa ku sehingga aku lagi lagi mengikuti kata katanya.
Saat musik di mulai, kami mulai mengikuti gerakan yang ada di layar. Susah sekali gerakannya, ku lirik Jhope. Lelaki itu bergerak sama persis seperti yang ada di layar. Saat itu aku kagum padanya. Bisa bergerak dengan lincah sementara aku hanya bisa menari dengan kaku. Jhope terlihat sangat bahagia ketika menari.
Aku kalah dalam permaian ini.
"Yeay aku menang!" ucapnya bersorak gembira.
"Baiklah kau menang dalam permainan ini, aku pulang ya bye!" ucap ku. Aku hendak pergi tapi, pria itu menahan tanganku.
"Jangan!"
"Kita main yang lain." bujuknya. Entah kenapa aku tidak bisa menolak keinginannya. Jhope berbeda dengan lelaki lain. Sebenarnya ia lumayan menyenangkan.
Ia memainkan permainan pencapit boneka. Sayangnya ia gagal. Aku mencoba memainkan mesin ini. Aku mengarahkan pencapitnya ke arah boneka kucing dan yes, tercapit. Aku dengan serius mengendalikan tombolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangchin+97Line One shoot
Fiksi PenggemarHanya cerita pendek tentang Bangchin dan anak 97Line. Ini merupakan cerita yang sudah lama saya tulis