#12 ─ "The Worst of The School."

4.2K 504 13
                                    

Semenjak pertemuan terakhirnya dengan Minah, Wonwoo merasakan lega dan juga bebas. Wanita itu tidak lagi menjadi bayang-bayang ketakutannya lagi. Terowongan yang ia lewati, kini menemukan ujung yang bersinar. Ia tahu ini adalah saat yang ia tunggu. Bebas dari segala tekanan yang selama ini ia alami di usia muda, bebas dari siksaan fisik dan Wonwoo senang bisa menjadi lebih mandiri dari sebelumnya.

"Wonwoo, kau sering melamun dan tersenyum tiba-tiba. Kau gila?" Joshua dengan mulut asalnya langsung bertanya saat melihat Wonwoo lagi-lagi tersenyum bodoh di meja kelasnya.

"Tidak."

"Good." Joshua kembali duduk di tempatnya, menyilangkan kaki dan membuka lembar demi lembar catatan yang selama ini kelas ajarkan. Ya, Mingyu selalu menyuruh anak kelasnya untuk menulis cerita di buku catatan, setiap akhir minggu mereka akan membacakannya bersama-sama.

"Morning." Mingyu datang dengan kemeja biru kesayangannya, ia menenteng tas laptop dan tangan kirinya membawa map penilaian akhir minggu untuk anak kelas.

"Kalian tidak lupa kan hari ini kita akan membacakan cerita?" Tanya Mingyu antusias dan diikuti sorakan ramai dari suara Vernon yang menggema.

"Baiklah, sepertinya Vernon sudah siap. Kau bisa maju." Dengan langkah percaya diri Vernon maju ke depan kelas dengan buku catatan berwarna merah.

"Pada suatu hari, hiduplah seorang pria tampan yang menjelma sebagai seekor kuda. Pria itu mencari cinta sejatinya untuk merubah dirinya menjadi manusia seutuhnya, lalu pria itu menemukan putri─"

"Vernon, kau harus membuat catatan tentang dirimu yang akan di ceritakan. Bukan dongeng pengantar tidur, kembali. Sekarang giliran Wonwoo." Vernon mengangkat tangannya meminta penjelasan, sudah beruntung ia mau menulis dan membacakan ceritanya di depan kelas.

"Aku bahkan bersusah payah untuk mengarang cerita ini."

"Next time." Mingyu berucap santai sambil menyunggingkan senyuman hangat, Vernon memutar matanya jijik melihat Mingyu tersenyum.

"Baiklah, Wonwoo." Pemuda itu maju dengan buku catatan berwarna kuning di tangannya, sedikit gugup karena ini pertama kalinya ia membacakan catatannya di depan kelas; sebelumnya Wonwoo tidak pernah mengikuti sesi ini.

"Tapi ceritaku mirip dengan punya Vernon." Balas Wonwoo sebelum memulai bacaan di catatannya.

"Punyaku juga." Mingyu menghela nafas berat. Memijat pelipisnya yang berdenyut, padahal ini adalah penilaian yang akan di masukan untuk pertimbangan kenaikan level.

"Baiklah kalau begitu, kita ganti materi. Silahkan maju kedepan dan tulis huruf yang kalian bisa. Joshua duluan." Wonwoo duduk kembali dan kini Joshua berjalan kedepan dengan membawa kapur untuk menulis huruf yang sudah di ajarkan Mingyu di kelas sebelumnya.

Joshua menuliskan huruf yang paling mudah, S.

"S?" Tanya Vernon memperhatikan.

"S for Slut, he's slut." Tambah Minghao yang di setujui oleh Vernon.

"Wonwoo." Wonwoo maju dan menerima kapur dari Joshua, ia menuliskan huruf, F. F for Freedom.

"F for Fuck you bicth." Ucapan Minghao terdengar seperti candaan, namun tidak bagi Wonwoo. Ia tidak suka saat seseorang mengumpat padanya, entah untuk candaan atau sesungguhnya.

Dengan langkah besar Wonwoo menghampiri meja Minghao, pemuda itu masih asik tertawa dengan Vernon yang di belakangnya.

Plak.

Satu tamparan kuat Wonwoo layangkan dengan tangannya dinginnya. Minghao tersungkur menatap meja kayu, semburat merah marah menghiasi pipi kirinya. Mingyu yang melihat itu langsung menarik Wonwoo mundur.

"Sialan kau!" Minghao maju untuk membalas perbuatan Wonwoo, ia sungguh tidak terima dengan tamparan tadi.

"Minggir kau!" Minghao berteriak kencang di depan Mingyu, berusaha menyingkirkan badan besar itu dan menarik Wonwoo untuk ia hajar.

Joshua di sisi kanan sibuk dengan ponselnya dan aplikasi snapchat yang ia buka. Mengabadikan momen yang menurutnya sangat seru sekali.

"Minghao hentikan!" Mingyu masih berdiri menghalangi Minghao yang hendak menggapai Wonwoo, hingga akhirnya Mingyu kalah, badan bongsornya beringsut ke sisi kanan setelah dorongan kuat dari Minghao. Wonwoo dengan datar menghadapi Minghao di depannya.

"Brengsek kau!" Satu bogem mentah melayang, membuat Wonwoo terdorong ke belakang menabrak papan tulis dengan cukup keras, Minghao masih belum puas. Ia mencengkram kerah jaket Wonwoo dan memukuli bertubi-tubi hingga darah segar mengalir di hidung dan ujung bibirnya. Mingyu bangkit dan mendorong Minghao. "Dengar! Tidak ada pertengkaran di kelas, sekarang kau temui Shannon!" Mingyu berteriak marah, lalu menyuruh Joshua dan Vernon untuk mengantar Minghao menemui Shannon sedangkan ia akan mengurus Wonwoo.

"Kau tidak apa?" Mingyu ngilu sendiri melihat wajah Wonwoo, merah keunguan dan banyak darah segar yang mengalir. Pukulannya oke juga.

"Baik." Wonwoo menutup sebelah matanya saat mengusap ujung bibirnya, terasa perah saat luka itu bersentuhan dengan kulit.

"Aku akan ijin dan kita pulang untuk membersihkan lukamu."

tbc.

[✔] Precious | MinwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang