Bagian 1

28 3 3
                                    

Arlena tidak menyangka akan mengalami kehidupan pahit seperti ini.
tidak pernah sedikitpun arlena mengeluh kehidupan yang dia jalani
meskipun tidak sesuai yang diinginkannya.

Saat ini arlena hanya bisa termenung dan meratapi nasib yang sepertinya membenci akan dirinya

lelaki yang sedaritadi duduk disamping arlena sedang menggenggam erat telapak arlena dengan sorot mata penyesalan

"maafkan aku" mungkin sudah ratusan kali lelaki itu sudah mengucapkan kata maaf

Dan kata maaf tidak dapat menghilangkan luka yang di rasakan arlena saat ini

Kepada siapa arlena harus menyalahkan takdir ini

****
Arlena's POV

Tidak ada yang bisa aku lakukan saat ini. Dengan kejamnya mereka menuntut aku untuk tidak egois

Egois?

Apakah mereka tidak memikirkan perasaanku sedikit saja, dimana kekurangan ku selama ini, aku selalu mengikuti permintaan mereka, tetapi apa yang aku dapatkan, pengkhianatan yang ku peroleh

10 tahun menjalankan biduk rumah tangga ini, aku yang menemaninya dari nol, Hampir mati kelaparan karena tidak ada uang sepeserpun yang kita punya. Dan aku menjalankan semuanya untuk menjadi istri yang berbakti, tidak pernah sedikitpun aku mengeluh

Setelah perekonomian lelaki yang telah menikahi ku sudah mulai memiliki penghasilan yang cukup baik, mereka mulai menghinaku.

Mereka menghinaku karena belum di karuniai buah hati. Perempuan mana yang tidak sakit hati mendengar hinaan ini

"Kamu jangan egois lena, suamimu berhak untuk menikah lagi terlebih kamu tidak dapat memberikan dia anak" ucapan ibu mertuaku dengan sinisnya

Aku langsung menoleh menatap tajam wanita yang telah melahirkan imamku ini

"Apakah dengan pilihan anakmu membuatmu bahagia ibu?"hilang sudah rasa hormat ku untuk mu ibu mertua

Mertuaku terperangah akan ucapanku

"Apakah ibu lupa apa yang terjadi denganku 5 tahun yang lalu, menurumu siapa yang menyebabkan hal ini terjadi?"

Wanita tua itu nampak geram dan ingin berbicara lagi sebelum calon mantan suamiku lebih dulu memotong ucapan ibu

"Arlena aku mohon maaf, jangan tinggalkan aku, tolong beri aku kesempatan dan menerima Anita menjadi madumu"

Aku tidak terkejut malahan tenang mendengar ucapan dia, apalagi yang kau harapkan dari ucapan suami yang telah berkhianat bertahun dan baru beberapa bulan sudah memiliki anak yang kedua? Dan dari sudut mataku dapat melihat bagaimana senyum merekah dari mertuaku

Aku menatap manik mata mas andrean mungkin untuk yang terakhir kalinya"Selamat untuk kelahiran anakmu yang kedua dan akhirnya kamu memiliki penerus"

Yang kedua? Iya suamiku telah menikah lagi 3 tahun yang lalu tanpa sepengetahuanku dan saat ini telah memiliki anak yang kedua yang telah berusia 3 bulan

Aku beranjak dari kursi pesakitan dan melangkah keluar dari ruangan terkutuk itu, ketika hampir mencapai pintu aku membalikan badanku dan aku menatap wajah Anita yang tersenyum merendahkanku

"Aku tidak Sudi menjadi istri dari suamimu dan secepatnya akan mengurus surat perceraianku dengan suamimu,

Setelah mengucapkan kalimat tersebut aku langsung keluar dan menutup pintu

*Blam*

ARLENAWhere stories live. Discover now