I Want You

49.5K 964 8
                                    

“Kenapa gue bisa ada di sini?” Akhirnya aku bisa menetralkan nada suaraku. Tentunya setelah beberapa menit aku mencoba mengumpulkan keberanianku untuk melakukan ini.

“Lo nggak inget,” ujarnya. Seringai liciknya memudar. Aku membalasnya dengan gelengan kecil. Oscar malah tersenyum mengejek. Jawabanku itu tampaknya memuaskan dia. “Sayang sekali,” sambungnya. Terlihat seolah dia sangat kecewa.

“Me-memang ap-apa yang terjadi tadi malam?” tanyaku terbata. Aku jadi takut kalau ternyata aku memang melakukan hal-hal ‘ekstrim’ tadi malam. Mau ditaruh dimana mukaku ini kalau itu benar adanya? Apalagi jika itu harus terjadi dengan seorang Oscar yang notabene adalah rivalku. Oh, no!

“Mmmm, tadi malam lo bener-bener…” Oscar sengaja mengantung ucapannya dengan disertai oleh senyum evil-nya. Tangan kanannya terangkat. Perlahan tangan itu menyusup dalam sela-sela rambutku. Menyisirnya lembut dari atas ke bawah. “Harusnya lo inget dengan baik. You make me… umm… satisfied.”

Arrrgggh. Rasanya aku ingin berteriak lagi. Tidak! Itu sangat tidak mungkin. Tapi aku tidak bisa mengelak tentang kenyataan yang sebenarnya mengenai siapa Oscar sebenarnya. Cowok playboy yang hobinya gonta-ganti pacar. Tidak hanya itu saja, bahkan bisa tergolong dia adalah tipe cowok pengumbar kemesraan. Aku bisa menyimpulkan semua itu berdasarkan cerita yang kudengar dari Febi. Waktu SMA dia satu sekolah dengan Oscar. Dia tahu seperti apa Oscar saat itu. Febi juga pernah melihat sendiri dengan mata kepalanya secara tidak sengaja ketika Oscar sedang melakukan hot kissing bersama pacarnya. Itulah yang membuatku berkesimpulan pula bahwa dia tergolong sebagai cowok liar bin mesum. Saat aku sedang bergelut dengan pikiranku sendiri, tanpa kusadari wajah Oscar sudah mendekati wajahku. Aku bahkan bisa merasakan deru napasnya yang begitu lembut membelai pipiku. Bau parfumnya memenuhi rongga hidungku. Jantungku berdebar kencang. Pandanganku tertuju pada satu titik yang mungkin kucapai dan tepat sejajar dengan mataku. Bibirnya. Merah dan terlihat basah. 

I Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang