PART 4

23 1 0
                                    

Andra masih terus memikirkan kejadian di pojokan sekolahnya.

Bukan karna si jubah hitam, bukan..??

Yang dia pikirin itu yang nepuk bahu dia waktu itu.

Kok bisa? pak Arman ada disitu, padahal kan baru aja Andra liat dia di kantor guru dan jarak kantor ke pojok sekolah kan jauh.

"Slash.." sebuah bayangan hitam melintas dari jendela kamar Andra.

Andra terperanjak. "Siapa itu" batinnya.

"Adit Andra keluar, makan malam udah siap" suara panggilan ibu.

Tanpa berpikir panjang lagi Andra langsung ke meja makan.

Mungkin tadi cuma halusinasi Andra aja jadi gak perlu dipikirin.

"Kok tumben goreng tempe sama sayur kangkung aja" tanya Andra.

"Iya maaf, ibu mau ke rumah bu Sari" - ibu.

"Malem malem gini bu??" - Adit.

"Mau gimana lagi, kan waktu luangnya cuma pas malem" jawab ibu.

Melirik Andra. "Nanti anterin ibu ya Ndra"

Andra cengo. "Adit aja lah bu".

"Gak bisa, gue mau pergi juga" - tutur Adit.

"Eh mau pergi kemana lo" tunjuk Andra.

"Ke rumah temen" - Adit.

"Kenapa sii Ndra, lagian kan kamu juga bisa ngobrol bareng Anisa disana" tanya ibu, iya iya bu Sari adalah ibunya Anisa.

Perjalanan ditempuh menggunakan kendaraan roda dua milik Andra.

Si Jacky katanya??

Loh kok punya motor.
Kalo punya ngapain ke sekolah naik angkot atau jalan kaki.

Kan Andra udah pernah bilang buat kesehatannya. Dia cuma bawa si Jacky saat waktu mepet aja.

Oke, gak butuh waktu lama buat ke rumah bu Sari.
Hanya memakan waktu lima belas menit.

"Tok tok tok Assalamu'alaikum" salam ibu.

"Wa'alaikumsalam" pintu terbuka.

"Eh udah nyampe, sini masuk" seorang wanita mempersilahkan.

Andra bersalaman. "Eh Andra, lama gak main ke rumah tante".

"Hehe, namanya juga orang sibuk tan" - Andra.

"Nenek..." teriak Andra dan memeluk nenek Anisa.

"Ya allah... cucu nenek udah gede ternyata" ucap nenek, Andra kalo main ke rumah Anisa emang lebih deket sama neneknya.

"Iya dong nek, masa kecil mulu" - Andra.

Setelah berpeluk peluk ria ala adegan  sinetron India.

Andra memilih duduk di depan teras rumah.
Katanya males dengerin ghibahan ibu ibu rempong.

"Nih ada cemilan, biar gak gabut" ucap Anisa yang datang dengan menyodorkan sedikit makanan ringan dan air.

"Eh iya makasih" - Andra.

"Iya sama sama" jawab Anisa, dan hendak masuk.

"Temenin juga lah, katanya biar orangnya gak gabut" ucap Andra canggung.

Anisa pun mengiyakan keiinginan Andra.

Walau akhirnya tak ada satu seorang pun yang bersua.

Mereka hanya saling pandang tanpa dan terciptalah keheningan antara mereka berdua.

Sang PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang