Ajakan sang kawan

45 3 0
                                    

  Dimana setiap Sabtu dan Minggu rata-rata sekolah di Indonesia melaksanakan libur untuk siswanya agar dapat beristirahat setelah ditempa oleh pelajaran mulai hari Senin hingga Jumat, dan pada hari Kamis seorang kawanku yang sama kelas 11-nya bernama Faro mengajakku untuk mendaki Gunung Buthak berdua-an saja pada hari Sabtu-Minggu.

Faro : "Zie... Ayo coba mendaki                        Gunung Buthak Berduaan
             saja,Mau gak?" Ajak Faro.

  Dan dengan senang hati aku meng-iyakan ajakan dia, dan aku juga tidak ragu ke Faro untuk mendaki gunung berduaan saja, karena Faro pernah mendaki ke gunung meskipun hanya dua kali.

Dizie : "Iya dehh, ayo saja kalau
               berangkat sama kamu
               Kamu kan pernah naik
               gunung juga, makanya aku
               percaya sama lau." Sambil
               menepuk pundak Faro.

Faro :  "Soal hari apa kita
              berangkat, bagaimana kalo
              hari sabtu aja? Ntar
              minggu siang kita balik
              turun, kita kan berduaan
              saja, jadi pastinya cepet."
              Sambil memainkan alisnya 
              agar aku mau mengikuti
              kemauannya.

Mau bagaimana lagi? Kalau Faro sudah memberi kode seperti itu, aku juga sungkan kalau menolak ajakannya, tapi aku merasakan hal yang tidak mengenakkan dari Faro, seperti hal nya dia punya rencana lain selain mendaki gunung. Karena pada saat mengajakku... dia mengeluarkan ekspresi yang aneh, seperti tidak sabaran melakukan pendakian, padahal pendakian akan dimulai dua hari lagi, akan tetapi aku mencoba untuk tidak suudzon kepada dia, mungkin saja dia memang ngidam bangett ke gunung.

Dizie : "Iyadeh iyaaa, atur aja
              tanggalnya boss, soal tenda
              sama kompor portable
              aman dahh biar aku aja
              yang bawa, ntar lau yang
             bawa panci sama gelas buat
             ngeringanin bawaanku,OK?"

Setelah bilang begitu tingkah Faro semakin aneh, dia langsung senyum sambil melirikku dengan tajam, dan akupun bodo amat sama senyumannya, mungkin saja dia sudah gabisa lagi mengungkapkan rasa ketidak sabarannya makannya dia melakukan hal itu, daripada memikirkan hal itu lebih baik aku menyelesaikan tugas ku, karena bentar lagi bel pulang akan bunyi.

Tidak lama kemudian bel pulang berbunyi.

Kringgggg....

Aku langsung bersiap-siap untuk pulang kerumah, setelah berdoa kelasku pun bubar dan aku pun langsung turun kebawah untuk pergi ke parkiran sekolah dan bergegas untuk pulang kerumah, akan tetapi pada saat aku melirik ke arah bawah tangga aku melihat Faro yang sedang melirikku dari bawah, dan percaya atau tidak lirikannya sama dengan lirikan yang ia lakukan di kelas tadi, tajam .. seperti mempunyai rencana yang aneh.

Dizie : "Ro? Lau kenapa? Kuy ke parkiran bareng." Aku mengajaknya agar prasangka burukku hilang. Tapi yang terjadi adalah dia mengabaikan ajakan ku dan diam untuk beberapa detik... Lama.....sambil menatap diriku yang kebingungan ini, tidak lama kemudian dia langsung lari dan tetap mengabaikan ku. Coba bayangkan.. jika kamu memiliki teman yang tadinya ceria mengajakmu ke suatu tempat dan setelahnya dia seperti menerror dirimu, rasanya ada yang mengganjal dipikiran dan dihatiku.

Akupun langsung melupakannya, dan aku baru ingat kalau aku harus bergegas pulang kerumah, aku langsung ke Parkiran Sekolah dan langsung pulang kerumah, akan tetapi pada saat di tengah perjalanan aku iseng melihat spion sepeda motorku ternyata.... Ada Faro yang sedang mengikutiku, padahal rumah dia berlawanan arah dengan arah rumahku.

  Akupun sempat bingung, dan aku langsung mengambil keputusan untuk melanjutkan perjalanan kerumah. Sesampainya di rumah aku sengaja untuk melihat kebelakang dan tidak kusangka...Faro sedang mengintipku dari balik pohon, aku sempat kaget dan bingung, tanpa banyak berpikir aku langsung lari menuju Faro, tapi Faro sendiri juga lari untuk menjauh dariku, disaat aku mencoba untuk mengejar Faro, aku sempat kesandung paving yang tidak rata, akhirnya aku jatuh dan aku kehilangan jejak Faro.

  Rasa bingung langsung menghantui diriku, aku mencoba untuk melupakannya tapi kejadian tadi selalu lewat didalam pikiran ku, akhirnya aku memutuskan untuk tidur, aku berencana untuk bangun setelah Sholat Maghrib dan langsung ingin menanyakan langsung kejadian yang tadi ke Faro lewat WA.

Dizie : "Huffftttt... Tadi itu ada
               apasih... hhhhhh Aku capek,
               tidur aja deh ntar aku WA  
               saja si Faro."

Disaat aku terlelap dalam tidur dan mengalami mimpi yang agak aneh, tiba-tiba saja ada suara benturan yang keras didepan rumahku. Dan ternyata dia ada di depan rumah... Dia bukan Faro.., Aku tidak bisa menjelaskan siapa dia, akan tetapi dia adalah....

***Semua akan dijelaskan oleh Dizie, siapakah dia?? Jika dia bukan Faro, lalu dia siapa???***

Tunggu di BAB berikutnya.

Ingat!!,Sesuatu yang tidak bisa kau pikirkan saat ini bisa saja terjadi saat ini juga, Buktinya??? Lihat saja ke belakangmu, dia seperti Faro, sedang mengintipmu dari kejauhan.



They are in "ANOTHER WORLD"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang