02

4.1K 157 17
                                    

"Hah?" Kaget Tya. "Gila lo ya?"

Altra tampak menghela nafas, "Kamu pikir kenapa harus ada pertemuan keluargga?"

Tya menggeleng kuat, "Ga, lo gausah bohong deh. Baru pertama kali jumpa juga."

"Terserah kamu percaya atau tidak. Yang pasti kita akan ta'aruf."

Tya berdiri dari duduk nya, "Gua ga percaya sebelum nyokap gue sendiri yang bilang." Tya berjalan meninggalkan Altra sendirian dan berjalan hentak-hentak menuju ibu nya yang ternyata sedang duduk berdua bersama abang nya.

"MA!" Teriak Tya yang membuat kedua atensi itu tersentak kaget, "anak temen mama ga waras." Ujar Tya dengan kesal nya.

"Kamu kenapa sih? Dateng-dateng teriak-teriak ga jelas?" Ujar mama sambil menutup telinga nya.

"Masa kata nya Tya mau di ta'arufin sama om-om pedofil itu?"

Kayla diam sebentar menatap Harry lalu kembali menatap Tya sambil tertawa pelan. "Duh, kan emang bener, sayang. Kamu mau di ta'arufin."

Seketika kedua mata Tya membulat. "Hah?! Apaan sih? Kok pada gaje semua?! Hello, Tya itu udah punya pacar, nama nya Juan, keturunan Indo--Korea. Terus tiba-tiba sama om-om jutek nan pedofil? Astaga, ngucap." Ujar Tya panjang lebar sambil memukul pelan kepala nya sendiri.

Kayla diam sebentar melihat tingkah anak nya, "Emang kamu sama Juan seiman? Satu arah kiblat? Satu kepercayaan?"

Tya terdiam, oke, kalau sudah bahas hal ini. Tya bakal kalah telak, "Ih kok malah ke situ sih, ya iyalah beda." Kesal Tya.

Kayla tersenyum lalu membelai wajah anak nya lembut, "Nah, Mama ga masalahin kamu suka sama Juan. Tapi saingan kalian berat, antara kiblat dan Rosario."

"Bener dek, mending sama Bang Altra. Udah cakep, pinter agama, soleh, pendiam, yakin banget deh jadi suami taat istri. Cocok banget jadi calon imam lo." Bukan nya membela, Harry malah mendukung posisi mama.

"Lagian, cuman ta'aruf kok. Pengenalan diri doang. Kalo kamu merasa ga cocok, yaudah, Papa Mama bakal batalin perjodohan kalian."

Ada sedikit kelegaan hati saat Tya mendengar nya. "Huft, alhamdulilah banget denger nya." Ujar Tya sambil menghelus dada nya sendiri.

"Yaudah, gih, jumpain calon ta'aruf nya."

Tya mangut-mangut walau ia sedikit merasa kesal karena harus kembali menemui pria jutek dan sok cool itu. Saat kembali, Tya udah nemuin Altra duduk di ayunan yang tadi dia duduki.

"Gimana? Udah percaya saya calon ta'aruf kamu?" Tanya Altra saat menyadari atensi Tya di dekat nya.

Tya mendesis kesal, "Iya-iya gue percaya. Cuman ta'aruf doang sih, gausah di anggap serius." Kesal Tya sambil membuang tatapan nya ke arah pantai di depan nya.

Altra menaikkan satu alis nya, "Justru saya menganggap ini serius. Saya serius ingin menikahi kamu dan membimbing kamu ke dalam jalan yang benar. Pernikahan bukan main-main, Tya."

Tya rasa nya ingin melompat ke dalam pantai saja kemudian tenggelam. Dengan ekspresi dingin nya dia bisa membuat kupu-kupu di perut Tya melayang. Tidak! Katakan tidak untuk Altra!

Tya memasang wajah kesal, "Apa-apaan sih. Lagian gue udah punya pacar."

"Pacar kamu yang Katolik itu?"

Shit. Dia tahu dari mana?

"Kok lo tahu sih? Jangan-jangan lu nguntit gue ya? Dih, dasar pedofil." Ujar Tya dengan pede nya.

Sedangkan Altra tetap dengan ekspresi dingin nya. "Buat apa kamu berharap sama hal yang ga bisa kamu gapai? Kamu dan dia itu bagai daratan yang di pisah oleh laut."

Ck, dia kok banyak sewot sih? "Bodo amat ye, gue suka nya sama dia, bukan sama elu."

Altra diam sebentar, menatap Tya dengan intens membuat gadis itu gelagapan. "Kalau saya bilang, saya suka kamu. Kamu bakalan ngapain?"

Demi Tuhan. Om-om juga bisa bikin nge fly ya.

"Y-ya gue bakalan nolak lah! Orang gue suka nya sama pacar gue." Balas Tya mencoba ketus.

Altra kembali diam, ekspresi nya semakin dingin dan tatapan nya semakin tajam membuat Tya jadi merinding sendiri.

"Sekeras apapun kamu berusaha bersatu dengan nya. Kamu tidak akan pernah bisa. Terserah kamu suka dengan siapa. Tapi yang jelas, nama saya akan tertulis di buku nikah kamu."

Altra berdiri, menghela nafas lalu menatap Tya sebentar sebelum akhirnya berjalan meninggalkan Tya yang masih kebingungan. Namun beberapa detik kemudian, dia berteriak.

"Huaaa! Pokoknya gue benci lo!"

TBC

Dinikahin UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang