04

4.8K 169 47
                                    

"ARRGGHHH!!"

"Yo, keluarkan terus, Ty. Teriak sekuat-kuat nya."

Tya menarik nafas, "ARRGGGH--Uhukk uhukk." Tya terbatuk sampai dia harus menghelus pelan leher nya. "Sakit, Nel."

Nela tertawa, "Sok-sokan mau teriak, suara cempreng, ga sanggup sampe tiga oktaf pula itu."

Tya berdecak, "Itu gara-gara om Ustadz yang ga waras itu, Nel. Gue bisa setress gara-gara dia."

"Emang sejelek apa sih? Jelek aja atau jelek banget?"

"Jelek sejak masih bayi." Balas Tya kesal.

Nela tertawa kencang, "Gapapa Anjir. Lo jadi tobat. Hahaha, kan dosa lu banyak yekan?"

Tya ingin membalas kalimat teman yang menurutnya sangat menyebalkan hingga ia rasa nya akan mencerocosi Nela sampai akhir, tapi suara notif dari ponsel hitam itu mengalihkan atensi nya.

Altra : Nanti, Jam 7 malam. Saya jemput.

Tya berdecak, dengan cepat tangan nya mengetik balasan.

Tya : Ga bisa, gue sibuk.

Altra : Pengangguran aja sok sibuk.

Tya kembali berteriak kencang membuat Nela yang ada di ujung telpon terjungkang dari kursi belajar nya. Tya benar-benar kesal, pria ini tidak ada romantis nya sama sekali. Sangat berbanding jauh dengan Juan.

"Bangsat! Suara lo ga kira-kira Anjing!"

Tya rasa nya mau nangis saja mengingat bahwa pria menyebalkan tingkat akhir ini adalah calon ta'aruf nya.

Tya : Pokok nya gue ga mau.

Altra : Saya paksa.

Tya : Kok lo maksa sih?

Altra : Karena kamu calon istri saya.

Tya menahan nafas nya. Sumpah demi apapun, Tya ingin menendang nya sampai segitiga bermuda di sana dan menghilang tanpa bekas dan jejak.

"Ty? Tya? HERRA TYA HARTONO!"

Tya tersentak, "Santai Anjing!"

Nela berdecak, "Lo di panggilin ga nyaut. Gue mau cabut bareng anak-anak, biasa, Diskotik Alexi. Lo mau ikut kagak?"

Tya diam, bibir nya berkerut ke depan. Ia ingin ikut, tapi di depan nya sudah ada dua hambatan. Ajakan Juan dan Ajakan Altra.

"Ga bisa, Nel. Juan sama Om Ustadz ngajak gue makan di luar."

"Wah, main dua lo ya."

"Demi Apapun ya Nel. Gue lebih milih Juan daripada Om Ustadz itu."

"Awas karma, kata nya sekarang Karma udah paket instan. Awas lo tiba-tiba dateng ke gua dan lu bilang elu suka sama Bang Ustadz. Gue jambak lo."

Tya menggeleng pelan, "Ga bakalan deh Nel."

Lalu Tya menekan tombol merah pada ponsel nya kemudian beralih pada ponsel nya yang satu lagi. Tya jadi bimbang sendiri, ikut Juan atau ikut om-om  Ustadz itu?

Setiap opsi memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Tya menghela nafas lalu melemparkan ponsel bergambar apel di gigit itu ke atas kasur kemudian menoleh ke arah jendela.

"Dek," pintu terbuka menampilkan sosok Harry, "Lo ga siap-siap? Lo mau Dinner bareng Bang Altra kan?"

Tya berdecak, "Males, Bang. Lagian Juan juga ngajak."

Harry mengerutkan kening nya, lalu dengan inisiatif dia masuk ke dalam kamar adik nya kemudian duduk di samping Tya.

"Lo harus milih salah satu, Dek." Ujar Harry.

"Tapi Tya mau nya sama Juan."

Harry menghela nafas, "Lo sama dia itu ga bakalan bisa bareng, Tya. Lagian, apa salah nya coba buka hati buat Bang Altra? Toh, dia juga bakalan mimpin kamu ke jalan yang benar. Apalagi ya Dek, umur ga ada yang tahu, mana tahu lo nolak perjodohan ini, terus Mama Papa kecewa, dan lo belum bisa bahagia-in mereka. Gimana coba?"

Tya berdecak kesal, ia lantas memukul lengan Harry. "Ngomong lo kok gitu sih Anjir!"

"Mana Tahu." Tekan nya.

Tya diam sebentar, menimbang-nimbang. Akhirnya dengan pasrah ia mengangguk membuat Harry tersenyum lega lalu mengacak rambut Tya lembut.

~~

Tya kesal, sangat kesal. Ia kira Dinner yang akan duduk berdua, di tengah-tengah meja ada bunga. Tapi ia salah, ada banyak orang di sini. Ini bukan Dinner yang sering dia lakukan bersama Juan. Ck, tidak romantis!

Altra yang melihat Tya hanya diam saja, lantas bertanya. "Kenapa ga makan?"

Tya menghela nafas, "Lo sama sekali ga ada romantis nya sih. Masa iya Dinner nya cuman duduk dan gabung bareng orang lain? Hell, ga banget."

Altra yang mendengar kalimat gadis ini menghentikan kegiatan makan nya, ia letak sendok yang dia pegang lalu menghela nafas. "Memang nya, kalau Romantis harus duduk berdua? Pegangan tangan?"

"Yaiyalah!" Kesal Tya, "Juan juga gitu." Cicit nya tapi masih bisa di dengar oleh Altra.

"Berduaan dengan yang bukan Mahram, maka yang ketiga adalah Setan. Memang nya kamu mau di tengah-tengah kita ada Setan yang ketawa melihat kita melakukan hal yang di larang Agama?"

Tya diam, ia mengerutkan kening nya. "Ma-maksud lo?"

Altra menghela nafas, "Sudah jelas di dalam Agama, mendekati saja sudah di larang. Apalagi di perbuat? Sudah jelas dosa nya."

Tya berdecak, "Iya-iya, serah lo aja." Pantas saja pas menjemput Tya tadi ada supir pribadi nya, Kirain emang dia anak orang kaya, rupa nya karena hal ini.

Sedangkan di tempat lain, seorang pria dengan Tuxedo hitam mewah nya menatap sedih ke arah mawar yang sedang ia pegang. Ruangan romantis yang ia pesan di atas gedung ini seakan tidak ada guna nya jika Tuan Putri tak kunjung datang.

"Kamu lebih milih dia ya, Ty?"

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dinikahin UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang