03

3.9K 154 13
                                    

Tya tersenyum lebar ketika tahu seorang pria yang sedang berdiri di depan pintu rumah nya adalah Juan, kekasih nya. Dengan langkah secepat kilat, Tya berjalan menuruni tangga dan menemui Pangeran berkuda Putih nya.

"Juan!" Tya berhambur ke pelukan nya, "Tya kangen banget sama kamu."

Juan-- pria itu tertawa kecil lalu menarik Tya untuk menatap wajah nya lekat-lekat, Juan menatap Tya intens, lalu tersenyum. "Cantik banget, pacar siapa sih?"

Tya diam lalu tertawa senang. "Pacar kamu!" Ujar nya dengan tawaan.

Namun tawaan itu seketika berhenti ketika Juan menatap nya serius, tidak ada aura pertemanan di sana walau mata nya tetap menatap Tya dengan lembut. Sedangkan Tya kebingungan sendiri melihat reaksi pacar nya.

"Kamu cinta ga sama aku?"

Tya mengerutkan kening nya merasa heran, namun dengan mantap ia mengatakan. "Cinta banget."

"Sayang ga sama aku?"

Dan Tya mengangguk sebagai jawaban.

Juan tersenyum, lalu menarik Tya ke dalam dekapan nya. "Kalau gitu, kamu jangan terima perjodohan itu ya."

DEG! Mata Tya seketika membulat di dalam dekapan pria. Darimana Juan tahu hal ini? Padahal Demi Tuhan Tya belum menceritakan nya. Apa ini alasan pria ini langsung terbang dari Korea menuju Tanah Air?

"Aku bakalan berjuang mati-matian, kalau kamu juga mau bertahan. Tapi kalo kamu nyuruh aku mundur, aku bakalan berhenti saat itu juga."

Tya hanya diam, sebenarnya dia tidak tahu apa maksud pria ini.

"Aku bakalan berjuang pertahanin kamu. Aku gamau kamu sama Abang Ustadz itu."

Astaga, Juan sudah tahu tentang Altra? Dapet info dari mana? Namun fikiran Tya berhenti pada satu keyakinan.

Harry Adit Hartono.

Juan tersenyum, lalu ia mengecup pelan kening gadis ini. Dia yakin, dia akan menang melawan pria itu, karena dalam segi perasaan, dia menang. Walau dalam segi iman, ia kalah telak.

Dua jam yang lalu...

"Jadi kamu yang bernama Altra?"

Pria di depan nya diam sebentar lalu mengangguk. Wajah nya yang dingin dan tatapan nya yang tajam tak membuat semangat yang sudah berkoar-koar luntur.

Juan tersenyum, "Aku Juan."

Terlihat dari raut Altra, pria ini terkejut. Namun dengan cepat ia menutupi nya.

"Juan? Pacar Tya?"

Juan mengangguk, "Iya, Pacar nya." Jian sedikit memberi tekanan pada kalimat itu.

Altra mengangguk paham, "Lalu alasan kamu ke sini?"

Juan kembali tersenyum, pria ini sangat to the point. "Kamu yakin ingin mempinang Tya?"

Altra menaikkan satu alis nya, "Tentu saja, Saya Yakin Menikah dengan nya."

Juan menghela nafas, "Kamu bakal kalah telak, Tya mencintai saya, bukan kamu."

Altra tersenyum kecil, "Kamu juga bakal kalah telak, Tya seiman dengan saya, tapi tidak dengan kamu."

Juan diam, wajah nya di tekuk. Ia sensitif jika sudah di sangkut-pautkan dengan Agama. Karena sudah pasti, ia akan di tentang. Ini bukan masalah sepele, ini sudah tentang Restu Tuhan.

"Saya akan berjuang, Muhammad Altra Hufi. Saya akan mengalahkan kamu."

Altra tersenyum, "Sekuat apapun kamu berjuang. Jika Tuhan sudah tidak mengijinkan. Kamu akan kalah telak."

Perkataan itu membuat darah Juan mendidih, ia tidak terima jika Tya harus pergi, ia tidak rela membiarkan Tya bersama pria lain. Tidak, tidak akan pernah.

"Tya," Juan melepaskan pelukan nya. "Aku harus pergi. Nanti malam kita makan bareng, aku udah pesan tempat nya. Kamu mau kan?"

Tya mengangguk.

"Nah, aku pergi dulu ya. Saranghae."

Tya hanya terkekeh kecil. Pasal nya pria itu sangat cute jika sudah memakai aksen Korea nya. Tya melambaikan tangan nya ketika mobil pria itu berlalu. Ia hendak masuk ke dalam jika saja netra coklat nya tidak mendapati seorang pria sedang bersandar pada tiang listrik sambil melipat tangan nya.

Tya berdecak, "Ngapain lo di sana? Udah kaya Maling kesasar aja." Ujar Tya.

Pria itu berdiri tegak lalu berjalan mendekat. Ia berhenti ketika sudah berada dalam tiga langkah di dekat gadis itu. Tya yang melihat nya hanya berdecih.

"Kamu tahu? Kamu udah melakukan Zina."

Mendengar nya, Tya tersentak. "Hah? Lo kenapa sih? Demam? Atau otak nya yang demam?"

Altra menghela nafas. "Kamu dan pacar kamu. Baru saja berpelukan 'kan?"

Tya menaikkan satu alis nya, "Iya, kenapa? Lo cemburu?"

"Bersentuhan dengan yang bukan mahram nya sudah jelas di larang dalam agama, Tya." Ujar Altra mencoba sabar walau sebenarnya dia sudah sangat geram.

"Yaudah sih, kan yang dapet dosa gue, kenapa lo yang sewot?" Kesal Tya.

Altra menarik nafas, "Karena kamu calon Istri saya, Herra Tya Hartono."

Tya terdiam ketika suara lembut pria ini mengucapkan nama nya secara lengkap. Seperti ada sebuah desiran hebat di hati nya. Tidak tahu kenapa, Tya merasakan jantung nya berdebar.

"Tya, Kamu--"

"Eh ada bang Altra." Suara Harry menarik atensi kedua makhluk yang sedang adu argumen.

Harry menatap adik nya, "Itu mas nya kenapa ga di ajak masuk? Ga kasihan sama calon suami sendiri?" Goda Harry.

Tya berdecak kesal, "Apaan sih lo? Gaje banget kek Dora."

Altra tersenyum, "Gak apa-apa, Dek. Saya cuman mau ajak dia makan bareng nanti malam."

Tya melototkan mata nya. "Ih apa-apaan! Gue ga bisa--"

"Oh, bisa banget Bang! Tya pasti mau, Terjamin!" Harry mengangkat jempol nya.

Altra tersenyum lagi, "Kalo gitu Abang pamit ya. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Altra melangkah menuju mobil nya, ia tersenyum kecil.

"Saya juga gamau kamu semakin terjerumus dalam godaan setan, Saya bakalan merjuangin kamu, Tya."

TBC ZHEYENK~


Dinikahin UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang