Chapter 1.

19 1 0
                                    


Sore musim gugur, hujan deras tiba-tiba mengguyur kota Lemantre membuat seorang gadis berusia 14 tahunan yang berpakaian hitam lolita harus bergegas membuka payungnya yang dibawanya sejak tadi.

Karena sejak pagi, hujan terus-terusan mengguyur kota kecil ini, walaupun sudah berhenti namun akan muncul secara mendadak seperti sekarang. Maka dari itu, gadis dengan rambut coklat gelombang sebawah ketiak, sudah siap siaga membawa payung dari rumahnya.

Ia tengah berjalan menuju perumahan dekat taman kota, berniat menemui teman mamanya untuk memberitahu undangan bertamu kerumahnya.

Ia memandang jalanan becek di bawah kakinya sambil membayangkan kejadian beberapa minggu yang lalu.

Saat itu ditengah mimpinya ia melihat sebuah cahaya bulat kecil nan amat terang mendatanginya, membuatnya sontak membuka mata, namun saat terbangun ia melihat cahaya dimimpinya itu sudah berada di tepat depan matanya.

Ia mengejap beberapa kali tak percaya, berharap apa yang ada di hadapannya itu hanyalah ilusi akibat mimpinya tadi, namun kenyataannya meskipun sudah beberapa kali memejam dan membuka matanya, cahaya itu tetap saja tak menghilang malahan, semakin lama bulatan cahaya itu semakin banyak, dan terus berdatangan entah darimana, bulat-bulatan cahaya itu mulai berkumpul dan menyatu membentuk sebuah sosok...

Seperti, seperti membentuk seseorang…

Dengan sebuah rambut emas bulu mata bahkan bibirnya terbentuk dari cahaya itu.

Kelopak mata yang awalnya tertutup perlahan mulai terbuka.

Aneh, dari semua tubuhnya yang berwarna emas aku melihat bola mata biru yang terlihat indah.

Bagai melihat laut jernih yang berada didepanku, sejenak bola mata itu menghipnotis diriku, sampai dia tersenyum padaku.

Mendadak tubuhku menjadi kaku, rasa menggigil muncul dari dalam diriku, rasanya ingin berteriak, memanggil ayah atau ibuku yang berada disebelah kamarku, namun semuanya tertahan didalam tenggorokkanku.

Menunggu sejenak, sebelum aku memberontak pada diriku sendiri untuk bergerak, ataupun siap untuk berteriak.

Tubuh emas yang sedikit transparan itu mendadak mendekatiku secara perlahan, sebelum sempat tubuhku bertindak, membuat adrenalin ku berpacu, tubuhku mulai bergerak mundur menjauhinya.

Namun, semakin ku menjauh, semakin dia mendekat, aku bahkan tak sadar apakah aku sedang bernapas atau tidak.

Tiba-tiba saja sudah tidak ada ruang lagi dibelakangku untuk mundur.

Aku baru tersadar jika aku sudah tertahan oleh kepala kayu yang menyangga kasurku.

Napasku tertahan, dia sudah dekat beberapa cm denganku, melirik kekiri kekanan namun sudah tidak ada ruang untuk melarikan diri lagi, semuanya ditahan oleh perabotan dikamarku,

Bagaimana ini?

Aku menatap bola mata birunya yang indahnya dengan pasrah, salah satu tangannya mengulur menuju wajah ku, aku takut, aku tidak akan diapa-apakan oleh dia kan?



🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇🍇



Selamat tengah malam. Karena aku lagi gak bisa tidur, aku yang entah kenapa lagi pengen publish lagi cerita lamaku, yang sempat ku unpub ini kerena menurutku cerita yang lama agak ngacak alurnya mulai nyoba ngerevisi lagi, setelah sekian lama hiatus dan berubah profesi jadi translator. Plus cuma baca novel hasil translate orang lain, plus juga berulang kali sambil mempelajari novel-novel yang menurutku alurnya bagus, dan akhirnya dapatlah pencerahan.

Menurutku dikutip dari karya seseorang, cerita yang pendek itu gak masalah yang penting alur dan ceritanya ok dibanding cerita panjang, alur ngebosenin dan akhiranya kagak jelas.

Jadi bagi pemula seperti aku ini, yang mau buat cerita yang bagus, buatlah chapter yang pendek dulu kalau gak sanggup buat yang panjang, yang penting akhirnya tiap chapter itu bikin orang penasaran.

Sekian terima kasih~

Ini saran lho ya, gak ada maksud nyidir orang, tapi ini nyindir diri sendiri.

Light Sleeping PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang