Sampai saat ini aku terus memikirkannya, karena setelah kejadian itu, aku langsung duduk diatas tempat tidurku, apakah saat itu hanya sekadar mimpi ataukah sebuah kejadian yang benar-benar ku alami?
Namun jika mengatakan bahwa itu adalah mimpi mengapa hal itu terasa nyata dan jika itu nyata kenapa aku terbangun di atas tempat tidurku? aku menjadi bingung saat kembali memikirkannya...
Sampai di tempat tujuanku, aku mengetuk pelan pintu rumah log sambil memanggil nama pemilik rumah itu.
“Nyonya venery, Nyonya venery, ini aku shall”
“Shall?”
Panggilanku dijawab, namun entah kenapa jawabannya terlihat bingung.
“Ya, Shall, anak dari Nyonya Brest”, jelasku.
Tak lama setelah ku menjawab pintu kayu dengan warna coklat itu mulai terbuka.
Keluar seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dengan rambut pendek pirang sebahu.
“Ah, kau Shally”
Entah kenapa ia memanggilku dengan nama yang agak memalukan, menurutku. Ditambah lagi dengan senyum riangnya yang seolah olah dia telah menemukan barang kesayangannya yang lama hilang.
“Sudah lama tak bertemu, ternyata kau tumbuh cantik sekali, silahkan masuk”
Aku mengangguk, lagipula masih hujan walau agak reda sedikit.
Aku menutup payungku, menaruhnya di tempat payung yang berada dibelakang pintunya.
Mengikuti Nyonya dengan tubuh kurus ini, ia menyuruhku untuk duduk disofa dibelakang perapian.
“Tunggu sebentar akan ku siapkan coklat hangat untukmu.”
Sebelum ia berjalan pergi aku memanggilnya, “Nyonya tak perlu repot-repot aku hanya ingin menyampaikan, apakah nyonya jadi datang ke rumah ku?”
“Ah, aku hampir lupa, mamamu memintaku untuk mengantarnya ke toko bunga, lalu menjenguk nyonya gran yang sedang sakit, ah, maafkan aku pasti karena mamamu lama menunguku dan menyuruhmu kesini untuk menanyaiku, maaf telah membuat mu repot-repot kemari hanya untuk mengingatkanku” raut wajahnya menjadi bersalah.
Aku menggeleng, “tak apa nyonya, aku sedang bosan dirumah dan ingin jalan-jalan juga”
“Ah, kalau begitu aku akan akan segera bersiap, tapi sebelum itu kau hangatkan dirimu dulu, aku akan buatkan coklat panas untukmu”
Sebelum sempat menjawab dia sudah melesat pergi.
Aku duduk dengan tenang sambil menunggu, mataku menelusuri rumah ini, rumah ini sederhana dengan seluruhnya yang terbuat dari kayu dari bagian lantai hingga dindingnya, disisi kananku terlihat tangga, yang menunju lantai 2, dan disebelah kiri ku berdiri teriplek kokoh, yang digunakan untuk menyekat ruangan, sepertinya dibalik itu adalah dapur, karena nyonya tadi berkata ingin menyiapkan coklat panas lalu segera masuk ke dalam ruangan itu.
Tak lama kemudian, aku mendengar suara langkah kaki dibalik tangga, disusul oleh teriakan suara anak laki-laki, “Bu, ibu.”
💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮
Udah lama gak update, dan numpung agak luang serta bosen, entah kenapa gara2 covid kartu internet yang kupakai jadi rada2 serta sinyal ada ilang.. Itu bikin kezell..
Dan buat kalian, jaga kesehatan dan pakai masker ya~~
Semoga covid ini cepet selesainya ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Light Sleeping Prince
FantasyCahaya... Mungkin sebagian besar orang akan berkata cahaya itu indah.. Namun bagi seseorang cahaya merupakan sesuatu yang tak boleh disentuh atau juga sebuah malapetaka yang dapat mengubahmu selamanya. Sebuah dongeng yang tak mungkin menjadi realita...