Arga menghela nafas,memberi kekuatan pada dirinya Agar menerima semuanya.Memantapkan langkah memasuki rumah tempat seluruh hatinya berlabuh.Bulir kristal itu mengiring langkahnya mendekati rumah mertua yang akan menjadi mantan mertuanya.
"air mata sialan,seharusnya kau tidak jatuh lagi"Sambil mengusap sudut matanya namun air mata itu malahan merembes jatuh.
"Jangan jatuh lagi.Aku harus memberikan kesan terbaik sebelum kami benar benar berpisah,Ku mohon beradalah di pihakku untuk kali ini"Suara menghilang digantikan air mata yang malah keluar walaupun sudah di beritahu.Arga menggigit bibirnya.Dirinya benci dengan suara tangisanya sendiri.Arga gila bukan?berbicara dengan air mata kehancuranya.
Dirinya tidak sadar bahwa sekarang ia bagaikan orang Gila,kesan terbaik?Bahkan penampilanpun jauh dari kata baik.Tok tok
Beberapa menit menunggu keluarlah pria paruh baya dengan mata nyalang menatapnya penuh aura permusuhan.
"Mau apa kamu kesini?kau tidak bosan apa dengan pukulanku?apa perlu aku_"
"tidak pa,Bolehkah aku masuk,sekali ini saja dan mungkin akan menjadi yang terakhir.Aku mohon Pa"Arga memohon.Hadi menatap menantunya,terdiam melihat mata merah dan penampilan Arga yang jauh dari kata baik.
"ini terakhir kalinya,Masuklah"Arga masuk ke dalam rumah dengan mata yang mencari wanita yang di cintainya.Dengan canggung dirinya duduk namun matanya tetap mencari.Hadi tau apa yang di cari Arga namun jangan harap jika dirinya mau mempertemukan mereka."ada perlu apa kau kesini?"
"Adeeva ada?"Arga malah bertanya
"Dia tidak ingin bertemu denganmu.Katakan apa yang ingin kau katakan.Jika tidak Maka keluarlah"Kata Hadi membuat Arga kecewa.Ini akan menjadi pertemuan terakhir mereka,apakah Dee tidak merindukannya?jawabanya tidakSeharusnya kau sadar Ga,jangan terlalu berharap banyak.
Arga lalu menyerahkan amplop coklat yang di pegangnya sedari tadi meletakkanya di atas meja.
"Apa ini?"
"Surat perceraianku.Aku_ak_aku sudah menandatanginya"Rasanya sulit sekali kata perceraian itu keluar.Tenggorokannya tersumbat.Ayah hadi terkejut kemudian mengulas senyum sinis,Ternyata Arga memilih mundur.Baguslah putrinya akam segera terbebas dari belenggu cinta yang berduri itu.Hadi mengambil surat itu,memeriksa surat itu lalu kemudian menyimpanya kembali.
plaak
bunda Aza menampar menantunya itu."mengapa?"Lirihnya.
Arga memegang pipinya yang terasa panas lalu memegang tangan ibu mertuanya,mengecupnya dengan mata berkacar kaca."maafkan Arga bunda,maafkan Arga yang tidak bisa memenuhi janji Arga pada bunda untuk membahagiakan Dee.Maafkan Arga yang memberi rasa sakit pada putri bunda"Tangisan Arga pecah namun di redam dalam telapak tangan Mertuanya.Aza menagis merasakan tanganya yang panas.
"Ar_arga minta maaf"Arga lalu menghapus air matanya,menengadah ke atas agar dirinya tidak menangis lagi.Nyatanya dirinya kalah dengan air menatap tatapan terluka ibu mertuanya membuat rasa bersalahnya semakin besar.
"bagaimana dengan si kembar?Ata akan menanyakanmu Nak?Arga rindu bukan?bunda Akan panggilakn Dee dan mereka"Arga memaksakan senyum.anak anaknya?Dirinya merindukan mereka,celotehan Ara dan tatapan tajam Al."jangan,jangan bawa anak anak kesini,nanti Arga tidak sanggup melepaskan mereka.bunda rau bikan bagaimana Ara ?nanti dia memangis lagi dan itu sulit buat Arga nantinya"Arga tertawa sambil menyeka air matanya.
Arga cengeng?biarlah,dia hanya seorang ayah yang akan berpisah dengan anak anaknya.Arga akan menjauh agar mereka bisa bahagia.Itulah yang membuatnya datang kemari,mengucapkan salam perpisahan pada Dee,jangan anak anaknya,dirinya tak samggup tanpa mendengar celotehan Ara lagi dan Kata kata ketus Al padanya.Ini akan menjadi pertemuan mereka yang harus membuat kesan bahagia.Apakah bisa?

KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Again(move To Dreame)
Разноеdi saat ku mulai melupakan dirimu,mengapa kau hadir kembali membawa luka dan cinta secara bersamaan?apakah kau senang melihat aku terpuruk lagi?apakah kau suka bila aku terluka lagi? #adeeva khaina Azzahra Maaf,aku terlalu bodoh mengartikan perasaa...