Tutt ... tuttt ... tutt ....
Ku coba telpon nomor yang telah Bude kasih.
HP pun ku serahkan pada Alfi,"Hallo... Dengan siapa ini??"
jawab orang yang di sebrang telpon."Ayah? Ini Alfi Yah...."
"Oh, adek... Ni nomor Kamu ya dek?"
"He'em Yah... "
"Gimana sayang? Tumben nelpon Ayah... Ibu mana?"
"Aku mo ngomong penting Yah..."
"Iya ada apa ngomong aja? Ayah gak punya waktu lama ini..."
"Gini lho Yah... Sebenarnya Ibu itu...."
"Iya kenapa? ada apa dengan Ibu?"
"Ibu itu...."
Tiba-tiba telpon terputus...
Tutt.. Tutt.. tutt... tuttt...."Halo Ayah? Halo? Yah putus deh..." Alfi mencoba menghubungi kembali namun tetap gagal. Ternyata HP nya gak ada sinyal.
Dengan berat hati ia menyerahkannya kepadaku."Nih Ra, Gak nyambung... Lain kali aja lah, ini udah sore banget. Aku mo pulang dulu." ujarnya dengan wajah sendu.
"Ya udah, Aku antar ya?!"
"Gak usah... Aku udah biasa pulang sendiri kok, naik angkot."
"Mmmmm gimana ya? Tapi Aku khawatir aja misal Kamu nunggu angkot sendiri trus gak ada angkot lewat..."
"Gimana kalo pulang bareng Mas Duki aja? Kebetulan dia itu, rumahnya satu jalur sama Kamu... Udah pasti pulangnya lewatin rumah Kamu Al? Jadikan gak bolak-balik gitu."
"Emang Mas Duki itu siapa Kamu?!"
"Tuh cowok yang di depan... Dia itu Asistennya Ayahku. Tuh kayaknya udah mulai siap-siap deh. Bentar tak bilangin dulu!"
Kemudian aku menghampiri Mas Duki yang bersiap-siap untuk pulang.
"Mas.. Mas.. Mas.. Tunggu.. tunggu..."
teriakku memanggilnya."Iya Dik, Ada apa?"
"Mas Duki tolong anterin temen saya ya Mas..."
"Oh Ya siap... Rumahnya mana?"
"Pamularsih Mas. "
"Udah Al sini." sambil ku lambaikan tanganku pada Alfi.
Alfi pun menghampiri kami yang berada di samping toko rumah.
"Jadi ngerepotin, Aku." ucap Alfi malu-malu.
"Gak Dik... Kita sesama muslim, dianjurkan untuk saling tolong menolong." jawab Mas Duki
"Ehem .. Ehem ..." Aku berdehem sambil tersenyum.
Selang beberapa menit, mereka berduapun pulang...
"Rasanya Kalian cocok deh..." celetukku.
"Cocok Apanya Nduk?" Ibuku datang tiba-tiba dari belakangku.
"Eh Ummi... hehe, ituh Mas Duki sama Temenku. Tak suruh bareng sekalian."
"Cocoknya itu lho... Lhawong Mas Duki itu naksir Kamu Nduk."
"Hek... Ummi Apa.an sih. Gak mungkin laaah"
"Hussttt... Gak boleh gitu. Di dunia ini tak ada yang tak mungkin." ucap Ibu dengan senyuman kecil.
"Aku langsung cemberut lalu bergegas masuk kamar."
Didalam Kamar, aku termenung.
"Kenapa Ummi bilang seperti itu ya? Ada apa dengan Mas Duki? Dia kan cuman Asisten nya Abah. Udah di anggep sodara kan? mana mungkin? Eiitts... Tapi Ummi kok tau klo Mas Duki naksir Aku? darimana? Ahh Ummi... Kan Aku jadi risih misal ketemu Mas Duki.. Huh." gerutuku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU BENCI SANTRI
RomansAdakah seorang wanita yang membenci lelaki di dunia ini yang menurutnya tidaklah sepadan untuknya? Tak bisa dipungkiri lagi, setiap wanita pasti mempunyai kriteria pasangan idaman masing-masing. Meskipun ada sebagian wanita yang tidak mencapainya. ...