Him #1

403 21 1
                                    

( CHANYEOL SIDE )

Aku pernah merasakan sebuah keindahan yang diinginkan banyak orang ketika hidup. Harta, tahta, uang dan segala sesuatu yang diinginkan banyak orang. Hingga aku tidak sadar, aku tidak pernah mendapatkan rasa yang sebenarnya. Rasa keindahan itu sendiri ketika hidup, kasih dan sayang.

Karna kekayaan yang aku punya, tidak berharga apapun dibanding kasih sayang dari kedua orang yang sangat aku harapkan kasihnya. Ayah dan ibu.

Dengan karir nya, aku menjadi hidup. Dengan materinya, aku merasakan kecukupan yang berlebih. Apa yang temanku inginkan, aku mendapatkannya. Tapi, aku tidak pernah sedikitpun merasakan apa yang mereka rasakan, kasih sayang kedua orang tua.

Aku dulu berfikir, ketika ayah dan ibu memberikan uang yang banyak padaku, kebutuhanku dan keinginanku yang aku minta, menurutku itu adalah bentuk kasih sayang mereka kepadaku. Karena, mereka mengabulkan apa saja yang aku minta. Tidak pernah melarang dan tidak pernah tidak terkabulkan apa yang aku minta.

Hingga suatu saat, aku lulus sekolah tingkat atas. Semua orang tua temanku, pada hadir disana. Memberikan pelukan dan kecupan lembut pada anak mereka. Aku? Haha, aku hanya ditemani satu asisten rumah tangga dan satu pengawal. Ya, seperti kedua orangtua ku sendiri.

Aku mencoba menghubungi mereka, jawaban mereka selalu sama ketika aku membutuhkan mereka. "Maaf, ayah sedang ada client. Nanti saja kita bicara." atau "Maaf anakku, ibu sedang dalam perjalanan bisnis, tidak bisa menghadiri kelulusanmu. Sekali lagi, selamat nak. Kau lulus."

Aku mencoba menahan airmataku, dan berlari dari aula dimana tempat kelulusan itu. Aku berhenti disebuah taman atau mungkin tidak cocok disebut taman, karna terlalu kotor. Aku benci kotor, tapi mau bagaimana. Aku butuh waktu sendiri. Aku tidak peduli mereka mencariku.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Aku terkejut ketika mendengar suara orang lain disini. Suara itu berasal dari belakangku. Aku tidak berani melihat kebelakang. Seseorang, tolong aku.

Ketikaku menoleh kesamping, wajahnya tepat didepan wajahku. Kalian tau? Aku rasanya ingin mati saja. Aku langsung memejamkan mataku dan memilih untuk diam saja.

"Aku bertanya padamu, apa yang kau lakukan disini?"

Suara itu mengalun lembut ditelingaku. Aku memberanikan diri untuk membuka mata dan menatap objek yang didepan mataku. Sekali kedipan, dua kali kedipan. Objek yang didepanku ini tak bergerak sama sekali. Dan dia memilih duduk disampingku.

"Aku tau kau kaget. Maafkan aku, aku hanya asing melihat orang berada disini,"

"Ah, tidak masalah. A-aku hanya butuh tempat untuk menenangkan hatiku."

"Kau sedang kelulusan?"

"Ha? Ah.. Hn-iya sekolahku sedang mengadakan kelulusan digedung itu."

Aku menunjuk kearah gedung tempat kelulusanku berlangsung.

"Aku Byun Baekhyun, kau?"

"Aku Park Chanyeol."

Dia tersenyum! Manis sekali. Dengan lengkungan matanya yang indah, bibirnya yang indah melengkungkan senyuman sabitnya. Aku terpesona oleh nya.

"Kenapa kau kesini? Tidak mengikuti acaranya?"

"Aku bosan! Kedua orangtuaku tidak hadir disana. Dan semua temanku dipeluk oleh orangtua mereka. Kau tau, itu memuakkan."

Dia terkekeh. Apa pernyataanku itu sebuah lelucon? Aku paling tidak suka ketika aku bercerita ada yang mentertawakanku. Tetapi, kenapa ketika dia tertawa aku ikut tersenyum? Aneh.

"Kau hanya iri dengan mereka."

"Kenapa aku harus? Aku punya segalanya."

"Kau memang punya segalanya, tetapi tidak punya kasih sayang. Kedua orangtuamu pasti memberikan apa saja yang kau inginkan, bukan?"

Aku menganggukkan kepalaku tanda setuju.

"Kau merasakan kebahagian yang sangat amat dalam ketika kau menerima hadiah atau barang yang kau inginkan, kan? Tapi kau tidak pernah merasakan sebuah kehangatan didalam rumahmu kan?"

"Hei. Kau siapa? Berani sekali kau menghakimiku dengan mengatakan aku tidak pernah merasakannya? Kau jangan banyak bicara."

"Kita sama."

Aku terdiam. Ketika dia mengatakan dia mempunyai hal yang sama denganku dan terkekeh. Aku tertegun melihat tawanya yang hambar diiringi dengan sakit dan pahitnya hidup.

"Kehangatan didalam rumah, pelukan dan kasih sayang orangtua aku tidak pernah merasakannya."

"Kau benar."

"Sudahlah, kembalilah keacara itu. Mungkin orangtuamu akan datang. Dan, kasihan asisten dan pengawalmu mencarimu nanti."

"Aku tidak ingin."

"Hei, semangatlah Park Chanyeol-ssi. Semua akan baik baik saja jika kau mengikuti kemauan orangtuamu. Jadilah orang yang sukses!"

Daripada aku mendengar ocehannya lebih panjang, aku memutuskan untuk berdiri dan berbalik badan.

"Ah, Baekhyun-ssi. Terima kasih atas semangatnya. Aku akan menerimanya."

Dia tersenyum kembali! Senyumnya menular padaku, dan entah kenapa rasanya hangat sekali melihat senyumannya.

Ketika baru dua langkah aku berjalan, suara derap langkah asisten dan pengawalku datang.

"Astaga! Tuan muda! Kami mencarimu kemana mana! Ternyata anda disini!"

Suara ngos-ngosan dari pengawal dan asistenku terdengar. Sedikit kasihan, tapi aku tetap menunjukkan wajah sedikit datar.

"Tuan Park dan Nyonya akan tiba dalam waktu 30 menit lagi, tuan. Jika kamu tidak menemukan anda, maka habislah kami."

"Cih, aku hanya bertemu dengan,"

apa aku harus mengatakan dia temanku? Tapi aku tidak pernah punya teman, batinku.

"Aku hanya bertemu dan mengobrol sebentar dengan seseorang disini tadi."

"Seseorang? Anda daritadi sendirian saja tuan muda."

"Tidak mungkin. Itu dia-" aku melihat kearah belakang dan,

Tidak ada.

Tidak ada siapa siapa disana selain kami bertiga.

"Tuan muda hanya sendirian saja daritadi. Tidak ada siapa siapa,"

"Waktu kalian sampai pun?"

"Iya tuan muda. Kami tidak melihat siapa siapa disini kecuali anda."

Seketika tubuhku menegang dan aku berfikir keras, kalau dia mengatakan sangat asing ketika melihat orang disini.

Oh astaga, Park Chanyeol. Kau sudah gila.




Enjoy with the story!
Vment jangan lupa ya chingu ~

LOVE IS LOVE - CHANBAEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang