20 Mei 2017
Kenangan indah yang bertahun tahun telah terukir manis, tanpa cela kemudian dalam sekejap berubah menjadi seolah dua manusia yang tak pernah saling mengenal. Layaknya dua kutub magnet sekuat apapun untuk menyatukannya tetap saja tak akan pernah menyatu antara satu dengan yang lainnya.
Sikapnya yang bertolak belakang dengan apa yang aku harapkan. Ah, aku memang bodoh. Ya, kau tak salah. Aku yang bersalah atas semua perasaan yang merasa dikecewakan ini. Saat itu aku masih sangat belia, belum tahu menahu tentang rasa, ataupun cinta hingga rasa itu terbawa hingga sekarang mungkin...
Cinta.
Yang membuat hati ini tetap bertahan meski kamu enggan untuk menengok atau bahkan untuk menoleh satu senti saja.
Yang membuat diri ini tetap berdiri kokoh, bertahan sekuat tenaga agar saatnya tiba kau akan berada di sisi ku, menggenggam tanganku mendekapku seolah aku adalah berlian berharga, ah mungkin mutiara yang sangat berharga.
Tapi entahlah, sosok mu yang dulu telah tertelan oleh waktu, menghilang seiring semuanya telah berganti, kau yang dulu sangat hangat, yang tak segan memberiku kehangatan kini telah pergi meninggalkan semua kehangatan yang masih menjalar ke rongga dada hingga saat ini.
Dan aku harap pada saatnya, kau akan kembali, kembali pada artian kembali bersamaku. Aku mampu untuk menunggu seribu tahun pun. Tapi entah hati ini masih terpaku pada sosokmu atau akan ada sosok lain yang menggantikan kelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Sendu
Chick-LitCurahan perasaan yang hanya dapat digambarkan melalui se untaian kalimat. Hanya sekedar goresan tinta. Tentang kehidupan, rindu, luka, dan apa arti menunggu. Happy Reading:)