7

6.5K 268 16
                                    

Rencana mo update siang, eh internet gak connect....ternyata paketan internetnya abisss wkwkwkw

Disini mulai keliatan dikit bucin nya Satria ya, jangan bully diaaaaaaa

Happy reading

👇👇👇👇

Sabrina selalu membiasakan anak anaknya melaksanakan sholat subuh dan olahraga pagi sedari kecil, makanya si kembar sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut. Seperti saat ini mereka baru saja selesai jalan keliling komplek rumah mereka untuk olahraga. Kebetulan hari ini hari Sabtu.

"Duh kakak capek bunda"

"Ah kamu abang aja masih kuat nih" Zico mengangkat dua tangannya seperti karakter popeye. Sabrina hanya tersenyum geli melihat tingkah anak anaknya...

"Laper gak?mau makan bubur mang Apit gak di depan gerbang?" Tanya Sabrina

"Mau" seru kedua anak itu

Kedua anak itu sangat suka dengan bubur, seperti mantan suaminya yang sialan itu. Ck, kenapa masih keingetan sama biawak itu sih, eh astaghfirullah gak boleh ngatain orang, Bina batinnya.

Akhirnya mereka sampai di tempat langganan bubur mereka. Setelah memesan dan duduk, tak lama pesanan mereka pun datang. Mereka langsung melahap bubur yang enak itu.

Tanpa mereka sadari seseorang baru datang ke dalam warung bubur dan terpaku melihat Ziva, ya Satria terpaku melihat Ziva. Versi kecil dirinya dalam wujud perempuan. Ziva pun melihat Satria juga dan lanjut memakan buburnya. Satria juga melihat Sabrina dan Zico, Zico perpaduan wajahnya dan Sabrina.tapi Ziva, dia benar benar hanya mirip Satria.

Anak anak ayah, batinnya senang karna bisa melihat anak anaknya.

Ia mengambil tempat duduk di pojok warung supaya ia bisa leluas melihat mantan istrinya dan si kembar.

Sabrina yang sedang makan terkejut dengan perkataan Zico "bunda, om itu mukanya milip sama kakak Ziva loh" Sabrina mengernyit bingung " mana sayang?" Tanya Sabrina melihat sekelilingnya. Matanya membesar ketika melihat ke arah belakangnya.

Degggg

Ia melihat Satria dan Satria juga memandangnya intens, Sabrina langsung mengalihkan pandangannya dan mensugesti dirinya kalau laki laki itu hanya mirip dengan mantan suaminya.

Selesai makan Sabrina langsung membayar makanannya dengan terburu buru, hatinya merasa tambah sakit jika ia berlama lama di tempat itu. Selesai membayar ia dengan cepat menarik tangan si kembar untuk segera keluar dari sana.

Satria melihat gerak gerik Sabrina yang terburu buru, menggemaskan banget si kamu Bina! Jadi makin pengen rujuk lagi sama kamu, eh apa langsung aja seret ke KUA ya...

Sesampainya di rumah ia segera mengunci pintu dan menutup gorden dan menyuruh anaknya main di kamar. Ia masih tidak percaya akan bertemu dengan laki laki itu sekarang.

Mbok Mirah yang melihat itu langsung bertanya "non kenapa? Kaya shock gitu?"

Sabrina mengatur nafas nya "mbok, aku ketemu Satria mbok!"

"HAH?!"

=====

Satria tersenyum geli mengingat ekspesi Sabrina sewaktu bertatap mata dengannya tadi. Satria sudah berada di sebrang rumah Sabrina. Ia tidak mau menunda nunda untuk bertemu anaknya dan Sabrina. Ia merapikan rambutnya dan melihat dandanannya sudah rapi atau belum. Ia bersenandung senang ketika semua sudah seperti yang ia mau. Langsung ia keluar dari mobilnya dan menuju ke rumah Sabrina.

Mobilnya? Itu mobil Galih yang ia pinjam dari tante Mila tadi subuh, sengaja ia bawa sendiri tidak mengajak Galih, karna takut laki laki muda itu akan mengerecoki usahanya untuk rujuk dengan Sabrina. Masih teringat kata kata Galih semalam kalau ia mau ikut jika Satria mau kesini lagi, oh no no no.

Gerbang rumah Sabrina terbuka lebar, tapi tidak ada orang di luar...

"Assalamualaikum"

Tidak ada jawaban

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam, om mau minta sumbangan ya? Sebental Ziva ambilin uangnya dulu"  katanya mengeluarkan kepalanya dari balik daun pintu.

Eh sumbangan???

"Ini om uangnya, tapi maaf Ziva cuma punya uang lima libu satu lembal aja, ini juga bedua sama abang..bunda lagi di kamal mandi soalnya" katanya polos.

Eh buset gw disangka minta sumbangan sama anak gw sendiri.

"Gak usah sayang, ini ambil saja buat Ziva..aya...eh om mau ketemu sama bundanya Ziva boleh?

"Boleh tapi bundanya lagi di kamal mandi, om duduk disini dulu aja nanti Ziva minta tolong nenek bikinin minum"

"Makasih sayang"

"Sama sama om"

Terdengar suara Ziva memanggil Sabrina dan meminta tolong dibuatkan minum oleh mbok Mirah. Sangat santun. Sabrina berhasil mendidiknya menjadi anak perempuan yang sopan santun dan berbakti sedari kecil.

Satria mendengar langkah kaki dari dalam, jantungnya berdebar debar mengira itu adalah Sabrina.

"Maaf mas, temannya non Bina?" Satria menengok dan terkejutlah seseorang itu yang tidak lain adalah mbok Mirah.

"Mbok Mirah"

"Den Satria?!"

Mereka memanggil bersamaan.

Mbok Mirah menyeka airmatanya..anak majikannya yang dulu terlihat berisi, sekarang terlihat sedikit kurus, seperti tidak ada yang mengurusnya.

"Apa kabar mbok?"

"Alhamdulillah si mbok baik den, den Satria gimana sehat kan?Nyonya Sherren sehat?"

"Eh sebentar ya den" Mbok Mirah masuk kedalam, beberapa menit kemudian kembali keluar membawa camilan keripik dan teh manis madu, minuman kesukaan Satria.

"Ini den di minum dulu, si mbok bikinin teh madu buat den Satria"

"Makasih mbok"

Tak lama terdengar suara dari dalam

"Mbok, ada tamu kah?" Sabrina melangkah keluar dan terkejut.

"Sabrina" Satria memanggil Sabrina dengan berbinar, sedangkan yang dipanggil mencebik mendengar Satria memanggil namanya.

"Maaf Bapak Satria Arsaka, ada perlu apa anda datang ke gubuk saya?"

Satria meringis, serasa terhimpit mendengar nada suara Sabrina yang menekan.

"Ada yang mau aku bicarakan, Sabrina"

"Cukup panggil saya seperti biasa saja, anak kampung, tidak usah panggil nama saya."

"Mau bicara mengenai apa lagi? Kita sudah selesai dan saya tidak membawa barang barang pribadi anda. Jadi saya rasa tidak perlu ada pembicaraan lagi antara kita, Bapak Satria Arsaka yang terhormat. Pintu gerbang terbuka lebar, silahkan keluar dari gubuk saya"

Bagai teriris sembilu mendengar ucapan Sabrina, tapi ia tidak mau menyerah. "Aku ingin bertemu si Kembar, Zico dan Ziva, anak kita"

=============

Aku Yang Tak DianggapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang