S e p u l u h

518 64 5
                                    

B e f o r e then,
N O T E S;
Short chapter and chessy also cringe.

she's my sunshine in the rain
my tylenol when i'm in pain
let me tell you what she means to me

l e m o n a d e J e r e m y P a s s i o n

"Yah...hujan!" Perempuan itu mengerucutkan bibirnya dan menghentakkan kakinya karena kesal kencan mereka ke tempat dimana bunga-bunga matahari yang disukainya berada gagal kali ini.

Melihat kelakuan perempuan itu membuat lelaki yang sedang membawa dua gelas cokelat panas itu terkekeh. "Jangan kesal, masih ada lain waktu," sahutnya sembari memberi segelas cokelat panas kepada Rose.

Sembari meminum cokelat panasnya, lelaki itu melirik perempuan yang duduk di sebrangnya hanya untuk memastikan apakah ia sedang berkata kasar dalam hatinya atau bagaimana.

"Bagaimana kita melakukan sesuatu yang menyenangkan tapi indoor? Misalnya kencan di arcade? Kamu menyukainya?" Saran lelaki itu, dengan harap agar gadisnya tidak kesal lagi.

Terlihat perempuan itu berpikir sebentar sebelum akhirnya tersenyum, "Mari kita ke arcade! Oh, aku akan bersiap-siap!" Serunya lalu berlari menuju kamar tamu milik lelaki itu.

Ya, dia menginap di rumah lelaki itu. Semua karena Rose lupa bahwa seluruh keluarganya tinggal di negeri kangguru, dan kedua seluruh sahabat terdekatnya sama-sama sedang mengenyam pendidikan di negara inggris sepertinya.

Tentu saja karena itu ia memilih menginap di rumah lelaki itu, gratis dan banyak makanan. Jadi tidak perlu mengeluarkan uang sepersen pun. Bukankah itu hal yang bagus?

Baiklah, lupakan saja.

Setelah melalui banyak argumen yang dimulai dari Rose, mereka pun sampai ke arcade yang sering didatangi oleh Sehun bersama kedua sepupunya, ataupun dengan Johnny ketika mereka merasa bosan dengan pekerjaan mereka.

"Aku ingin main yang ini, oh."

"Aku juga ingin main yang ini!"

Memang bukan ide yang salah lelaki itu membawanya ke arcade, karena buktinya perempuan itu bermain dengan riang.

Hingga akhirnya dirinya lelah dan memutuskan duduk sembari melihat perempuan itu sedang memainkan Machine Box yang berisi boneka.

Setelah percobaan ketiga akhirnya perempuan itu berhasil mendapatkannya. Ia berjalan menuju arah lelaki bernama Oh Sehun ini berada dengan senyuman bahagia yang menghiasi wajah cantiknya.

Entah kenapa, jantung lelaki ini kembali berdegup kencang. Lelaki itu tersenyum tipis, lalu mengelus puncak kepala perempuan itu pelan. "You did a great job, sunshine..." Ia menggantungkan ucapannya sebentar sebelum berkata, "Sekarang mari kita makan."

Rose tidak salah dengar, Sehun benar-benar menyebutnya Sunshine. Karena bagi Sehun, perempuan dihadapannya sekarang adalah segalanya.

She is the sunshine i've been searching for a long time.

she's so beautiful, sometimes i stop to close my eyes
she's exactly what i need

Ada banyak hal yang perempuan berambut pirang ini sukai, tetapi sepertinya menatap bintang-bintang yang bertaburan di langit bersama lelaki yang sedang meminjamkan bahunya untuk disandari oleh Rose adalah salah satu hal yang paling disukainya.

"Bukankah bintangnya cantik?" sahutnya setelah terdiam karena terpukau akan kecantikan bintang-bintang yang berada di langit.

Lelaki itu tersenyum, "iya benar," jawabnya singkat sembari masih menatap langit sembari tersenyum.

Rose mendengus sebal, "tidakkah seharusnya kamu berkata 'tidak, dirimu lebih cantik.' Seperti itu, setidaknya buatlah aku senang walau hanya kebohongan," protesnya sementara yang diprotes kembali tersenyum sembari menatap perempuan itu.

"Dengar, Roseanne. Aku akan mengatakan dirimu cantik ketika aku ingin berkata seperti itu, aku ingin mengatakan hal seperti itu tetapi yang memang murni dari hatiku, bukan hanya kebohongan semata. Mengerti?"

Perempuan itu hanya mengangguk lalu kembali menatap langit sembari beberapa kali meminum susu kotak rasa cokelat.

"Oh sehun! Ada bintang jatuh! Let's make a wish!" Serunya lalu segera menutup matanya dan mengucapkan beberapa harapannya dalam hati.

Sementara lelaki itu justru menatap perempuan yang sedang membuat harapan pada bintang jatuh. Ia tidak melakukan hal yang sama karena sejujurnya ia tidak sama sekali percaya akan hal begitu.

Rose membuka matanya, "apa yang kamu harapkan?" Tanyanya sembari menaruh kedua tangannya di kedua pipinya.

Sehun tersenyum, "tidak ada, aku hanya berpikir bahwa kamu tampak cantik, selalu."

"Benarkah?"

Lelaki itu mengangguk pasti. Sementara perempuan itu tersenyum riang lalu kembali menjelaskan tentang bintang-bintang.

Ada suatu hal yang tidak Sehun jelaskan. Bahwa perempuan itu sangat cantik dibawah sinar rembulan lalu, saat bintang jatuh. Dirinya menyukai dikala kedua bola mata perempuan itu yang berbinar menatap bintang jatuh.

Sehun menyukai segala hal tentangnya terlalu dalam.

Tetapi...sampai kapan, mereka akan bertahan dengan hubungan tanpa status jelas yang mereka jalani?

she's exactly what i need, again

TBC!

Hello everyone! I'm back again!
Ah sebentar lagi sudah akan berpisah kita mengingat ini hanyalah sebuat short story yang paling tidak hanya tersisa dua sampai tiga part lagi🙂🤗

Tolong sabar ya! I tried my best okay!
Semoga kalian menyukainya!

—warm love from me—

Polaroid | Hunros | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang