S e m b i l a n

595 67 10
                                    


i still think of you too, if only you knew
when i'm feelin' a bit down and i wanna bolt through
i look over your photograph and i think how much i miss you
i miss you

l o c a t i o n  u n k n o w n  — Honne

"Thank you for today."

Perempuan yang baru saja mengecat kembali rambutnya menjadi warna pirang itu menghela napas ketika kelasnya sudah selesai. "Roseanne, are you okay?" Tanya Seanne, teman sebangkunya.

Senyum tipis menghiasi wajahnya, "yeah...i'm okay, i guess?"

Seanne beranjak dari tempat duduknya, "alright...roseanne, i must go right now. See you later then, bye!"

"Bye."

Satu persatu mahasiswa pergi dari ruangan hingga hanya tersisa dirinya sendirian di dalam ruangan itu. Perlahan tangannya merogoh tasnya dan mengeluarkan selembar foto yang diambilnya malam itu.

Tersenyum kala mengingat betapa menyenangkan dan indahnya malam itu, mengingat betapa dirinya ingin memberitahu lelaki itu bahwa ia sangat merindukannya.

Karena tidak hanya dirinya disana yang tersiksa akan rindu, ia juga tersiksa. Bahkan ingin menelfonnya namun ia bimbang akan hal itu.

Ia ingin pulang.

Ia ingin bertemu lelaki itu lagi.

Karena Rose tidak mau menampik lagi bahwa ia memang sudah jatuh hati kepada lelaki yang jauh disana.

i wish i knew where i was 'cause i don't have a clue
i just need to work out some way of getting me to you
'cause i'll never find love like ours out here
in a million years, a million years

Ia tersenyum kala mendengar lantunan lagu milik Honne yang sedang terkenal dimana-mana. Liriknya lumayan pas dengan keadaan dirinya sekarang.

Menyedihkan.

She knows she's in london but she felt like she doesn't know where is she right now.

Sembari meminum beer kaleng yang ia beli tadi. Walau dirinya tahu minuman itu tidak sehat, tetapi dia hanya ingin menyegarkan pikirannya sebentar.

Berminggu-minggu dirinya harus menertawakan dirinya yang menatap sedih sepasang kekasih yang sedang bermesraan di depannya. Oh, dia tentu saja iri.

Terdiam sebentar sembari menatap anak-anak yang sedang bermain sepak bola di musim panas seperti ini. Rose menghela napas sebentar.

Andai bisa ia kembali menjadi anak-anak saja, cukup memikirkan bermain dan bermain bukan seperti sekarang yang banyak hal harus dirinya lalui.

Andaikan saja waktu bisa kembali.

Karena dirinya sudah pusing, pusing menahan rindu kepada lelaki yang membawa hatinya ke negeri gingseng itu.

Polaroid | Hunros | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang