prolog

241 23 3
                                    

Cinderella. Setiap orang yang mendengar istilah (atau mungkin nama, terserah...) ini mungkin akan berteriak senang karena sang gadis lugu terbebas dari jeratan jahat ibu dan saudara tirinya. Hanya mungkin, karena sebagian lain akan berfikir bahwa si gadis terlalu bodoh untuk menerima perlakuan buruk bertahun-tahun kemudian mengharapkan sang ibu peri merubah nasibnya.

Yah.. walaupun nasibnya memang berubah, sih.

Tapi nyatanya, Cinderella memang masih ada. Eksistensinya tetap bertahan, walaupun dengan perubahan latar belakang yang mendukung alur cerita. Contohnya, banyak gadis miskin dengan wajah rupawan (yang sayangnya terlalu bodoh) berhasil mendapatkan lelaki kaya. Hanya bermodalkan tekad keras, ia melawan sang pangeran dan menyingkirkan saingannya kemudian memenangkan hati dan perhatian sang pangeran.

Klise, tapi apa adanya.

Tunggu... apa aku baru saja menjelaskan detail drama Boys Before Flowers tadi?

Seolah berteriak senang, si gadis bertransformasi menjadi seorang putri lalu melemparkan senyum mengejek pada orang yang berhasil dikalahkannya. Mungkin jika hati bisa meneriakkan isinya, maka itu akan berbunyi seperti: Bodoh! Aku memenangkan permainan ini, dan kalian akan membusuk dijalanan! Hahaha!

Kembali lagi, Cinderella kini tidak lebih dari 'gadis penempel' yang sialnya berhasil mendapatkan lelaki kaya dan tampan. Mereka yang awalnya (bahkan) tidak bisa membedakan Gucci dan LV, malah berhiaskan barang bermerk disekujur tubuhnya.

Ah... kenapa kesannya aku sangat membenci Cinderella, ya? Tidak, tidak! Aku bukan seorang putri, bukan juga Cinderella itu sendiri. Aku laki-laki, dan aku bisa menjaminnya.

Lucunya, aku ini setengah Cinderella setengah pangeran.

Aku menyukai uang dan hidup sebagai seorang pangeran palsu di istana ini. Namaku Kim Seungmin, aku lahir dari hubungan gelap ayah dan ibu. Sialnya, ayahku menikah dengan lelaki dari kerajaan lain dan tidak memiliki anak. Dengan begitu, si gelandangan Seungmin naik tahta dan menjadi pewaris tunggal kekayaan ayahnya dan menyandang 'Kim' sebagai nama kebesarannya.

Lalu kenapa aku membenci Cinderella? Tentu saja karena Cinderella bodoh berkebangsaan Australia merebut calon tunanganku, dan sialnya aku malah jatuh cinta dengan si miskin yang juga mencintai sang Cinderella.

Sial. Kenapa hidupku tidak lepas dari orang miskin, sih?

Fake Prince SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang