(1) haruskah?

3 1 0
                                    

Pagi ini tansa melakukan kegiatan seperti biasanya.  Bangun tidur mandi setelah siap dengan seragamnya tansa lalu meminum susu strawberry kesukaannya dan langsung bersiap berangkat sekolah. saat membuka pintu pagar ulasan senyum manis tercetak manis diwajahnya

Laki-laki yang bersandar dimotor merah kesayangnya,  ia kakak kelas sekaligus kekasihnya. 

"hai"

Gadha melambaikan tangannya

" hai juga.  Lama nunggu ya kak?"

Gelengan kepala menjadi jawabannya
"yok berangkat,  udah siang"

Tansa mengangguk seraya memakai helm yang tadi gadha berikan kepadanya.  Motor besar itupun kini melaju menelusuri jalanan kota yang ramai.

Tak kerasa motor ini telah membawa mereka ke sekolah dengan cepat,  beruntung kali ini jalanan kota tidak terlalu macet,  membuat motor besar ini melenggang lancar dengan kecepatan penuh. gadha memang ahli dalam mengendari, tak elak membuat tansa tidak perlu khawatir akan telat sekolah.

"aduh berantakan" eluh tansa saat menyadari rambutnya sudah tidak rapi lagi,  Salahkan gadha yang Membawa tansa melawan angin.

"gapapa, tetep manis ini"
Gadha merapikan rambut tansa yang agak berantakan dibagian poni

"manis dari mananya sih kak,  berantakan gini kok disebut manis" cemberut tansa sambil menatap lekat mata elang gadha.

"manis,  kamu manis banget greget aku jadinya" gadha mencubit gemes pipi tansa membuat si yang punya merona merah kontras sekali dengan kulit susunya.

mereka yang liat lalu lelang menelan ludahnya susah payah, ada pasangan romantis yang populer. keliatan banget bahagianya, yang nikung banyak tapi suka mundur duluan, nyerah.

"ishh malu aku" erang tansa membuat gadha melepaskan cubitan pipinya sambil terkekeh gemas

"jadi merah gini, maaf ya" tangan gadha berpindah mengelus lembut pipi tansa

tansa sudah terbiasa dengan kebiasaan gadha yang suka mengelus pipinya, jadi lambat laun pipi tansa tidak terlalu kentara dengan semburat merah.
"jangan cubit lagi nanti, malu diliatin"

"iya tapi gak janji"

"nyebelin" kesal tansa sambil memukul bahu gadha tanpa permisi

"hahah,yaudah yuk" gadha kini membawa tangan tansa menuju gerbang sekolah. 10 menit lagi bahkan kbm akan segera dimulai. 

"mau dianter ke kelas? "

"nggak deh kak, udh mau masuk.  Ntar kakak jadi telat masuk kalau nganterin aku dulu"

Gadha tersenyum manis, kekasihnya ini bukan tipikal perempuan ribet atau manja. dan itu menjadi point penting yang membuat gadha selalu jatuh hati kepadanya.

"yaudah, belajar yang rajin nanti istirahat aku jemput ke kelas yah"

Tansa mengangguk mengerti seraya melepaskan genggaman tangannya dengan gadha

"bye kak" pamitnya

Tansa menghilang dibelokan tangga, gadha hanya mampu tersenyum bahagia sambil menatap punggung kecil itu yang kini menghilang.

Sunggu gadha sangatlah beruntung mendapatkan tansa disisinya,  menjadikan tansa layaknya ratu yang dijaga dengan ketat dan menjadikan tansa prioritas paling atas dalam hidup gadha. Tidak, gadha sangatlah menyayangi kedua orang tuanya,  tapi hati kecilnya tidak bisa berbohong bagimana ia begitu hampa bila tidak ada tansa dihidupnya.

"oyy bro"

Panggilan itu membuat gadha tersadar dari lamunanya,  kini tangan sohibnya sudah bertengger rapih dibahu gadha. 

gasa part Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang