Part 5

2.1K 203 4
                                    

"Udah ada perkembangan?" pria itu menatap dengan wajah sumringah. Iqbaal tersenyum kecut sembari menggeleng.

"Belum Pak, buktinya masih kurang," jawab Iqbaal. Pria itu tersenyum kecil dan menepuk sekilas bahunya.

"Udah santai aja, gak usah terlalu dipaksain, kamu juga baru nikahkan? Jaga istri kamu baik-baik jangan sampai ada yang tau kamu sedang apa," ujarnya.

Iqbaal menganggukkan kepala. Dan menundukkan kepala kecil seraya pamit. "Kamu juga lapor ke kantor pusat. Jangan lupa ganti nomor ya? Nomor lama kamu buang aja," ucap pria itu sebelum Iqbaal menutup pintu dengan rapat.

Iqbaal menghela nafas dan berjalan dengan tergesa keluar dari gedung bertingkat 2 tersebut.

Belum sempat Iqbaal menjalankan mobil, hpnya berdering menandakan ada panggilan yang masuk.

"Halo?"

"Lo gak ngantor? Banyak job ini," suara Elang membuat Iqbaal menarik nafas dalam.

"Ngantor lah, emang lo itu gue? Maaf ye, gue gak suka bolos," Iqbaal langsung mematikan panggilannya sebelum Elang menjawab.

***

(Nama kamu) menatap sereal didepannya dengan bergantian. Ada dua macam disana, yang satu kesukaan Iqbaal dan satunya kesukaan dirinya sendiri.

Biasanya dalam memilih makanan dia tidak pernah seribet ini, sekarang makanan itu bukan cuma untuknya tapi untuk Iqbaal juga, harusnya dia tidak egois kan?

"Yang mana yah? Kalau ambil yang rasa coklat, gue gak suka coklat. Tapi kalau ambil yang itu, kira-kira Kak Iqbaal suka gak ya?" (Nama kamu) menimang-nimang pertanyaan yang dibuatnya sendiri.

"Atau sekalian gak usah beli sereal? Buah aja kali ya?" dia kembali membuat pertanyaan konyol.

Saat ingin meninggalkan rak sereal itu, (Nama kamu) kembali berbalik badan dan meraih sereal rasa coklat yang menjadi kesukaan suaminya. "Ambil aja deh, gue kan bisa sarapannya buah aja. Kalau Kak Iqbaal sarapannya buah aja keburu gepeng nanti," wanita itu terkikik kecil membayangkan tubuh kurus Iqbaal.

Lagipula dia sudah menjadi istri Iqbaal, bukannya dia harus taat kepada suami?

"Loh (Nam...) Ngapain sendirian belanjanya?" (Nama kamu) menoleh. Matanya mengerjap sebentar dan tersenyum kikuk.

"Hai.. Kak Zidny,"

"Kamu gak bareng Iqbaal belanjanya? Tumben, padahal Iqbaal tuh orangnya posesif banget kalau sama pasangan," Zidny tersenyum kecil dan menarik tangan kanan (nama kamu) untuk menjabatnya.

(Nama kamu) sedikit tersentak. Apa mantan dari suaminya itu masih belum move on?

"Oh enggak kok, Kak Iqbaal lagi di kantor. Aku cuma iseng aja ke toko sendirian, lagi kehabisan selai terus keterusan deh belanjanya," jawab (Nama kamu).

"Kirain Iqbaal gak mau temenin, padahal waktu aku sama Iqbaal jadian tuh dia ngotot banget selalu mau anterin aku ke mana pun," Zidny tertawa kecil seakan menerawang kenangan lampaunya bersama Iqbaal.

"Maaf Kak, bisa gak bahas tentang itu? Aku udah jadi istri Kak Iqbaal. Aku gak suka aja kalau ada orang yang seolah-olah lebih tau suami aku lebih dari aku," gertak (Nama kamu) dengan nada halus dan sedikit senyum.

"Oh maaf ya, gak sengaja cerita yang itu," Zidny tersenyum sambil mengangkat kedua alisnyanya dengan pelan.

"Iya, kalau gitu aku duluan ya Kak, soalnya udah hampir jam makan siang, suami aku biasanya pulang kalau jam makan siang," ujar (Nama kamu) sambil menekankan kata suami aku. Dia menunduk kecil dan berlalu dari hadapan Zidny.

***

"Emang dia pikir siapa? Kak Iqbaal kan suami aku, malah sok lebih tau lagi," dengus (Nama kamu). Tangannya terjulur mengambil apel yang tadi dibelinya.

Dengan gerakan cepat wanita itu mengunyah apel tersebut. "Aku gak kenal sama Kak Iqbaal gitu? Aku kenal kali," sambungnya lagi. Satu gigitan besar kembali dia layangkan ke arah apel tersebut.

Baru ingin dia berucap lagi. (Nama kamu) menghentikan suaranya dan menatap pria yang membuka pintu apartemen.

"Kenapa? Kok gitu amat natap aku?" Iqbaal bersuara setelah memperhatikan beberapa saat kalau (Nama kamu) hanya diam menatapnya intens.

"Tadi aku ketemu Kak Zidny di supermarket,"

"Terus?" Iqbaal berjalan mendekat kearah istrinya dan memeluk tubuh wanita itu.

"Dia malah sok lebih kenal kamu daripada aku. Kan ngeselin,"

"Udah---"

"Terus kok dia bisa ada di Singapura gitu?" ucap (Nama Kamu) memotong perkataan Iqbaal.

"Siapa tau ada urusan penting. Udahlah, kamu lebih kenal aku daripada dia kok. Apalagi semalam kan kamu udah liat---" belum sempat Iqbaal menyelesaikan ucapannya. Mulutnya langsung disumpal apel oleh (Nama kamu). Dia menggigit apel tersebut dan tersenyum kearah istrinya.

"Gak usah bahas itu,"

"(Nam...) Apel ini udah kamu cuci belum?" tanya Iqbaal.

(Nama kamu) mengadah dan menepuk dahinya sekilas kemudian menatap Iqbaal sambil menggeleng.

"Pantes rasa asam, kamu abis pegang apa sih?"

(Nama kamu) mencubit pelan perut Iqbaal dan berlalu meninggalkan pria itu. "Kalau mau makan masak sendiri aja,"

Mohon dukungan dan bantuannya dengan vote dan komen ya? Maaf banget aku baru up sekarang, tahu kok aku udah kayak hiatus tapi kalau mau aku rajin up-nya komen ya😊

Everything Gonna Be Alright [Iqbaal Ramadhan]❎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang