Part 1

5.1K 333 6
                                    

(Nama kamu) menunduk malu saat Iqbaal menatapnya dengan intens. "Kak, jangan ditatap," desis (Nama kamu).

"Kenapa emang? Kamu cantik kok,"

"Ah.... Udah ih!" (Nama kamu) mendorong Iqbaal pelan dan berlari dari hadapan suaminya itu. Ya, mereka baru saja sah saat Iqbaal dengan satu tarikan nafas mengikrarkan akad dihadapan keluarga mereka.

"(Nam...) Aku mau punya 3 anak loh," bisik Iqbaal saat berhasil menangkap gadis itu. Dia memeluknya erat dan meletakkan dagu di bahu sang istri.

"Kak, besok masih ada resepsi," (Nama kamu) berusaha melepas pelukan Iqbaal.

"Bunda sih kenapa akad sama resepsi gak dikaksanain sehari aja sih?!" dengus Iqbaal. (Nama kamu) terkekeh pelan dan menuntun pria itu menuju ranjang.

"Udah, mending tidur aja sekarang besok pagi seger deh,"

"(Nam...)"

"Kak... dengerin aku ya?"

Dengan terpaksa Iqbaal mengangguk kepala. (Nama kamu) kembali tersenyum dan tidur di samping kakak kelas yang telah menjadi suaminya itu.

Sebenarnya, ada perasaan gugup yang sedari tadi dirasakan (Nama kamu). Siapa yang tidak bakal gugup, ini hari pertamanya sah sebagai istri orang. Semua karena acara dadakan yang Iqbaal rencanakan tanpa ia tahu.

(Nama kamu) pikir, setelah lamaran di Australia dulu Iqbaal akan melamarnya secara resmi bulan depan. Tapi pria itu malah datang kerumahnya seminggu kemudian.

Menikah sama Iqbaal seperti mimpi, dia tidak pernah menyangka kalau kakak kelas yang pertama kali dia temui saat jadi murid baru akan menjadi suaminya saat ini.

"Maaf ya pernah ninggalin kamu," (Nama kamu) terkejut saat Iqbaal langsung membalik badannya menghadap dirinya. "Aku gak tau kalau kamu nyusul aku ke Australia,"

"Ya itukan karena Kak Iqbaal setelah lulus langsung ke Singapura jadi kita gak ketemu,"

"Tapi kan Bunda nelpon aku mulu, suruh sah in kamu, sayang,"

(Nama kamu) tersenyum kecil dan mengangguk. "Kak, aku ngantuk,"

###

Suasana resepsi sesuai ekspektasi Iqbaal. Teman-teman SMAnya datang, dan ada beberapa guru dari sekolah lamanya juga yang ikut hadir.

"Loh (Nam...) Jadi sama Iqbaalnya? Padahal gue baru mau dateng loh lamaran," goda Ojan. Iqbaal sudah melototkan matanya.

"Elah Jan, lo mau dikuliti idup-idup ama Iqbaal karena godain bininya?" sela Rafto secepat mungkin. (Nama kamu) hanya tertawa.

"Udah lo pada turun deh, masih banyak tuh orang yang mau sungkeman,"

Rafto dan Ojan sesegera mungkin turun dari panggung dengan tawa yang masih terlihat jelas. "Nyesel aku undang mereka berdua,"

"Merekakan temen kakak juga,"

"Iya tapi ngesel---" belum sempat Iqbaal melanjutkan kalimatnya beberapa orang langsung datang dan memeluk (Nama kamu).

"Ya ampun (Nam...) lo pulang-pulang dari Australi bukan bawa oleh-oleh malah bawa undangan, gue kaget banget," Marlah membuka suara dengan hebohnya, diangguki Luna dan Erlin yang nampak menyetujui perkataan gadis itu.

"Hooh, padahal waktu sekolah dulu Kak Iqbaal sama (Nama kamu) gak pernah pacaran, eh gedenya malah nikah," sahut Luna.

"Abidzar mana Lin?" tanya (Nama kamu) membuka topik lain. "Padahal gue juga kirim undangan loh ke dia,"

"Tau tuh, capek (Nam...) Gue bilanginnya, Abi gak mau dengerin. Sekarang dia malah sibuk banget ngurusin perusahaan keluarga," keluh Erlin

"Cari nafkah tuh buat dijadiin mahar," desis Iqbaal.

"Eh maaf Kak, yaudah (Nam...) semoga dilancarin ya bikin dedeknya," Luna terkikik pelan dan berjalan dengan cepat menjauh.

Seandainya saja jika ia tidak menjadi bintang utama di acara ini, sudah dipastikan Luna akan kapok sudah berbicara seperti itu.

"Baal, (Nam...) Selamat ya atas pernikahan kalian,"

"Zidny,"

"(Nam..) gue bener-bener minta maaf dulu udah berantem ama lo, pada akhirnya Iqbaal tetap milih lo,"

Iqbaal hanya bungkam. Dia tidak ingin mengundang permasalahan lagi dengan mantan kekasihnya itu.

"Sekali lagi selamat ya,"

(Nama kamu) mengeratkan pegangan tangannya di tangan Iqbaal saat Zidny sudah berlalu.

Iqbaal tau betul kalau saat ini perasaan (Nama kamu) campur aduk, dia memeluk gadis itu membuat beberapa tamu undangan menyoraki keduanya.

"(Nam...) Percaya sama aku, Zidny gak bakal pernah bisa rebut Iqbaal kamu. Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan, sepenuhnya milik kamu"

"Kak udah diliatin tamu-tamu," Iqbaal terkekeh dan melepas pelukannya. Wajah (Nama kamu) seperti mengeluarkan semburat merah bahkan warna blash on pun kalah.

Aku dedikasikan sequel ini untuk para pembaca yang telah mendukungku. Terima kasih untuk kalian semua😊

Everything Gonna Be Alright [Iqbaal Ramadhan]❎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang