2• Club

708 243 214
                                    

Hallo
Masih ada yang setia ga sama manifestasi?

Udah lama ya ga comeback :)

🔞

-----»«-----★Manifestasi★-----»«-----

Bunyi dentuman musik membuat suasana menjadi sesak dan juga ramai. Annya melangkahkan kaki nya bersama dengan 2 teman nya. Siapa lagi kalau bukan Metya dan si rambut ungu, Flora.

"Kita langsung ke VIP aja ya, gue mau sekalian ngobat," ujar Metya dengan cengiran nya

Annya memutar bola matanya malas, sedangkan Flora mendengus nafas tidak suka.

"Lo ga mau di rehabilitasi aja Met?" Tanya Flora mencoba untuk membujuk Metya. Pasalnya, Metya sudah terlalu lama terjerumus akan obat-obatan ilegal itu, Flora juga cukup khawatir tentang keadaan gadis itu.

"Stop nyuruh gue rehabilitasi, gue muak," ujar Metya tidak suka

"Luan, gue masih mau disini," ujar Annya mengibaskan tangannya, berjalan menuju bar

"Jangan mabuk! Repot gue nanti," ujar Flora penuh peringatan

Annya hanya mengibaskan tangannya menanggapi ucapan Flora.

Diantara mereka bertiga memang hanya Flora saja yang sedikit normal. Annya itu tukang mabuk, setiap gadis itu mabuk akan ada saja kejadian yang tidak mengenakkan. Dan sialnya, Flora harus mengurus semuanya sendiri.

Sedangkan Metya, cewek itu selalu bertingkah aneh ketika sudah memakai narkoba, terkadang berakhir di ranjang dengan seorang pria. Sebenernya Flora cukup kesulitan menghadapi dua orang sekaligus, tapi mau bagaimana lagi? Dia sudah terlanjur sayang pada mereka berdua.

Annya yang mengulurkan tangan ketika ia di-bully, dan Metya yang selalu memberi semangat dan juga uang ketika dia tidak mendapatkan kiriman.

Ayah dan ibunya pisah semenjak ia sekolah menengah pertama. Mereka berdua sudah memiliki pasangan masing-masing, membuat Flora merasakan asing setiap tinggal bersama ibunya atau ayahnya.

Flora akhirnya memilih tinggal sendiri, tetapi terkadang ayahnya tidak mengirimkan uang padanya, begitu pula dengan ibunya yang sampai sekarang tidak pernah peduli lagi padanya.

"HAHAHAHA."

Tawa menggelegar Metya terdengar, gadis itu sudah dalam pengaruh narkoba sekarang. Flora hanya menatapnya saja, selagi Metya masih berada di pengawasannya.

"Duh sesak lagi," gumam Flora menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri

"Met, Met!" Panggilan Flora mengguncang tubuh Metya, membuat gadis itu mendongak

"Hihihihihi. Mama ya?" Ujar gadis manis itu menyentuh hidung Flora

"Apa sih Lo! Gue mau ke toilet nih. Jangan kemana-mana Lo ya," ujar Flora dengan sorot mengancam

"Mama serem," gumam Metya lalu tertawa kembali

Flora segera menuju toilet, di dalam ruangan VIP memang memiliki toilet nya sendiri. Setelah menyelesaikan keperluannya, Flora berjalan keluar, tidak melihat Metya sama sekali.

Panik bukan main, gadis itu segera keluar dari ruangan VIP mencari keberadaan Metya. Flora takut gadis itu akan diapa-apain sama lelaki hidung belakang.

Gadis itu melangkah cepat ketika melihat Metya tidak jauh dari pandangannya.

"Om, sodok aku dong om," ujar Metya setengah waras, membelai wajah pria yang berada di depannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MANIFESTASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang