Rasa

23 3 0
                                    

Sunyi dan dingin itu yang ia rasakan sekarang. Gelap, rasa itu telah menyelimuti kedua bola matanya sedari tadi . Sampai cahaya itu datang, entah darimana cahaya itu datang menyinari dirinya yang sedang berdiam dalam kegelapan. Cahaya itu datang seakan menariknya untuk mengikuti arah dari cahaya itu.

Sampai ia datang ke tempat itu. Ia langsung berdiri, dan itulah yang terjadi dimana kau akan melihat hal yang aneh. Dan ia adalah salah satunya, ia sedang berada di situasi aneh. Ia menatap lekat-lekat dan meyakini apakah tubuh yang sedang tertidur itu adalah dirinya atau bukan. Aku masih menunggu dan menyaksikan apa yang akan dia lakukan setelah ia mengetahui 'kebenaran' dari apa yang terjadi pada dirinya itu. 

Namun kulihat ia masih saja kebingungan , kurasa orang ini masih tidak percaya bahwa orang yang sedang ia lihat itu adalah dirinya. Dalam pikirannya ia menebak-nebak apa sebenarnya yang ada di depannya saat ini.

Dan akhirnya ia membuat keputusan, bertanya. Ya, itu hal yang wajib dilakukan jika kau ingin rasa ingin tahu dalam diri terjawab. Ia lalu berbalik dan menepuk pundak lelaki di depannya. Tapi ,lelaki itu hanya diam berdiri tanpa respon sedikitpun.

 Ia pun mencoba untuk kedua kali, tapi ia merasa aneh pada tangannya. Ia tidak merasakan apa-apa saat tangannya menepuk lelaki itu. Ia berpikirbahwa rasa pada tangannya itu mungkin karena dinginnya malam sehingga ia tidak merasakan sentuhan.

Akhirnya ia memutuskan untuk menepuk pundak lelaki itu lebih keras. Dan aku sudah tahu apa yang selanjutnya terjadi. Rasa sentuhan yang hilang pada tangannya itu bukan karena situasi dingin malam ini.

 Dan sesuai prediksiku, tangannya hanya melewati tubuh lelaki itu. Ia tak berhenti mencoba untuk menepuknya terus-menerus tapi hasilnya nihil. Bagaikan angin yang melintasi tubuh, itulah gambaran dari situasi yang sekarang.

***

Ia akhirnya berhenti dan berbalik dengan cepat dan sepertinya mulai menyadari apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Ia mulai mendekati tubuhnya yang sedang tertidur lelap di aspal jalan. Ia mendekat dan itu sia-sia ada penghalang yang membuatnya tidak dapat mendekati tubuhnya. Lalu tiba-tiba ada seorang pria datang dan menghampiri tubuh yang terkapar itu .

" ia sudah pergi , marilah kita sebagai masyarakat yang baik mengantarnya ke peristirahatan yang layak" kata pria tersebut sambil memegang tangan dari tubuh itu seakan memeriksa denyut nadi dari tubuh itu.

"tidak, aku belum mau beristirahat.... Masih ada yang harus... aku... lakukan.." lirihnya.
Ia lalu berusaha melewati penghalang tersebut sekuat tenaga. Lagi-lagi ia gagal melewatinya. Lagipula ia sudah berada di dunia yang bukan di dunia kami. Seharusnya ia mengerti itu dan beristirahat dengan tenang.

" Tidak.... Masih... belum..." rintihnya.
Entah mengapa ia tidak berhenti saja . lagipula ia tidak mampu melakukannya. Aku bisa membantunya ,tetapi jika aku sudah melihatnya dalam keadaan seperti ini aku yakin bahwa ia sudah berada di tempat yang berbeda dan ia harusnya mengakhiri usahanya.

"aku mohon tuhan... aku masih belum...." Ia merintih dan terus mencoba menerobos. Tiba-tiba seakan aku merasakan ada yang aneh. Rasa ini , rasa yang sangat dalam. Aku harus menghentikan pria itu.

Pria itu lalu mulai menggendong tubuh itu. Lalu cahaya itu datang dari penghalang itu seperti menyeret pergi ia menjauhi tubuhnya dan mendorong sekuat mungkin.

Aku yang merasa aneh dengan peristiwa aneh yang satu ini langsung saja dengan cepat menghampiri kerumunan masyarakat itu. Dan menghampiri pria tersebut.

Saat ia mulai berjalan cahaya itu makin terang menyinari ia, sampai ia terlihat akan lenyap.

"aku.. mohon.." 

aku yang melihat itu langsung menahan pria itu.

"ada apa tuan?" pria itu bertanya padaku yang sedang menahannya berjalan. 

Aku menahan pundaknya, dan memintanya menurunkan tubuh itu.

 "maaf tuan yang budiman, bisakah aku memeriksa tubuh ini. Aku yakin ia masih hidup"

"memangnya kau siapa tuan ? apakah kau berhak untuk memeriksanya?" ia kembali bertanya padaku.

"aku adalah dokter" jawabku singkat sambil menarik tangannya untuk menurunkan tubuh itu.

***


Aku mulai memeriksanya dan denyut nadinya hampir tidak terasa. Tapi dengan kemampuanku ini aku tahu betul masih ada sisa kehidupan.

" bantu aku bawa wanita ini ke rumah sakit, tidak jauh dari sini" aku langsung menggendong wanita ini ke dalam mobilku diikuti masyarakat setempat.

Kulihat pria itu hanya berdiri disana memandangku yang membawa tubuh wanita ini ke dalam mobil. Aku tidak menghiraukannya .

Aku langsung melaju ke rumah sakit, melaju dengan mobilku dengan kecepatan tinggi. Aku tidak ingin usaha ia sia-sia. Aku melihat cahaya itu sudah hilang namun ia juga tidak ada disana.

Langsung saja aku dan masyarakat tadi membawanya ke UGD agar bisa langsung ditangani. Aku tidak menanganinya karena ini bukanlah jam kerjaku dan aku tidak bisa seenaknya merebut jam kerja dokter yang bertugas saat ini.

Aku sangat yakin dokter di dalam UGD bisa menanganinya dengan baik. Aku menunggu ditengah malam yang sunyi. Masyarakat tadi sudah kembali dan aku berjanji akan menjaganya sampai ia pulih.

" kau... sebenarnya... siapa...?" suara itu datang dari belakangku.

***

JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang