Cúrame

1.2K 121 16
                                    


"Dokter manis.. Tolong Sembuhin saya"
.

.

.

"Jadi pembuluh darahnya pecah?" Minho, pria manis dengan jas putih khas dokter itu berjalan cepat diikuti para perawat di belakangnnya.

Sedangkan yang diajak bicara mengiyakan ucapan Minho dengan menyerahkan beberapa kertas berisi Diagonosanya. Atensi Minho berpindah, Manik cerahnya bergulir mengikuti langkah cepat pria blonde yang sedang di kejar oleh beberapa perawat. Satu kata yang pas untuknya 'kekanakan'

"Dokter Lee." alam kesadaran Minho ditarik paksa saat mendengar intruksi dari salah satu perawat di belakangnnya.

"Ahh iya maafkan saya." Minho mempercepat langkahnya. Dan memasuki ruangan yang bertuliskan IGD .

🍁🍁🍁

"Bangchannn-ssi!. Ya Tuhan aku lelah mengejarnya. Kamu cepet kejar dia." Tunjuk wanita yang berseragam perawat dengan nada frustasi  kepada rekan seperawatnya.

"Kamu lupa. Kita kan sama-sama ngejar dia ya pasti sekarang kita sama-sama lelah." imbuhnya tidak terima.

"Terus gimana dong?" ucap perawat itu dengan nada terputus-putus.

"Kejar lagi Jieun!! Kita ga bisa biarin dia kabur lagi!"

"Ya tuhan!"

🍁🍁🍁

"Hahh..Hahh.." Suara nafas diambil dan dibuang terdengar jelas. Peluhnya menetes memberikan kesan Visual kepadanya.

Netranya bergulir kesana kemari mencari dua orang wanita yang mengejarnya. Ditarik bibirnya tersenyum sampai dimple kembarnya terlihat jelas.

"Mereka mengejar Atlet sepertiku, mana bisa." di tepuk dua kali dada bidangnya seakan memberikan kesan membanggakan diri. Sampai telinga kirinya terasa sakit sekan dijepit oleh benda tumpul. Ah tidak itu lebih mirip jeweran.

"Bangchan-ssi!"

"Sial"

"Hayoo ga bisa kabur lagi kamu" ucap perawat bernama Jieun dengan satu tangan yang menjewer telinga pemuda Bang tersebut.

"Ayah!" Pria bernama Bangchan atau Chan itu memberikan kesan terkejut dengan nada suara sedikit pelan,namun dapat didengar oleh keduannya.

Sontak dua wanita itu menengok cepat dengan membungkukan badan tanda hormat.

Keduanya mendongkak untuk melihat Tuan bang atau ayah dari Chan yang notabennya adalah pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja. Namun mereka tidak melihat sosok pria paruh baya itu di depan mereka, Dan mereka kembali dibohongi oleh pria Bloonde tersebut.

"YAKKK JIEUN KITA DIBOOHONGI!"

"YAK KENAPA KAU BERTERIAK! CEPET KEJAR DIA" ucap Yuonna melihat Chan yang sudah berlari jauh.

Sedangkan pria blonde itu tertawa puas di sela lariannya, sampai tangannya meraba dadanya lalu meringis sebari menghentikan langkahnya.

"A-aghh"

"Bangchan-ssi!"

"Chan-ssi! Bertahan!"

🍁🍁🍁

"Pasien itu selamat?" Ucap namja bule itu sebari melahap kimchinya.

Minho menganggukan kepalanya tanpa membuka suara karena kebiasaannya adalah. Tidak bicara saat sedang melahap makanan.

"Lalu keadaannya?" ucapnya bawel yang di hadiahi pelototan dari Minho. Oke Felix lupa bahwa Minho tidak suka mengobrol ketika sedang makan.

"Uhh aku lupa. Ayolah jam istirahat kita itu ga banyak" Felix mengerucutkan bibirnya sebal. Sampai sebuah suara memecahkan suasana kantin yang tidak terlalu ramai Itu.

"Minho-ssi" itu bukan suara felix. Itu suara Jieun yang tengah berlari dengan wajah panik.

"Ada apa?" Ucap Minho melupakan bahwa ia tengah menyantap makanan.

"Pasien membutuhkanmu"

"Kamu ga bisa liat ya? kita ini lagi makan. Kamu kan bisa cari dokter lain. Dokter di rumah sakit ini bukan cuma Minho kan?" Ucap Felix tak terima.

"Aku tidak berbicara dengan kamu Lee Yongbok!" Wanita itu mendengus sebal dengan nada sedikit tinggi.

"Jangan panggil aku dengan itu!"

Minho memutar bola mata jengah ketika mendengar perdebatan kecil di antara dua makhluk berbeda jenis itu.

"Udahh!! Keselamatan pasien itu nomer satu,Jieun di mana sekarang dia??" Minho merapihkan Jas kebangsaannya,lalu berdiri hendak mengambil langkah yang dihadiahi tatapan manja Felix dengan artian jangan tinggalin aku sendiri.

"Ayo ikut aku" Jieun menghela nafas lega dan menyeret langkah cepat.

Felix menghela nafas,Aegyonya tidak mempan terhadap Sahabat satu marganya tersebut,Minho tetap pergi meninggalkannya.

Poor Felix

"Ok aku sendiri"

"Siapa bilang?" ucap seseorang lalu mendudukan dirinya di meja kosong yang Minho tempati tadi.

"YAKK! PERGI LU SEO CEBOL!

Poor Felix Pt 2

🍁🍁🍁

"Cleck"

Minho membuka pintu rawat itu, di sana pria yang tadi ia lihat dikejar oleh beberapa perawat sedang terbaring dengan lemah.

Nafas pria itu tidak beraturan,keningnya mengkerut tanda kesakitan yang tak luput dipenuhi oleh keringat dingin.

Minho melangkahkan kakinya cepat,lalu memberikan selang Oksigen guna membantunya tetap bernafas.

"Bertahanlah"

Chan tersenyum dengan memegang lengan Minho yang tengah menempatkan beberapa Cabel di tubuhnya. Pria manis itu mengernyit bingung.

"Dokter manis.. Tolong Sembuhin saya" gumamnya pelan yang hanya bisa di dengar oleh Minho karena jarak mereka sangat dekat.

Minho bisa merasakan pipinya memanas saat melihat tatapan sayu pemuda itu padanya.

Rumah sakit tidak seburuk itu,Chan menemukan cintanya di sana....

Fin

Cukup tekan bintang+vomment maka saya akan terus lanjutin ff ini. Makasih!

Encuentrame-Banginho✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang