챕터 04: GROW UP

1K 110 47
                                    


7 tahun telah berlalu, Kimiko tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat pintar.

Sekarang dia tengah duduk dibangku kelas 3 SMA, terlebih-lebih dia adalah ketua osis di sekolahnya.

Walaupun Kimiko jarang berinteraksi dengan orang lain, dia sangat rajin melaksanakan tugasnya sebagai ketua osis. Dia juga terus mengasah kemampuannya bermain piano dan menggambar.

Sayangnya... dia tidak ingin memperlihatkan kemampuannya kepada orang banyak. Bahkan ketika dia ditawarkan untuk mengikuti lomba kesenian, Kimiko dengan rendah hati menolaknya. Dia berpikir bahwa bermain piano adalah hobinya. Hobi yang selalu dia lakukan untuk mengekspresikan apa yang dia rasakan. Dan memainkannya untuk orang lain, bukanlah hal yang dia inginkan.

Kimiko juga tumbuh menjadi gadis muda yang cantik.

Kulitnya yang putih, sepasang mata berwarna coklat muda yang indah dengan rambut merah gelapnya yang lurus dan terurai panjang bisa membuat siapa saja terpana melihatnya.

Karena hal itulah, tidak sedikit orang yang mencoba mendekatinya.

Tetapi sayangnya... Kimiko sama sekali tidak tertarik untuk mengenal orang lain apalagi mengundang mereka untuk masuk kedalam kehidupannya.

Kimiko berpikir bahwa "Untuk apa dia membuka hati kepada orang baru untuk masuk hanya untuk nanti ditinggal pergi? Jika dia tidak menerima apapun, dia tidak akan dituntut untuk memberikan apapun. Dan jika dia tidak memiliki apapun, dia juga tidak akan kehilangan apapun."

Itu semua Kimiko lakukan tidak lain untuk mencegah sakitnya kehilangan lagi. Selama ini dia sudah merasa cukup dengan segala hal yang telah hilang dalam hidupnya, dia tidak ingin merasakan kehilangan yang lain.

"Aku minta maaf, tetapi aku tidak bisa." ucap Kimiko kepada seorang laki-laki yang pada saat itu meminta Kimiko untuk menjadi kekasihnya. Laki-laki dengan mata cokelat gelap dan berkulit putih itu hanya bisa menunduk mendengar jawaban dari Kimiko.

"Kau bahkan belum mengenalku. Aku sungguh minta maaf. Jika ada ucapanku yang menyakitimu aku minta maaf." lanjut Kimiko.

Laki-laki itu memandang wajah Kimiko dan kemudian tersenyum.
Reaksi yang sama sekali tidak disangka Kimiko. Walaupun didetik terakhir senyuman itu Kimiko bisa melihat dengan sangat jelas ada kekecewaan dari tatapan mata cowok itu.

"Tidak apa-apa. Aku tahu perasaanmu. Aku tidak akan memaksamu." ucap laki-laki itu dengan gentle.

"Terima kasih telah mengerti."

"Aku harap, kau tidak akan menutup kemungkinan bagi kita berdua untuk berteman." Pinta laki-laki itu.

Kimiko mengangguk dan kemudian berucap "Aku harus pergi."

Laki-laki itu kembali tersenyum, kali ini senyuman itu terlihat kosong. Dia pun tidak memiliki pilihan lain selain menganggukan kepalanya, menyetujui keinginan Kimiko untuk pergi walaupun didalam hati dia masih sangat ingin memandangi wajah Kimiko yang terlihat sangat manis itu, walau dengan ekspresi datar yang selalu dia berikan kepada semua orang.

Kimiko tersenyum, setidaknya dia harus menghargai perasaan laki-laki yang bernama Hoseok itu dengan senyuman manisnya.

Diapun berjalan pergi... Meninggalkan satu lagi hati yang dibuatnya patah.

Kimiko melangkah dengan berat kearah yang berlawanan dengan kelasnya. Dia menuju toilet sekolah dengan menyusuri koridor sekolah yang sangat ramai itu.

Sesampainya di toilet. Dia segera masuk kesalah satu bilik wc untuk membuang dahaknya, sesekali dia memaksakan diri untuk batuk. Memang sudah beberapa hari ini dia diserang flu— batuk berdahak. Karenanya dia tidak ingin terganggu dengan dahaknya ketika kelas dimulai nanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MIDNIGHT SERENITY  ||  Jungkook BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang