11

4.2K 422 10
                                        

Untuk visual Mina, aku akan pakai TWICE Mina ya sayangg. Tapi jika kalian merasa kurang menarik atau tidak cocok dengan ekspetasi kalian, bisa dipakai visual yang sesuai dgn keinginan kalian.

.
.
.
.

"Ya, kau ada dimana? Aku berada di kampusmu saat ini."

Jungkook menghentikan kegiatannya yang mencoba untuk mencari buku yang ia inginkan di perpustakaan. Menghela napasnya akan sikap keras kepala sang kakak.

"Noona benar-benar serius dengan ucapanmu tadi pagi, huh?"

Gadis itu hanya terkikik di sana. "Sudahlah, cepat katakan kau ada dimana sekarang."

"Tidak mau. Mengapa noona ingin sekali bertemu denganku?"

"Ck, apa salahnya dengan makan siang bersama, huh? Eomma juga tidak melarangnya."

Kembali, hanya helaan napas yang Jungkook bisa ia keluarkan sekarang. Memilih untuk mengalah saat ini.

"Temui aku di cafe yang dekat dengan kampus ini saja. Aku masih sibuk dan akan menyusul nanti."

Jungkook mengakhiri panggilan itu begitu saja. Membuat gadis itu hanya mendengus menatap pada ponselnya, memilih untuk kembali memasukkan ponselnya pada tas selempang miliknya.

Pandangannya melirik ke atas sana, dengan kedua matanya yang tertutup seolah dirinya mencoba untuk menghirup udara Seoul yang sudah lama tak ia rasakan.

"Baiklah, Jeon Mina. Kau harus bisa untuk bangkit dan melupakan semuanya. Jalani hidupmu seperti dulu, sebelum kau bertemu dengannya."

Kedua matanya perlahan terbuka, dengan sebuah senyuman yang kini terbentuk di wajahnya.

Hingga senyuman di gadis itu perlahan mulai memudar, ketika kedua matanya menangkap seseorang yang begitu ia kenali. Penampilannya bisa saja berubah semenjak terakhir kali ia melihatnya tiga tahun yang lalu. Tapi Mina sama sekali tak salah untuk mengenal senyuman di wajahnya.

Mina tak tahu mengapa langkahnya memilih untuk mengikuti pria itu. Padahal, baru beberapa detik yang lalu, ia sudah berikrar dalam hatinya bahwa ia akan melupakan semuanya, termasuk kehadiran pria itu.

Tapi itu semua seolah musnah dan sirna ketika ia bisa kembali melihat presensi pria itu dengan kedua matanya.

Memang benar kata orang, cinta bisa membutakan seseorang yang sedang mengalaminya. Bahkan mengalahkan janji yang telah dibuat sebelumnya.

Tapi, apakah Mina masih mencintainya? Itulah yang menjadi utama saat ini. Entahlah, gadis itu pun tak bisa mengatakannya pula. Hanya mengikuti kata hatinya untuk mengikuti pria itu. Mungkin pula untuk mengetahui bagaimana keadaan pria itu setelah tiga tahun berlalu begitu saja.

Ruang musik.

Mina bisa membaca tulisan itu pada pintu ruangan yang ada di sana. Dengan berhati-hati pula, ia mengintip ke dalam ruangan itu. Berusaha untuk membuat dirinya tak diketahui keberadaannya.

Hingga dentingan piano membuat gadis itu tertegun. Membuatnya tertegun dan mau tak mau menariknya kembali pada sebuah memori lama yang sebenarnya sangat ingin ia hilangkan.

Permainan piano itu berakhir, membuat gadis itu akhirnya bisa dengan cepat untuk menetralkan dirinya. Sedangkan pandangannya memilih untuk fokus kembali menatap pada dua orang yang ada di sana.

Mina seperti mengenal gadis yang berada di samping pria-nya saat itu.

Pria-nya? Tanpa sadar, gadis itu menertawakan dirinya sendiri. Bukankah ia sudah gila karena masih menganggap pria itu adalah kekasihnya? Padahal, dirinya yang lebih dulu meninggalkannya.

Lil' TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang