Hujan telah reda, langit mulai merana
Ku berdiri lalu angkat kaki.
Mengarungi jalan setapak disamping kedai.
Sekedar ingin mengulas beberapa lembar kenangan.Sesekali tengok kanan.
Terlihat sepasang kerikil mesra berdongeng.
Tentang kisah keseharian kita.Sesekali tengok kiri
Terdapat kerumunan rumput saling berbisikan.
Menatap bingung kearahku yang menyeret kaki tanpa membawa kerumunan.Hujan kembali runtuh, awan mengelabu.
Aku berteduh dibawah naungan sebatang pohon.
Menatap syahdu percikan bulir hujan yang menghantam tanah.Sesekali menengadah
Mengingat Sapaan paman pohon yang sudah hilang.
Dia sudah mati.Sesekali menunduk
Tersimpan jejak - jejak samar.
Tatkala riang menjiwai sekujur tubuh kita.Kegembiraan yang terus merambar.
Kini tertempel di dinding penantian.
Tak terulang hingga aku berdialog dengan tuhan.
Secara langsung.
Kelak, ketika rantai rantai waktu.
Tak lagi membelenggu.02 September 2019
Pangkat, Tangerang
Dia sudah mati
YOU ARE READING
Mereka Semua Disantap Waktu
Poetrykemana tuan puan ? Hilang secara ragu - ragu memerhatikan gerak gerik awan aku paham bahwa kalian hanya berkelana sesaat mengitari bumi lalu kembali semoga.