Tragedi Dirumah

16 5 1
                                    

    ;ibu pertiwi

Bapak pamit dari rumah dengan sepatah amanah,
Kepada penghuni yang ada disana.
Sebelum mengangkat koper, bapak menghampiri mereka.
Bersimpuh lemah.

Ibu diberi sekantung emas murni.
"Naungi anakmu"pesan bapak.

Sisulung dibisiki pesan untuk menjaga
Ibunda tercinta.
Anak sulung menangis lalu memelukmu bapak dengan erat.
Air matanua mengering perlahan dipundak bapak.
Bapak pun ikut menangis.

Si anak pertengahan diberi segepok uang untuk jajan.
"Semoga senang." Pesan bapak mengakhiri.
Anak pertengahan hanya berling air mata.
Kali ini bapak yang memeluknya lantas menangis dipundak sang anak.

Si bungsu diberi rumah,mobil dan pakain serba mewah.
"Semoga senang" pesan bapak.
Si bungsu riang menyambut harta melimpah.
Bapak mendekap si anak dengan kuat lalu mengangkatnya.
Menangis kejar ia dihadapan si bunsu.
Lambaian tangan sebagai salam pamit bapak.

##

Tatkala bapak pulang.
Terkejut ia bukan kepalang.

Ibu sedang berlinangan air mata.
Titipan sang bapak hilang.

Si sulung sudah tertidur
Dibawah nisannya yanh bertuliskan
"Tugasku selesai pak, anak pertengahan akan melanjutkannya."

Si anak pertengahn hanya duduk diatas kursu reyot.
Tak terurus. Terbengkalai.
Berpakaian kaos putih usang bertuliskan
"Biar anak bungsu yang melanuutkan."

Si bungsu terlihat sedang merangkak.
Lehernya terbelenggu rantai pemandu.
Dibelakangnya ada orang tak dikenal.
Menggiring si bungsu dengan sekantung emas ditangan.
Mengenakan baju mewah dan kunci mobil dipucuk saku celananya.

Bapak berlutut
Batinnya bergelut dengan emosi yang semrawut.
Lalu bergumam "ada apa dengan rumahku"

                   Kamis, 22 agustus 2019
                   Pangkat,tangerang

Mereka Semua Disantap WaktuWhere stories live. Discover now