BERKELAHI

94 42 17
                                    

*Kring kring kring kring

        Setelah sekian jam yang bagaikan satu abad, akhirnya bel yang di tunggu tunggu seluruh kaum pelajar termasuk shilvi pun tiba juga.

     Membuat seluruh murid berhamburan keluar kelas sembari teriak teriak tidak jelas.

     Pemandangan yang sudah biasa terjadi jika bel pulang berbunyi. Sebab dengan terdengarnya suara sakral tersebut dapat membuat mereka merilekskan tubuh dan otak mereka dengan cara mereka sendiri.

     Dalam hitungan menit, kelas sudah kosong melompong, hanya menyisakan dua manusia yang selalu bersama yaitu shilvi dan icha.

     mereka baru saja selesai menyapu bersih seluruh ruangan dan sedang memasukan buku bukunya yang masih kosong ke dalam tas, berisap siap untuk segera pulang.

     "Eh, temenin gue ke gramedia yuk" ucap icha setelah selesai berkemas.

     "Mau ngapain?" Tanya shilvi dengan polosnya. Icha jadi gemas sendiri dibuatnya.

     "Beli sayuran! Ya beli buku lah. Udah ayok buruan, keburu sore" di tariknya tangan shilvi dan terlepas.

     Shilvi hanya mematung di tempatnya, diam tidak berkomentar apapun sembari memasang wajah datar.

     Icha mendengus sebal sembari memutar kedua bola matanya. Kebiasaan shilvi dari orok hingga kini memang tidak pernah berubah.

     "Iya iya...nanti gue pinjemin. apasih yang nggak buat sahabat gue yang paling cuaantik cetar membahana, tapi masih jomblo" ucap icha gemas sembari mencubit pipi shilvi.

     Shilvi memajukan bibirnya "iya nanti gue ga jomblo lagi"ucap shilvi asal ceplos.

     "Nanti, nanti kapan mbak? Nunggu gue punya anak lima gitu? Apa nunggu pak sutrisno nikah lagi?"

     Shilvi geram sekali mendegar celotehan icha. Dirinya kalah telak. "ihhh tau ah,,,bodo gue ngambek!"

     "Eh shil, kalo nggak lo jadian aja sama si kevin. Secara kan dia tergila gila banget sama lo. Dia juga lumayan ganteng kok, walaupun masih gantengan babang nichol sih.hehe"

     "Udah ah, males gue ngomongin begituan. Tak ber-fa-e-dah. Paham?"

     "Ya tapi kan,-"belum selesai icha berbicara sudah di cut cepat oleh shilvi.

     "Ngomong lagi nggak gue temenin lo ke gramedia" ancam shilvi telak. Icha hanya bisa pasrah sembari mendesah panjang.

     "Iya iya"sifat shilvi masih saja seperti dulu. Ntah sampai kapan hal itu terus berlanjut.

     Icha ingin sekali shilvi mempunyai seseorang yang dengan siap mendampingi dan saling melengkapi di setiap derap langkah kakinya.

     Merasakan perihnya menginjak duri bersama. merasakan dekapan serta kecupan hangat penuh kebahagiaan.

     Semoga semua harapan itu akan menjadi sebuah kenyataan.

******

     Koridor kelas saat ini terlihat sunyi sekali, tidak seperti biasanya.

LOVE AT FIRST SIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang