Roman Celintisan

6 1 0
                                    

Kentut
Baumu begitu halus lembut
Membuat setiap menusia salut
Suaramu bagai burung perkutut
Jika keluar, begitu urut ....
Tuut ... tuut ... tuut ....

***

Kenalin nama gua Roman, seseorang yang begitu terkenal di seluruh pelosok negeri. Jika biasanya, seorang roman bergelar Picisan, kali ini gua berbeda. Dengan bakat membuat orang takjub dengan puisi, gua dipanggil dengan nama Roman Celintisan.

Sajak di atas adalah contoh sajak terakhir puisi gua yang begitu fenomenal. Bahkan, banyak orang yang muntah-muntah, dan pingsan saat gua bacain puisi itu. Sepertinya, dari sini sudah dapat dilihat, kalau puisi gua emang begitu fenomenal.
.

"Eh, Man. Sini bentar."

"Apa?"

"Buatin gua dong, puisi buat gebetan."

"Gebetan? Sejak kapan lu punya pacar!"

"Ah, lu, mah. Seneng amat ngejek gua. Ya udah, lah, buatin aja. Entar gua traktir."

Nah, ini yang gua suka, makan gratis dengan praktis.

"Ok," jawab gua sambil melangkah meninggalkannya.

***

'Akhirnya, selesai juga bikin 'ni puisi,' ucap gua lega, pikiran mengenai bakso punya bik Mimin--Seorang tukang bakso terkenal di sekolah ini, sudah terbayang.

Dengan langkah bahagia, gua menuju ke belakang sekolah, tentunya untuk memberikan surat ini, pada bos makan siang gua hari ini. Sampai terjadi sebuah kejadian ... sial, kenapa ada acara nabrak anak orang segala. Dia ngomel-ngomel lagi, udah persis kayak emak-emak komplek.

"Heh, lu kalo jalan pakek mata dong," ungkap Mak Lampir marah, ampun dah, bener-bener crewet ni bocah.

"Sorry ya, Mbak ..." ucapan gua terjeda. Buset, bidadari dari mana ni! Bening banget, tanpa basa-basi gua kasih surat yang gua pegang ke dia.

"Ini, Neng. Surat dari Abang. Dibaca ya!" lanjut gua, sambil nampilin senyum paling manis yang ada di seluruh jagat raya.

Bukannya ngambil surat dari tangan gua, eh dia malah bengong. Apa mungkin, gua terlalu cakep buat dia, ya. Apatis, tapi kayaknya dia bingung, deh. Kalo nggak percaya, kalian boleh lihat sendiri, di dahinya kayak ada kerutan bekas operasi gitu. Eh, maksud gua, kerutan tanda tanya.

"Surat apa 'ni?" Ya allah, suaranya lembut banget, udah kayak suaranya mbak kunti.

"Ehm, buka aja dulu," ucap gua sok cool, yang disambut dengan gerakan tangannya mengambil surat.

Dag ... dig ... dug, jantung gua udah berdetak lebih cepat dari jam. Pandangan gua nggak lepas dari wajah ayu cewek di depan gua ini--pipi mungil, mata lentik--kulit mulus, bener-bener perfect.

Detik berikutnya. Bak tertimpa gajah dari langit, kaget seribu kaget, jantung gua lagsung copot. Gimana nggak, cewek manis ini, kini berubah menjadi monster. Bahkan, terlihat lebih parah dari emak-emak komplek.

"Maksud lu, apaan. Ngasih gua surat kek gini. Lu kira gua virus apa? Gua nggak terima ya, dasar cowok gila, stress, awas aja, lu." Omelnya, lebih dari itu sebenarnya, tapi otak gua cuman bisa nangkap segitu, emang rada lemot, sih.

Tapi, jangan salah sangka. Lu semua nggak tahu apa yang terjadi setelahnya. Ternyata Tuhan berkehendak lain,

Gubraaakkkk ....

Ya Allah, My Heart terjatuh. Dengan sigap, gua langsung berlari--menyelamatkan putri kahyangan. Tapi nihil, ternyata dia berat juga. Bukannya mampu menopang, gua malah juga ikut jatuh.

Akibat kejadian itu, gua patah tulang. Karena ketiban kebo dari kahyangan. Dan benar-benar sebuah peluang bagi gua, karena gua bisa deketin dia. Akhirnya kita pun jadian, namanya Cynthia Bella. Mirip artis 'kan. Eits, tunggu. Ada satu hal lagi yang perlu kalian ketahui, tenyata si Bella ini adalah gebetannya si Jono, orang yang dulu pesen surat cinta sama gua. Bener-bener gak nyangka, kalo ternyata cinta pertama gua adalah gebetan temen gua. Ya udah lah, ya. Namanya juga takdir. Kalo Tuhan dah bilang, Roman jodohnya Cynthia, kita mah bisa apa. Dan akhir dari kisah gua ini adalah, happy ending. Bahagia banget, bisa ketemu cewek yang bisa nerima gua, dan semua isi puisi gua. Walaupun terkadang, dia dibuat pusing, ngamuk, bahkan pingsan sama puisi buatan gua. Nggak apa-apa, yang penting kita bahagia.

Eehh ... tunggu. Para pembaca story gua nggak pengen tahu sajak puisi, pencipta first Love gua? Ini dia ....

Wahai wanita cucu hawa
Tahukah dirimu? Aku telah lama mencinta
Dirimu yang jauh di seberang sana
Sosok cantik jelita
Perubah kegelapan menjadi kirana

Wahai wanita yang begitu sempurna
Jika dilihat, kau begitu anggun
Kulitmu mulus seperti tangkai mawar
Membuatku berdarah ketika menyentuhmu
Rambutmu tergerai begitu indah
Membuatku tertusuk seperti sapu lidi
Tertawamu sangat menyejukkan
Membuatku bergetar, seperti kuntilanak
Baumu, pun harum
Mengalahkan Rafflesia Arnoldi

Temeet ....

"Tentang cinta yang orang bilang fana, percayalah ... apatis menurutku itu semua. Karena nyatanya, asmaraloka kini kutemukan, bersama engkau penduduk buana. Ya, Cynthia."

Nganjuk, 24 Juni 2019

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang