Waktu istirahat sudah habis, itu artinya semua murid harus segera kembali ke kelasnya masing-masing, termasuk 3 sekawan tokoh utama kita ini. Mereka berjalan dengan santainya, seakan-akan tidak terburu-buru oleh waktu. Ya, lagian bel juga baru berbunyi.
SMA Kebanggaan Bangsa, adalah nama dari sekolah tempat Gilang, Kinki, dan Rezky menimba ilmu. Sekolah yang cukup standar untuk ukuran sekolah di kampung.
Gedung sekolahnya memiliki 2 lantai, dengan bentuk menyerupai persegi panjang jika dilihat dari atas.
Didepan tiap kelas, terdapat pohon-pohon mangga, yang membuat suasana halaman kelas jadi sedikit teduh. Sungguh suasana yang nyaman untuk menyegarkan pikiran setelah belajar.
Di halaman tengah yang dikelilingi oleh gedung-gedung kelas, itu terdapat lapangan basket dan lapangan futsal. Tentu saja dibatasi oleh pagar menyerupai jaring. Kemudian disampingnya terdapat sebuah lintasan untuk praktek olahraga lari yang mengelilingi kedua lapangan olahraga bola tersebut.
Dengan kata lain, jika pelajaran olahraga, itu akan dilihat oleh banyak murid-murid. Cukup memalukan, bagi orang-orang yang pemalu.
Namun biar begitu, tak sedikit murid laki-laki yang suka berlagak sok keren. Ya, kau tau? Pada saat pelajaran olahraga, kaum Adam akan berusaha menampilkan kebolehannya dalam olahraga. Karena mereka mempercayai teori yang mengatakan kalau, cowok yang sedang olahraga itu terlihat keren di mata cewek.
Terlepas dari teori yang meragukan tersebut, ketiga murid laki-laki ini tetap berjalan menuju kelasnya masing-masing. Tanpa mempedulikan disekitarnya. Mereka tetap saling diam membisu, semenjak keluar dari ruang senam.
Gilang berada di kelas XI - F, Kinki di kelas XI - D, dan Rezky berada di kelas XI - A. Itu artinya, mereka berada dikelas yang berbeda. Urutan kelas dimulai dari sisi kiri. Dengan kata lain, kelas Gilang berada di urutan belakang.
Namun, karena ruang senam dekat dengan kelas XI - F, jadi disini kelas Rezky lah yang paling jauh.
"Pulangnya bareng, ya!"
Gilang yang hendak memasuki kelasnya, mengatakan hal tersebut. Kinki dan Rezky hanya mengangguk, dan tidak menghentikan langkahnya sedikit pun. Gilang pun tidak mempermasalahkannya dan tetap masuk ke ruang kelasnya.
- || -
Seperti ruang kelas pada umumnya di seluruh penjuru Indonesia - atau mungkin dunia, jika tidak ada guru pasti tetap ribut seperti di pasar. Baik laki-laki maupun perempuan, semuanya bicara bersama kelompoknya. Membicarakan pacar, gebetan, novel, game, bahkan drama Korea. Mereka asyik dengan pembahasannya. Tentu saja, tiap-tiap topik dibahas oleh masing-masing kelompok dan dibedakan secara gen.
Tidak termasuk Gilang. Hari ini, nampaknya Gilang tidak begitu tertarik untuk menyatu dengan latar. Dia hanya duduk di bangkunya yang ada di pojok, sambil menaruh kepalanya di atas tangannya yang melingkar di atas meja.
"Gila! Tadi yang gue katakan di ruang senam keren, banget! Sampai-sampai Rezky sama Kinki terus terdiam begitu." Gumamnya dalam hati.
Gilang nampaknya terus membayangkan aksinya di ruang senam, yang menurutnya itu adalah hal keren. Padahal dia hanya mengatakan hal-hal tentang omong kosong nya di masa depan.
Masa depan adalah hal misteri, dan selamanya akan tetap menjadi misteri. Namun sebagian orang selalu memprediksi masa depannya, dan senang sekali bila ada yang bilang bahwa masa depannya akan baik-baik saja dan lebih baik dari yang sekarang. Itulah sebabnya banyak peramal yang bertebaran akhir-akhir ini. Karena akhir-akhir ini juga semakin banyak orang yang menggantungkan nasib masa depannya pada orang lain. Contohnya, percaya ramalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Komedi Romantis SMA
HumorKomedi romantis? Ya, ya, ya! Banyak orang yang menyukai itu. Tapi, apakah ini komedi romantis yang mereka suka? Entahlah.... Ini hanyalah cerita 3 anak SMA yang tengah mencari jati dirinya. Walau begitu, ini bukan tentang kisah remaja yang mengejar...