Ada Apa Dengan Siska Azizah?

194 5 0
                                    

Gilang, Rezky, serta Kinki, berlari ke tengah jalan raya dengan tujuan menghentikan mobil pickup yang melintas. Saat itu, jalanan terbilang agak sepi, dan hanya mobil pickup saja yang mendekat, sedangkan yang lainnya jauh berada dibelakang.

"Stop, pak! Stop, pak!" Teriak mereka bertiga, dengan harapan supir pickup itu menghentikan mobil yang sedang dikendarainya.

Mereka bertiga berdiri berbaris dengan formasi membentang, seolah menjadi pagar betis dalam sepakbola.

Sambil melambaikan tangannya dan berteriak keras, mereka juga terus berusaha melawan rasa takut mereka. Takut bahwa mobil tersebut tidak mau berhenti, dan takut tiba-tiba ada kendaraan yang lewat dan menabrak mereka.

Intinya, mereka baru pertamakali melakukan hal seperti itu. Walaupun takut, mereka tetap mendorong diri mereka. Ini semua agar mereka tidak terlambat ke sekolah.

Meskipun dalam sudut pandang Kinki, Rezky, dan Gilang itu bukanlah suatu kesalahan besar, karena berjuang untuk bisa pergi ke sekolah, namun jika seorang guru melihatnya, itu akan dianggap sebagai tindakan yang melanggar.

Dengan kata lain, meskipun mereka bertiga tidak terlambat, mereka akan tetap dapat hukuman, dengan alasan bertindak atau berprilaku diluar batas pelajar, dan itu masuk dalam buku undang-undang pelajar SMA Kebanggaan Bangsa.

Maksud dari bertindak atau berprilaku diluar batas pelajar adalah; merokok, menghadang mobil ditengah jalan seperti yang dilakukan mereka tadi, memalak, dan tindakan seperti para preman.

Namun untungnya, saat itu tidak ada guru yang lewat dan mengetahui aksi mereka, sehingga mereka terbilang aman.

- | | -

Setelah makin mendekat, mobil pickup itu pun mulai melambatkan lajunya. Dan semakin dekat semakin lambat, hingga berhenti didepan mereka bertiga.

Kemudian, jendela supir terbuka, dan disela-sela bingkai jendela itu, keluar sebuah kepala dengan sebuah suara yang keras. Tentu saja, itu adalah suara supir tersebut yang marah dengan tindakan Gilang dkk.

"Mau mati kalian?"

Gilang, Kinki, dan Rezky, memasang muka terkejut dengan reaksi pak supir.

Namun dengan mencoba tenang, Rezky menghela nafas dan berkata dengan nada memelas, "kami ingin pergi ke sekolah, pak! Sudah tidak ada lagi angkot yang lewat, dan sebentar lagi jam pelajaran pertama dimulai."

Pak supir yang mendengarkan penjelasan Rezky, menjadi agak lebih tenang, dan mau mengantar mereka bertiga.

"Baiklah! Cepat masuk!"

"Terimakasih, pak!" Ucap tiga sekawan itu. Dan mereka bertiga duduk berdesakan bangku sebelah supir.

- | | -

Sesampainya di sekolah, mereka bertiga turun dari pickup tadi dan mengucapkan terimakasih, karena telah berkenan mengantar mereka.

Kemudian mereka melihat bahwa gerbang sekolah masih belum ditutup. Rezky mengambil smartphone di saku celananya, dan kemudian melihat jam pada smartphonenya itu.

"Masih ada waktu 5 menit."

Rezky tersenyum layaknya Conan Edogawa yang berhasil memecahkan misteri pembunuhan.

"Ayo kita masuk!" Kata Rezky.

"Ya...." Jawab Gilang dan Kinki.

Mereka bertiga kemudian menyeberang jalan dan berjalan menuju gerbang sekolah. Namun sebelum sampai gerbang, seorang gadis cantik dengan rambut panjang yang diikat kebelakang atau disebut juga style ponytail (ekor kuda), muncul di hadapan mereka bertiga, dengan nafas terengah-engah.

Bukan Komedi Romantis SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang