CHAPTER 3 - No Place

1.7K 183 5
                                    


Gun mematikan televisinya saat episode ke 5 Big Little Lies berakhir. Ia bangun dari sofa untuk merenggangkan badan dan berjalan ke dapur untuk mengambil air. Sekarang setelah ia mematikan televisi, suara yang terdengar hanyalah suara Off yang sedang berbicara dari dalam kamar. Gun meminum segelas air dalam sekali tegukan dan berjalan menuju kamar.

Off mengangkat pandangannya dari berkas-berkasnya saat mendengar langkah Gun. "Iya nanti kabari saya lagi." Ia menatap Gun yang duduk di tepi tempat tidur menghadap kearah meja kerjanya. Lelaki mungil itu menatapnya dengan lekat dan ia senang saat Off jadi salah tingkah.

Baru kali ini Off membawa pulang pekerjaannya. Terlebih lagi ia membawanya ke apartemen Gun. Biasanya lelaki itu memilih pulang ke apartemen pribadinya jika pekerjaannya tidak selesai. Sesungguhnya Gun tidak bisa menebak tingkah laku Off akhir-akhir ini.

Gun tahu ia harusnya tidak menganggu Off disaat pria itu tengah sibuk. Tetapi Gun tak bisa mengalihkan pandangannya dari Off dengan tampilannya yang seperti ini, rambut acak-acakan dan lengan jas putihnya ia gulung hingga ke siku. Dua kancing teratas kemeja Off sudah terbuka dan menampilkan dadanya. Bibir Off bergerak-gerak pelan karena ia mempunyai kebiasaan untuk mengigit bibir bagian dalamnya saat sedang berpikir. Oh tidak, Gun ingin mencium bibir itu.

Mata Gun mengikuti sosok Off yang berjalan mondar mandir sambil membaca file di i-padnya dengan seksama. Ada banyak hal tentang Off yang Gun sukai. Selain senyum dan tingkah konyolnya, ekspresi serius Off juga salah satu hal yang disukai Gun dari Off. Postur tubuh Off tercetak dengan jelas saat kemeja putih yang dikenakannya membuatnya terlihat sangat sexy. Gun mengigit bibirnya mencoba menahan gejolak yang saat ini ia rasakan.

Tidak, tidak, tidak. Jangan mengganggu papi saat ia lagi sibuk, batinnya.

Disaat Off menjilat bibirnya dan mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, Gun sadar ia tidak bisa menahan dirinya lagi. Lagipula, lelaki itu pernah menganggunya saat ia sedang mengerjakan tugasnya. Anggaplah ini sebagai pembalasan. Tanpa ia sadari, Gun telah membawa kakinya menuju Off dan memeluk pria itu dari samping.

"Papi," ujarnya pelan sebelum mendaratkan kecupan-kecupan kecil di leher Off. Sampai detik ini Gun masih kesal karena Off yang terlampau tinggi sehingga ia harus berjinjit untuk mengecup pipi pria itu.

Gun berbisik pelan. "Papi, Gun mau papi."

Off hanya terdiam. Matanya tetap tertuju pada file didepannya dan hal ini membuat Gun semakin kesal. "Aku lagi sibuk."

Dahi Gun berkerut tak suka. Ia tahu seharusnya ia mengerti saat Off bilang ia sedang sibuk. Tetapi hati kecilnya tetap tak terima pria ini menolaknya.

Gun tidak menyerah. Ia kembali memberikan kecupan-kecupan kecil di leher Off, tapi kali ini ia juga mengigitnya perlahan dan sesekali mendesah pelan di telinga Off. Suara ponsel Off menghentikan Gun saat bibirnya siap berpindah menuju bibir Off. Ia mengerucutkan bibirnya kesal saat Off melepaskan pelukannya dan berjalan menuju meja untuk mengangkat telepon.

"Iya, kau yakin?"

Off duduk di kursi dan membuka berkas-berkas yang sedari tadi dibacanya. "Iya sepertinya kau benar. Iya aku sudah membaca laporannya. Mr. Sing...." Ucapan Off terputus saat Gun duduk diatas pahanya dengan posisi menghadap kearahnya. Senyum Gun penuh dengan kemenangan saat ia mengesek pelan kejantanannya dengan Off dan lelaki itu terlihat berusaha mati-matian untuk tetap fokus.

"Mr. Sing, bagaimana menurutmu?," ujar Off susah payah. Tangan Gun sudah turun ke dada Off dan ia mengitari kedua puting Off dengan jari telunjuknya dengan lembut. Gun tahu Off sudah tak mendengar jawaban pria di ujung teleponnya. Pikirannya pasti sudah terpusat pada wajah senang Gun yang sedang memainkan putingnya seakan-akan itu mainan favoritnya dan juga bagian bawah Gun yang sedari tadi ia gesekan ke kejantanan Off. Gun bahkan mulai mengecup dan mengigit putting Off pelan dari balik kemeja putih yang dikenakan Off. Saat miliknya mulai menegang, Off tahu ia lelaki mungil ini harus dihukum.

DayflyWhere stories live. Discover now