Don't want

6 2 3
                                    




'Kau tak pernah tahu apa yang kurasakan.'



By SungRaAika
🌸

Satu bulan setelahnya. Di balik meja, konselor menatap Rayya dengan tatapan yang penuh perhatian. Mendengarkan Rayya yang bercerita tak tentu arah. Bahkan sesekali lupa apa yang akan Rayya sampaikan.

Rayya dibuat untuk mengingat kembali seluruh luka dalam hidupnya. Rayya menceritakan kembali apa yang sudah ia alami selama ini. Mulai semasa kecil, remaja, hingga saat ini.

Ada beberapa bagian yang tak bisa Rayya ingat. Bagai lemari terkunci yang ingin dibuka namun tak ditemukan kunci disekitarnya. Sampai kini, Rayya tak pernah bisa mengingat apa yang telah terjadi selama ia menduduki kelas dua SMA. Ia tak pernah ingat apa yang terjadi kala itu. Hanya potongan kecil yang mampu diingatnya.

Banyak hal yang ingin Rayya lupakan. Mungkin itu sebabnya. Ia ingin lupa segala rasa sakit yang ia alami dan yang ia dapat selanjutnya adalah melupakan semuanya.

Ucapan yang disampaikan konselor pun tak ada satupun yang Rayya ingat. Yang ia ingat hanya rasa sakit saat menceritakan kembali kisahnya.

Dan ia pun menciptakan trauma baru dalam hidupnya.

Hari-hari berjalan mendung. Jiwa Rayya seakan digandrungi oleh awan hitam di dalamnya. Sesekali ia tersenyum. Namun senyum itu menampakkan kesedihan yang mendalam.

Masih ia ingat betapa berkhianat ayahnya. Betapa sulit membahagiakan ibunya. Betapa ia rindu akan masa kecilnya. Tak dipungkiri lagi, berapa banyak ingatan Rayya yang hilang akan kebahagiaan.

Namun sifat Rayya tetap pada porosnya. Ia dipenuhi dengan berbagai energi di dalamnya. Itu yang membuat Rayya mempunyai banyak teman. Dan itu yang membuat Rayya melupakan sejenak kesedihannya. Itu yang membuat Rayya mampu bertahan.

Namun suatu ketika, perasaan depresi kembali tumbuh dalam dirinya. Ia meraung, menangis, menghancurkan segala benda dihadapannya. Membuat tali pertemanannya putus seketika. Bahkan pada saat itu, Rayya tak lagi percaya pada teman semasa SMA-nya. Yang menemani Rayya dari awal sampai akhir. Yang memahami apapun kondisi Rayya. Yang mau ada saat Rayya dalam kesusahan. Pada saat itu yang membuat pertemanan mereka hancur tak lain tak bukan adalah Rayya sendiri. Seluruh kata-kata tajam keluar dari mulut Rayya. Sifat pemarahnya timbul dari kebiasaan marah ibu dan ayahnya. Saat ibunya marah, beliau menggunakan kata-kata tajam bak pedang tak bermata. Saat ayahnya marah, ia memukul dengan membabi-buta. Seluruh adegan itu terekam sempurna dalam diri Rayya. Sehingga ia mempunyai sifat keduanya saat marah.

Di sisi lain yang tak kalian tahu, ia sangat lembut. Rapuh. Bagai bunga Dandelion. Bila ditiup, bunga itu akan hancur. Namun helaian bunga yang terbang, membawa kebahagiaan dan harapan untuk orang lain. Banyak senyum yang ia keluarkan untuk membahagiakan orang lain. Sehingga seringkali ia berucap pada dirinya sendiri bahwa ia sangat ingin menjadi penyembuh orang-orang yang merasakan sakit seperti dirinya. Ia ingin, orang itu mengerti akan rasa sakit. Mengerti akan bekas luka yang akan terus berada di hatinya. Mengerti bahwa itu semua akan dijadikan pembelajaran. Mengerti bahwa itu semua akan membawa kebahagiaan untuk orang lain. Mengerti bahwa cerita itu akan menjadi cerita yang bahagia di kemudian hari. Mengerti bahwa saat menceritakannya, tak lagi menangis karena mengalaminya. Namun tertawa karena sudah melewatinya.

Hingga ia akan tahu, betapa anak-anaknya di kemudian hari. Akan merasakan betapa lembut dan perhatian ibunya. Karena sedari dulu ia dihantam dengan batu yang maha keras sampai jiwanya halus seperti pasir.

Hingga ia akan tahu, betapa ia disegani oleh orang-orang yang bekerja sama dengannya. Karena ia diterpa dengan berbagai bahaya dan ia melewati itu semua dengan strategi yang sudah Allah siapkan. sampai Rayya bisa dengan bijak melewati seluruh garam dalam hidupnya.






🌸

Beberapa bulan ia lewati setelah titik terendah dalam hidupnya. Nyaris ingin menghilang dari bumi ini. Namun banyak yang mengingatkannya. Kalian tidak pernah tahu, bahwa selama ini Rayya selalu diingatkan lewat post yang dikirim orang lain melalui timeline sebuah aplikasi yang sering ia gunakan. Hingga pda puncaknya,

"Ray, tumben kerudungnya nutupin dada?"


Kalian tidak akan pernah tahu bila tak pernah mencoba terjun kedalamnya. Penyembuhan dilewati Rayya seorang diri. Mau bagaimana pun orang lain mengingatkan. Mau bagaimanapun konselor mengatakan kata-kata indah pembangkit semangat. Bila Allah tak mengizinkan ia sembuh, maka tak sembuhlah ia.

Hingga perlahan Rayya mulai istiqomah menjaga jilbabnya. Mulai tak mau lagi melepas apa yang menjadi kebanggaannya. Saat itulah ia sadar. Bahwa apa yang selama ini ia lewati adalah cara Allah menunjukkan bahwa Ia tak mau Rayya jatuh terlalu dalam menyelami dosanya. Dengan cara menarik Rayya kembali dari dasar jurang dengan seutas tali yang perlu Rayya panjat dengan sekuat tenaga. Hingga ia sadar, bahwa selama ini Allah berusaha mengabulkan salah satu doanya.

'Naikkanlah derajatku dan kedua orang tuaku.'

Dan membuat Rayya mengerti apa itu kesabaran dan keistiqomahan. Membuat Rayya mengerti, ia tak perlu lagi berharap pada manusia. Melainkan Allah sang pembuat rencana.

Membuat Rayya mengerti,

Apa itu arti kehidupan.

















Dalam cerita ini, aku tak akan menyampaikan detail kokoh sebuah cerita. Namun yang ingin kusampaikan adalah curahan terdalam dan pesan dari orang yang menceritakannya. Semoga kalian dapat mengerti apa itu rasa sakit dan kepedihan yang selama ini pernah kalian alami.

Semua orang terlahir dengan masalah yang mengikutinya masing-masing. Dan dari masalah-masalah itu yang akan membangun sifat dalam diri kalian. Yang akan membangun seluruh hal yang kalian butuhkan. Yang akan membangun sifat-sifat kalian. Tergantung dari kamera mana yang kalian pandang, dari mana cahaya yang kalian dapat, dan kegelapan mana yang akan kalian lewati. Karena dari kegelapan, kalian akan merindukan cahaya.

Bagai kata-kata yang kusuka..

'Merantaulah, karena dengan merantau kalian akan mengerti rasanya rindu.'


Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk kalian semua.


Terima kasih.





THE END



WOHOOOOO AKHIRNYAHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!

Lelah kumeneliti bagian mana yang akan kuceritakan pda kalian ahahahahha

Sumpah inituh memusingkan sekali ceritanyaaaaa dan cerita ini akan kumantapkan sebagai short storyyyyy.

Intinya, ini malah bukan cerita ya? Wkwkw malah semacam puisi

Tapi yasudahlah. Pesan dan kesannya semoga tersampaikan pada pembaca
/walau gaada yang baca/

/nangis di lemari/

Wkwkwk okeidehhhhhhh

Ini dabel apdet sama chapt. sebelumnyaa.

Selamat menunggu zerita selanzutnyaaa

Bye byeeee 🙏🏻🙏🏻🙏🏻👋👋👋👋👋🎊

Trust to Allah [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang